Chapter 4

44 3 3
                                    

-KYLA POV-

Hari ini adalah hari ke-2 MPLS, sebenernya gua males banget nget nget buat ikut MPLS, apalagi keinget sama kaka kelas gak jelas itu jadi makin males ikut ginian, tapi karna ini wajib dan syarat untuk masuk ke sekolah itu, sekolah yang gua mau dari dulu.

Gua bersiap untuk ke sekolah, sebelum berangkat gua mrncomot selembar roti diatas meja lalu memberi salam pada mama.

"La, makannya duduk!" Perintah mama yang gak gua indahkan.

"Udah telat mah, aku berangkat dulu ya,"

Aku berangkat ke sekolah, kali ini pakai angkot, karna papa sibuk dan jalan lebih pagi tadi.

Saat sampai, gua pun bersalaman sama pak satpam, namanya pak Yatno, orangnya friendly. Cuma emang mukanya rada galak, mungkin karna kumisnya yang tebel bikin dia 'keliatan' galak, aslinya mah saik.

Gua masuk ruangan dan duduk ditempat gua, menaruh tas dan mengeluarkan ponsel pintar dari tas. Gua main game pake headset yang terpasang apik dikuping.

Pas lagi asik-asiknya, tiba-tiba Gatha dateng dan mengisyaratkan kalau kaka osis sudah datang dan waktu bermain gua otomatis habis.

Gua taro hp gua di kolong lalu gua power off agar tidak menganggu jalannya MPLS, takut tercyduk lalu disita. Hell no, gua gak mau hp gua disita.

⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫

Hari ini berasa cepet, karna Manda gak keliatan, Yeay. Rasanya sekolah ini jadi kaya surga.

"Weh bengong aje neng,"

"Ih ngagetin aja lu Ky," Kata Gatha sambil mengelus dadanya, lalu gua bales cekikikan.

"Btw, jangan panggil gua ky-ky an dongg, gak enak aja gitu di dengernya,"

"Lah tumben, emang lo mau gua panggil apa? Mimi peri?"

"Jangan dong, nanti gua jadi ratu kayangan,"

"La aja la, gua dirumah dipanggil La soalnya," sambung Gua dibales cekikikan oleh Gatha.

"La ko ilang anjng, IBU IBU!!?"

"Gak gitu ya bambank"

"Bukan bambang gua,"

"Lah terus apaan? Sumanto?"

"Yee mana ada, pemakan manusia dong gua," Balas Gatha.

"Oh lupa gua, lu kan pemakan ubun-ubun bayi,"

"Iyain biar cepet, eh ky lu gak ke kantin? Kantin yuk laper," Kata Gatha ke gua yang lagi beresin meja.

"La ya sayangku, jangan ky ky'an, Yuk laper gua."

"Najis dah lu,"

Kita berdua sampe dikantin dan bingung mau duduk dimana karna semua bangku penuh. Tiba-tiba Gatha narik tangan gua dan mendatangi meja Willi dan Nathan.

"Boleh duduk sini gak?" Tanya Gatha pada mereka berdua.

"Nyewa ya satu detik goceng," Balas Willi.

"Iye gua keplak pala lu abis itu," Bales Gatha gua cuma ngakak denger balesan Gatha.

"Iye ilah, duduk mah duduk aja, iyak gak Tan?" Tanya Willi pada Nathan.

"Hm"

"Hm hm bae, kaya nissa sabyan lu," Bales gua geregetan asli gua geregetan sama orang sediem batu macam Nathan.

Nathan cuma liatin gua terus lanjutin makannya.

Gua dan Gatha mesen makanan dan kembali duduk disitu.

"Makasih ya will udah bolehin kita duduk sini," Kata gua ke Willi yang mangkok baksonya sudah kosong melompong sisa kuah merah khas saos.

"Iye santai aja,"

"Btw, tadi gua gak liat Manda deh Tan, kemana tuh nenek sihir?" Tanya Willi dan gua cuma bisa diem sambil makan tapi berusaha dengerin juga.

"Nenek gayung dia cocoknya, gak tau, mati kali," Jawab Nathan as manusia batako asal.

"Wah parah lu tan." Balas Willi sambil cekikikan.

Eh bujug orang disumpahin mati, serem juga si batako ini.

Pas beberapa menit berlalu, gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba orang yang mereka omongin dateng.

Yap Manda si manusia nyebelin dateng, dan main nemplok dibahu Nathan, tangannya yang bergelayutan dibahu Nathan diusir oleh pemilik bahu tanda risih.

"Dih kok lu gitu si? Kan gua kangen sama lu," Kata Manda genit.

"Paan si lu," Jawab Nathan dengan ekspresi yang sudah bisa kita tebak, yap marah.

Manda cuma bisa manyun, terus liat ke depan, dan pelototin gua.

"Ngapain lu duduk sini?! Nantangin gua lu ya!?" Kata Manda sambil nunjuk gua.

"Dih apaan si, beli otak sono, bacot aja kerja lu, gua yang suruh dia duduk sini, Gak usah banyak bacot, dan gua gak suka ya lu sksd sama gua," Kata Nathan marah.

"Kok kamu marah si sama aku? Gara-gara cewe ini ya!?" Kata Manda lalu deketin gua dan jenggut rambut gua.

Gua berusaha melawan namun malah tambah bikin rambut gua rontok rasanya. Kejadian ini bikin seisi kantin teralih perhatiannya ke kita.

"Lepas." Perintah Nathan masih dengan nada normal.

"Lepas gua bilang," Kini suaranya meninggi sedikit.

"GUA BILANG LEPAS, MANDA!" dan akhirnya membentak Manda.

Tangan dia ngelepasin jambakan rambut tadi dan berlari sambil menangis diikuti segerombolan gengnya yang ternyata nungguin di meja yang paling deket sama koridor

Oh shit, ini bakalan jadi pertanda buruk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku, Kamu, dan Kenangan
[Chapter 4 End]
.
.
.
.
.
.
.

Hullaa👋, udah lama banget gak lanjutin cerita ini hehe. Maaf yaa kalo banyak typonya🙏, dan terima kasih udah baca🙏 semoga sukak yaa, dan Have a great holliday kawan-kawan👋.

Aku, Kamu dan KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang