Part 8

30 8 5
                                    

Malam yang cerah dan langit yang di penuhi bintang-bintang tak lupa ada sang rembulan yang selalu menerangi bumi.

Clara, gadis itu sekarang sedang berada di meja belajarnya menatap handphone yang ada di hadapannya. Handphone itu ada dua yang satu milik Clara dan yang satu lagi milik Arlan, yang berhasil Clara ambil tadi siang.

"Kasian juga yaa si Arlan" ucapnya sambil menopang dagu.

"Eh tapi bodoamat! Tadi aja dia tega sama gue"

Bagaimana handphone itu masih ada di tangan Clara? Gadis itu dengan segala cara menghindari Arlan bahkan ia bolos jam pelajaran terakhir dan meminta sahabatnya membawakan tas miliknya.

Ting!
Ting!
Ting!

Suara bel berbunyi begitu keras menarik perhatian Clara.

"Apaan sih! Di bawah gak ada orang apa?!" Ucapnya berjalan ke pintu masuk rumahnya.

"Sebentar!" Teriaknya saat sudah berada di depan ruang tamu.

"Iya ada ap---" ucapnya terputus setelah mengetahui siapa orang yang datang ke rumahnya.

"Arlan! Pasti dia mau minta handphonenya" Batin Clara.

Arlan, cowo itu menatap tajam Clara yang di tatappun salah tingkah.

"Ehh... Arlan nga--ngapain kesini?" Ujarnya terbata-bata.

"Handphone gue!" Jawabnya datar.

"Ehmm... Yaudah masuk dulu yuk!" Ajaknya untuk sedikit menenangkan Arlan tatapan cowo itu membuat Clara takut, sebenarnya dia tau cowo yang ada di hadapannya saat ini sedang menahan amarahnya.

"Duduk dulu! Gue keatas ambil handphone lo"

Tak butuh waktu lama Arlan menunggu Clara mengambil handphone karena gadis itu tadi langsung berlari menuju kamarnya.

"Ini! Handphone lo" meyondorkan bendahara pipih itu pada Arlan.

Arlan menghela napas panjang "lain kali kalo mau ngumpetin pinter dikit! Gue tau rumah lo! Percuma lo lari jauh-jauh"

"Maaf" ucap Clara lirih.

Cowo itu mendengus lagi "Abang lo mana?" Tanyanya

"Eh... Iya yaa bang Andre kemana dan juga gue baru sadar kalo rumah ini sepi"

"Gue keatas dulu mau ambil handphone!" Ujar Clara berlari menuju tangga.

"Hobi banget lari itu bocah ya! Heran" gumam Arlan.

Gadis itu menuruni tangga sambil memainkan handphonenya dan menempel benda itu ke telinganya.

"Halo! Bang"

"Paan sii?"

"Lo dimana? Rumah sepi tau"

"Gue di Bogor ada tugas kampus! Nginep"

"Kok gak bilang-bilang?! Terus ini bunda sama ayah kemana?" Tanya Clara sedikit menaikan nada suaranya.

"Oh iya! Gue lupa kasih tau lo. Bunda sama ayah ke rumah nenek, soalnya nenek lagi sakit"

"Apa?!! Berarti gue di rumah sendirian? Terus kenapa lo gak suruh Bi Ina nginep?!"

"Gue lupa! Lagi banyak tugas. Udah ah bawel lo udah gede juga! Nginep kek di tempat siapa gitu kaya gak punya temen aja!"

Sambungan telepon terputus setelah kalimat itu terucap dari mulut Andre.

"Abang laknat" gumamnya.

Hate and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang