Bab 5

125 18 17
                                    

Alex hanya memperhatikan dua wanita yang begitu berharga dalam hidupnya saling berbagi cerita. Lebih tepatnya Audrey, sedangkan Joanna hanya tertawa menanggapi. Ia sedikit tak percaya melihat hal ini, karena adik perempuan yang ia kenal sangat sulit dekat dengan orang baru.

Bahkan, kini Alex merasa seakan dilupakan keberadaannya. Padahal ia mengajak Joanna ke Italia karena ingin berbulan madu. Namun, Audrey memonopoli istrinya itu sejak kedatangan mereka kemarin.

Akhirnya, Alex memilih meninggalkan mereka dan melakukan pekerjaan lain. Ia menjauh dan menghubungi Simon yang memang berada di salah satu markas mereka. Pasti ada informasi terbaru dari Sam.

Sekitar lima menit berbicara dengan Simon cukup membuat Alex memilih meninggalkan Joanna bersama Audrey di penthouse ini. Rupanya memang ia tak bisa melepas segalanya begitu saja walau hanya sehari. Karena Sam bekerja lebih cepat dari biasanya.

"Aku pergi sebentar."

Joanna dan Audrey menatap Alex yang sudah berpakaian rapi. Wanita bersurai karamel itu berdiri menghampiri suami yang tak jauh darinya. Ia mendongak menatap penuh tanya. Seakan mereka hanya berbicara melalui kontak mata dan sudah mengerti semua.

Alex tersenyum tipis, kemudian mengecup kening istrinya lama. Menyalurkan kasih sayang yang hanya bisa ia limpahkan pada kedua wanita ini. Perlakuan manis selalu berhasil membuat Joanna merasa semakin tidak ingin jauh dari Alex.

"Jangan pergi!" Joanna melarang Alex dengan memeluk erat pria itu.

Audrey sendiri hanya memperhatikan interaksi antara Joanna dan Alex. Ia sangat mengerti kegelisahan dari kakak iparnya itu. Karena bagaimanapun dirinya masih termasuk orang asing. Mereka baru kenal sehari dan dari yang Audrey amati, Joanna benar-benar gadis yang lugu.

Selama bercerita, gadis itu benar-benar seperti terisolasi dari dunia luar dulunya. Banyak hal yang tidak ia mengerti, tetapi Audrey menyukai saat Joanna menanyakan sesuatu yang asing baginya. Tidak ada yang ditutupi dan ia pun yakin jika Alex memang memilih pendamping yang tepat.

Namun, kepolosan Joanna juga sangat berbahaya. Alex memiliki banyak musuh. Bukan hanya pria itu, lebih tepatnya organisasi mereka. Jadi, Audrey sendiri menyetujui permintaan kakaknya untuk melindungi Joanna.

"Tenanglah, Joanna! Kau aman bersama Audrey di sini," ucap Alex seraya melepas pelukan istrinya. Ia tidak boleh terlalu lama menunda. Semakin cepat ia pergi menemui Simon, maka urusannya segera selesai.

"Aku ingin bersama Alex." Tidak biasanya Joanna merengek manja seperti ini.

Pria itu melirik Audrey meminta bantuan untuk merayu istrinya. Wanita itu mengangkat bahu dan mendekat. Ia menepuk pundak Joanna pelan membuat kakak iparnya tersebut menoleh dengan mata berkaca-kaca. Oh, hal yang sangat dihindari olehnya. Manik yang begitu indah, benar-benar membangkitkan sesuatu dalam diri.

Audrey membuang muka sebentar, memilih menenangkan diri. Tarik napas, buang. Itu ia lakukan beberapa kali sebelum kembali berhadapan dengan Joanna yang benar-benar siap menumpahkan air matanya.

"Kau ingin jalan-jalan? Di Italia banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi." Ini pertama kalinya bagi Audrey merayu seorang wanita. Joanna benar-benar menjungkir balikkan dunia mereka. Sangat berbahaya.

Wanita itu kembali mengalihkan pandangannya ke Alex yang memperhatikan usaha keras Audrey. Oh, tentu ia tahu itu. Bagi adiknya, mata seseorang yang berkaca-kaca itu sangat menarik untuk disiksa. Kini, ia kembali memikirkan apakah Joanna benar-benar aman di tangan Audrey? Sial!

"Tidak apa-apa, kau bisa pergi dengan Audrey. Nanti setelah urusan selesai, aku akan menyusul kalian," ucap Alex memberi pengertian pada istrinya.

Joanna mengangguk pelan, ia melepas pelukan pada pinggang Alex dan benar-benar berbalik menghadap Audrey. "Ke mana?"

"Kau akan tahu nanti, tempatnya sangat bagus."

Lagi, Joanna hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia masih berat melepaskan Alex, tetapi dirinya juga mulai bosan kalau hanya menunggu di penthouse ini. Mungkin Audrey akan benar-benar menjadi temannya kali ini.

"Ayo, kita keluar bersama," ajak Alex.

"Tidak Alex, kau duluan saja. Joanna harus bersiap-siap terlebih dahulu."

Alex tidak protes, ia setuju dengan Audrey. Dilihat dari penampilan yang hanya mengenakan kaus tipis dan hotpants, tentu saja ia tidak rela jika Joanna keluar mengenakan itu saja. Istrinya ini sangat mudah menarik perhatian pria di luar sana.

"Aku percayakan Joanna padamu, jaga dia baik-baik!" Perintah yang tentu akan dijalankan oleh Audrey tanpa perlu instruksi seperti ini.

Entah bagaimana, walau baru sehari berkenalan, Audrey merasa sudah sangat menyayangi Joanna. Ia akan melakukan apa pun untuk memastikan kakak iparnya selalu aman. Sebenarnya, wanita itu merasa jika Joanna lebih cocok menjadi adiknya. Oh, keinginan yang benar-benar tidak mungkin tercapai.

Sejak awal ia hanya hidup berdua dengan Alex. Membangun sebuah kerajaan bawah tanah yang kini ditakuti oleh organisasi lainnya. Bersama dengan Simon dan Sam yang ikut andil dalam hal ini. Pria itu. Bagaimana kabarnya? batin Audrey memikirkan sosok yang sudah lama tak ditemui.

***

Alex sudah berada di sebuah bangunan bersama Simon, menghadap LED yang menampilkan sosok Sam di sana. Pria itu menunjukkan sesuatu yang ia dapat. Sebuah blueprint dengan detail kerangka bangunannya. Bahkan pintu rahasia pun berhasil ditemukan.

"Apa itu?" tanya Alex

"Hasil dari penyelidikanku tentang kejadian di Hornbrook membawa kita pada sebuah harta karun. Terserahmu ingin menyebutnya bagaimana? Aku akan memperbesar tampilannya dalam bentuk 4D. Kau bisa melihat isi dari salah satu ruangan ini," jelas Sam panjang lebar.

Alex dan Simon masih menunggu, mereka tidak sabar dengan kejutan yang diberikan oleh Sam. Menarik, itu pasti. Keduanya terfokus pada layar yang perlahan semakin jelas menampilkan isi dari ruangan yang dimaksud Sam.

"Di mana?"

"Sangat dekat dengan kalian," sahut Sam di seberang sana yang sukses menerbitkan seringai mengerikan di bibir tebal Alex.

"Kau siap untuk berpesta, Simon?"

"Tentu, kapan pun!" Penegasan seorang Simon yang sebenarnya sudah sangat tidak sabar menanti perintah. "Sebuah kebetulan yang sangat menguntungkan." Seringainya ikut terbit, Simon benar-benar bersemangat.

JOANNA (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang