Aku adalah penjelajah waktu, menjelajah masa depan melalui alam mimpi. Kalian mungkin memiliki banyak pertanyaan tentang masa depan. Tapi, aku menolak menjawabnya. Aku tak memiliki ketertarikan akan kehidupan orang lain. Aulia Khazini Almaro, dia sangat terkenal sebagai anak polisi di desanya. Hari ini, aku akan mengubah takdir. Karena, mungkin dialah kunci kehidupanku.
Hari pertama aku bertemu Al panggilan akrabnya di dunia nyata. Juga, kali pertama aku menyelamatkan seseorang saat mulai menjelajah waktu. Kenapa rasanya aneh, seorang lelaki gila. Aku menikah di hari dengan waktu yang sama? Aku harus mencaritahu. Ini juga akan jadi pertanyaan, apakah cukup penting dikuak atau tidak.
Melihat dia keluar dari tempatnya bermain game. Berjalan sendirian, pandangannya tak pernah hilang dari layar persegi panjang. Kakiku secepat mungkin melangkahi aturan kakinya yang sangat cepat berjalan. Mungkin karena dia terbiasa melalui gang kecil. Tetapi tidak, bagiku berhati-hati melewati setiap inci jalan yang menggenang air hujan merupakan keharusan. Namun barang sedikitpun jam berlalu maka aku akan kehilangan dirinya. Maka segera mungkin aku menarik pergelangannya, tanpa sengaja aku membiarkan tangan satunya terlepas dari layar persegi panjang.
"Akhirnya kamu selamat juga?" kataku penuh syukur, walaupun kondisiku lebih buruk karena tertiban tubuhnya.
"Apakah kamu gila!" Al berdiri dan mencari layar kecil yang hilang tersebut.
Aku berhasil menyelamatkan nyawanya. Ketika truk besar melintas dengan kecepatan penuh seketika beberapa mobil ambuk bertabrakan. Lima detik sebelum kejadian aku telah menarik paksa Al, menjauh dari penyebrangan Zebra Cross.
Al mendengar suara ledakan saat mengambil ponsel kemudian melihat api besar membakar sebagian jalan, dia melirikku sekilas yang berusaha berdiri karena seluruh tubuhku basah dengan genangan air.
"Kamu menyelamatkan aku?" tanya Al tidak percaya,
"Sepertinya begitu" kataku lalu bebalik meninggalkan. Al menatap kepergianku dengan perasaan tidak percaya.
Tentu saja menyelamatkan dengan pesan pendek aku menerima riwayat kematiannya, sekaligus mengubah takdir kehidupannya. Dia selamat dari tabrakan truk dengan beberapa mobil saat menyebrangi Zebra Cross. Aku merasa lega karena datang tepat waktu.
Melintasi pertualangan tidak terasa berat bagiku. De Javu yang aku alami, sering terjadi bukan sekali atau dua kali dalam sehari tetapi keseluruhannya terjadi. Oleh karena itu namaku Nila Ainun Syakhila, seorang yang dianugrahi penglihatan tidak biasa dari orang-orang kebanyakan. Telahir Indigo lagi yatim-piatu. Membawaku mengenal kehidupan berdasarkan analisis data mimpi-mimpi yang aku alami, membuatku bertahan tanpa segudang keluh, resah terhadap dunia kesepian. Banyak waktu terlewati, tetapi semua membaik sesuai perhitungan tanpa meleset apalagi sampai salah.
Hari ini, aku diangkat sebagai Duta mahasiswi kota Cirebon. Dengan kepemimpinan dan segudang prestasi telah aku bawa di kancah Nasional. Maka tiada yang mempercayai seorang sepertiku dapat berbuat demikian, seorang gadis terlahir yatim lagi piatu dengan biaya pas-pasan, tetapi berubah secepat itu. Banyak cibiran yang menoreh luka, tetapi aku telah melaluinya dengan berlalu waktu, dengan senyuman tiada hilang dari kedua bibirku.
Ketangguhanku telah terlatih sejak dini, dengan begitu tidak ada lagi yang dapat melukai jiwa. Apalagi membiarkan kata-kata pedas. Apabila mereka tidak percaya, itu sudah biasa. Karena aku lebih tahu alasan dibalik semuanya. Bagaimanapun mengetahui setiap inci ruang kehidupan adalah keahliaanku. Namun, untuk pertama kalinya aku melewati batas dimana aku melibatkan seseorang yang berada di sekitarku. Salah satunya menyelamatkan Al dari tabrakan.
Hal tersebut menjadi pertanyaan, mengapa aku menyelamatkan seorang sepertinya? Padahal sangat jelas sekali di masa depan nanti aku akan dinikahkan olehnya, tetapi atas dasar apa? Takdir mengubah diriku mendampinginya. Aku tidak pernah mengerti kenapa harus dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SYAIKA FALLING IN LOVE "Yang Terdalam"
Short StoryKamulah seorang yang menjadikan ruang rindu menghiasi hati sang gadis kesepian. Merefleksikan dalam ungkapan diksi berbuah karya untukmu, kak Ai; aku persembahkan.. Catatan kecil yang tidak dapat aku sampai namun membisikannya diantara kata (rindu)...