8

214 11 0
                                    

"YA AMPUN GITAA!!!!!" Teriak Karin saat melihat Gita sedang menepuk nepukan tangannya. Ini ni kayak bersihin tangan gitu loh.

"Why?" Tanya Gita bingung kepada Karin.

"GILA INI KAMAR GUE?!" Ucap Karin tak percaya melihat kamarnya yang tadinya seperti kapal pecah berubah menjadi perpustakaan yang tersusun rapih. Ini semua berkat Gita.

"Pikir aja sendiri" Ucap Gita lalu pergi ke meja rias Karin untuk menyemprotkan parfum yang berbau bayi ke tubuh Gita.

'Pess pess' (anggep aja suara semprotan)

"Rin minta ya" Ucap Gita meminta izin setelah memakai parfum itu.

"Lah ogeb, dimana mana izin dulu baru make, lah lo make dulu baru izin" Cibir Karin.

"Kan gue langka" Ucap Gita menuju pintu kamar Karin. "Cepet gua tunggu di bawah" Perintah Gita membuat Karin menyumpah serapahkan Gita.

Karin berjalan menuju meja riasnya untuk merapihkan rambutnya. Setelah itu ia keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

"Pagi, Princess datang" Ucap Karin sambil berjalan menuju meja makan.

Gita mendesis, " Princess gundulmu"

"Udah jangan ribut, Karin minum susunya" Lerai Rina. Karin langsung meminum susunya dan Gita memakan roti.

Karin meletakan gelasnya diatas meja, "Kuy berangkat"

Gita mengangguk dan berdiri menghampiri Rina.

"Mah, Pamit ya, Assalamualaikum" Pamit Karin setelah menyalami tangan Mamanya begitu juga dengan Gita.

Rina tersenyum, "Iye hati hati lo bedua"

Karin dan Gita mengangguk dan berjalan menuju pintu.

Karin berjalan dan ia melihat mobil Gita terparkir rapih di depan rumahnya.

Karin menoleh ke Gita, "Eh Mikael dari tadi nungguin?" Tanya Karin

Gita mengangguk dan Karin hanya membentukan mulutnya berbentuk 'o'

***

Kringg...kringggg

Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa siswi senang dan mereka pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kelaparan.

"Kantin kuy," ajak Karin kepada Gita yang masih sibuk mencatat.

Gita menoleh ke arah karin, "Bentar." Karin hanya mengangguk sebagai jawaban dan ia mengotak atik handphone nya.

Gita selesai mencatat kemudian ia memasukan bukunya ke dalam loker.

"Ayo" ajak Gita. Karin berdiri dan mereka berdua berjalan menuju kantin yang sangat ramai.

Setelah sampai di kantin, "Gila penuh banget" ucap Karin memperhatikan kantin yang sangat sangat ramai ini.

Gita mendengus kesal, "Lo cari tempat gue pesen makan gimana?" Usul Gita membuat Karin mengangguk setuju.

Mereka pun berpencar. Karin yang sedang melihat kesana kemari membawa alamat jeng jeng Eh-.

Akhirnya Karin menemukan tempat dan bertepatan Gita membawa pesanan mereka.

"Gila ya sempit-sempitan gua mesen ini, untung ga tumpah" cerosos Gita sambil memasukan kecap ke dalam mangkuk baksonya.

Karin mengambil mangkuk baksonya juga, "Iya gila, tumben banget ini kantin rame kek gini biasanya juga ga rame rame amat."

***

Saat ini Karin berada di apartemen milik Gita. Ia tengah sibuk tidur tiduran di kasur empuk milih Gita sambil memainkan handphone nya. Sementara Gita sedang mengambil beberapa cemilan di dalam kulkasnya.

Gita datang dengan beberapa cemilan dan minuman. Ia berjalan menuju sofa dan menaruh makanan dan minuman itu di meja.

Karin menoleh ke arah Gita, tidak Karin menoleh ke arah makanan dan minuman itu seketika Karin langsung turun dari kasur dan berjalan cepat menuju meja agar bisa mengambil makanan. Seperti orang yang kelaparan bukan?.

Karin yang mengambil cemilam berupa keripik pedas itu langsung membuka bungkusnya dan memakannya dengan antusias. Gita yang sedari tadi dilakukan oleh Karin hanya bisa mengelus dadanya, Sabar.

'Untung temen' batin Gita.

Karin menoleh dan menatap Gita dengan tajam. Seolah olah dia tau apa yang Gita ucapakan meski didalam hati. Gita yang mengetahui ia sedang diperhatikan oleh Karin, ia melototi Karin dan alhasil Karin malah terkekeh.

"Ga ikhlas bilang anjir" Ucap Karin sambil menaruh bungkus keripik yang sudah tidam ada isinya ke atas meja.

Gita berdecak, "Buang si gila, itu ada kotak sampah", Sambil menunjuk kotak sampah yang terletak di pojok ruangan.

Mau tidak mau, suka tidak suka Karin segera membuang bungkus keripik tersebut ke kotak sampah. Seperti anak yang menurut pada ibunya.

"Nah gitu dong baru cakep!" Seru Gita. Ia mengambil roti yang isinya coklat lalu ia makan sambil mengotak-atik benda tipis yang ia genggam.

"Lo masih sering balapan motor lagi ga si?" Tanya Gita

Karin menatap Gita dengan tatapan berbinar, "Kemarin baru aja menang" Ucap Karin dengan senyum merekah.

Gita melongo, "Lah kok lo ga bilang, kan biasanya gua dateng kalo lo lomba gitu" kesal Gita.

"Ya gimana lo juga kan sibuk njir, lagian itu juga balapan ga terlalu rame cuma 7 orang lah yang ikut balapan" Ucap Karin.

Gita melempar bantal yang ada di sofa ke arah Karin.

"Awww" Ringis Karin.

"Mana ada balapan tu ga rame, terus yang balapan juga 7 orang, ya pasti rame lah goblok."

Karin tertawa, "Ya menurut gue itu sepi gila" Karin memberi jeda ucapannya "Kalo rame tu yang ajang resmi, doain gue biar bisa sampe di ajang resmi."

"Aamiin"

SAGITA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang