1

913 42 12
                                    


Mohon di Vote dulu ya readers ku tercinte 💋.

________

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI KAMU!!!" Teriak seorang wanita paruh baya sambil mencengkram tangan kanan gadis cantik itu.

"Sakitt bundaa... Bundaaa sakittt bun lepasin tangan Gita bun.. bunda sakiiitttttt..." Ringisan seorang gadis cantik bernama Gita itu

"Jangan pernah kamu sebut saya dengan nama bunda saya bukan bunda kamu!" Ucap Lidya membuat hati Gita seperti terhantam ribuan tombak. Sakit sekali.

"Bundaa bohong, Gita ini anak bunda" Ucap Gita yang sudah meneteskan air mata

"Sudahlah diam saja kamu" Ucap Lidya lalu berhenti di dapur dan berniat ingin memasukan tangan Gita ke panci yang berisi air panas

"Bun bunda mau ngapain bun" Tanya Gita dengan ketakutan ia takut jika tangannya akan dimasukan ke dalam panci tersebut.

"Diam kamu" Bentak Lidya membuat Gita kaget dan takut.

"Bunda jangan bunda itu panas bunda bundaa" Teriak Gita ketika Lidya ingin memasukan tangan gadis itu ke dalam panci tersebut.

Tangan Gita berhasil dimasukkan ke dalam panci tersebut dan membuat sang empu menjerit kesakitan.

"Bundaa panass bundaaa"

"Bunda lepasin bundaaa"

"Bundaaa sakitttt"

"Ahhh panas bundaaaa"

"Bunda lepasin tangan Gita bundaa, Gita mohon bundaa hikss...hikss..." Teriakan gadis itu dengan air mata yang sudah membasahi pipi gadis itu.

Lidya melepaskan tangannya dari tangan Gita membuat Gita langsung menarik tangannya dan meniupnya berusaha untuk menahan rasa sakit akibat air panas tersebut sementara Lidya hanya tersenyum sinis dan langsung menjauhi Gita yang sudah mengalirkan air dengan deras dari matanya.

"Bundaa hikss...hikss...hiks..." Tangis gadis itu sambil memegang tangannya yang sudah melepuh akibat air panas tadi.

Gita memutuskan untuk berdiri dan berjalan menuju kulkas agar ia bisa mendapatkan es batu untuk menyembuhkan lukanya.

"Untung masih ada esnya" ucap Gita senang dan ia segera mengompres tangannya dengan es batu tersebut.

Sakit? Jelas tapi Gita selalu punya cara tersendiri untuk menghilangkan rasa sakitnya dengan cara ia menguatkan dirinya akan sosok kakaknya.

"Ayo gita jangan sedih ada kakak disamping kamu" Ucap Gita kepada dirinya sendiri dan membuatnya tersenyum sangat manis padahal ia merasakan sakit.

Setelah dirasa sudah mendingan ia kembali bangkit dan menuju keluar rumah. Ia membuka ponselnya dan mulai menelepon seseorang.

"Jemput saya di pertigaan depan rumah saya" Ucap Gita pada orang disebrang sana.

"Baiklah nona, Saya segera kesana" Ucap seseorang disebrang sana.

Gita memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Ia sedang menunggu seseorang yang menjemputnya. Sekitar kurang lebih 5 menit seseorang itu datang. Gita cepat-cepat masuk kedalam mobil tersebut.

"Kita ke cafe" Ucap Gita

"Maaf nona, tangan nona kenapa?" Ucap Mikael, bodyguard andalan Gita.

"Tidak apa apa hanya luka biasa" Ucap Gita sambil tersenyum. Mikael membuang nafasnya kasar. Ia tau bahwa atasannya ini sedang berbohong.

"Apa nona dipaksa oleh orang tua nona untuk memasukan tangan nona ke dalam air panas?" Ucap Mikael membuat Gita terdiam seketika tetapi langsung ia tersenyum kembali

"Jangan asal menuduh Mikael, Saya tidak suka itu apalagi tentang orang tua saya" ucap Gita dengan nada rendahnya membuat Mikael merasa bersalah.

"Maafkan saya nona" Ucap Mikael yang dibalas anggukan oleh Gita.

"Nona kita sudah sampai" Ucap Mikael membuat Gita mengangguk.

Gita keluar dengan tampilan berbeda. Ia memakai celana hitam, baju putih serta memakai outhor panjang berwarna hitam dan memakai kaca mata hitam serta menutupi luka tangannya dengan selendang hitam dan tak lupa memakai masker hitamnya.

Sebenarnya tadi ketika Gita memakai sweater putih dengan celana hitam. Ia mengganti pakaiannya saat didalam mobil. Mikael tidak melihat karena sudah dibatasi gorden oleh Gita.

Gita memasuki cafe yang bernama Lova's Cafe. Nama cafe ini diambil dari nama tengah Gita.  'Sagita Dealova Mahendra'

"Bagaimana? Apakah ada peningkatan?" Tanya Gita pada salah satu karyawan.

"Peningkatan yang begitu drastis nona, sekarang setiap saat cafe ini selalu ramai pengunjung" Ucap Karyawan itu

"Bagus kerjakan pekerjaan kalian dengan benar" Ucap Gita kepada karyawannya dengan senyumannya itu

"Siap nona" ucap serempak karyawan iu semua.

"Baiklah, saya masih ada urusan, saya pergi dulu"

"Hati hati nona" Ucap Karyawan itu dan dibalas anggukan oleh Gita

Gita keluar dari cafe tersebut lalu menuju mobil yang ia tumpangi tadi.

-

Hai gais!

Ini cerita kedua gue loh wkwk
Gimana menurut kalian?
Kalo aku si yes eh- wkwk

Jangan lupa Vote dan Komen ya, Karena Vote dan komen kalian tu berarti banget buat gue.

SAGITA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang