12

179 9 1
                                    

Selamat Sore
Happy Reading


____

Rendi menautkan alisnya bingung.

"Kenapa?"

Gita tampak sedang berfikir untuk menjawab pertanyaan dari ayahnya itu. Rendi tersenyum simpul.

"Ayah ga akan ngasih tau apapun, kamu tenang aja," ucap Rendi dengan nada yang lembut.

"Makasih, .......Ayah"

____

Saat ini Gita sedang duduk di kursi kerjanya ditemani dengan kertas kertas yang bertumpuk dan juga laptop di depannya.

Ia mulai mengetikan sesuatu disana sambil melirik kertas di sebalahnya. Begitu terus hingga selesai.

Setelah kurang lebih 30 menit berkutat dengan laptopnya akhirnya pekerjaannya selesai.

Gita menghela napas panjang dan kemudian bersadar dikursinya dengan mata yang terpejam.

Tiba tiba suara dering telepon mengganggu istirahat Gita, membuat Gita mendengus kesal.

Ia membiarkan ponselnya berdering, masa bodo dengan siapa yang menelponnya. Nada dering dari ponselnya mati dan kemudian berbunyi lagi. Dan lagi lagi Gita membiarkannya.

Dan akhirnya nada dering itu berhenti. Gita masih memejamkan matanya dan tiba tiba ia membuka matanya terkejut karena ia teringat satu hal.

Ia mengambil ponselnya dan melihat tanggal hari ini. Tertera di benda pipih canggih miliknya yaitu tanggal 1 Juli.

Tanggal itu adalah tanggal saat kakaknya pergi untuk meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Gita berdiri dari posisi duduknya dan ia berjalan menuju pintu ruangannya.

Gita berjalan melewati lorong perusahaannya. Banyak sekali karyawan karyawan yang menyapa kepada Gita. Tapi, Gita hanya membalas dengan sebuah senyuman.

Saat Gita berjalan, ia berpapasan dengan Mikael.

"Mau kemana?" Tanya Mikael.

"Pemakaman"

"Ayo gue anter" tawar Mikael.

"Ya kan emang biasanya lo yang nganter bego" ucap Gita dengan memutar bola matanya malas. Sementara Mikael hanya menyengir kuda.

Mikael dan Gita berjalan berdampingan menuju pintu keluar lalu menaiki mobilnya yang disupiri oleh Mikael.

Mobil mereka menuju kesebuah pemakaman. Namun, Gita membeli bunga terlebih dahulu.

Gita membawa sebuket bunga dan berjalan menuju makam kakaknya, Kevin.

Saat Gita sudah sampai di makam Kevin, ia berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan nisan kakaknya tersebut.

Diusapnya batu nisan yang bertuliskan nama kakaknya disana. Gita tidak bisa menahan air mata yang sudah menumpuk di matanya dan saat ia berkedip jatuhlah air matanya dan membasahi pipi halusnya.

SAGITA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang