SEPENGGAL HATI YANG REMUK

12 3 0
                                    

Jl. Brigjend Dharsono By Pass No. 05, Sunyaragi, Cirebon. Di sinilah tempat terakhir aku menyaksikan kedua malaikatku bersama, perpisahan tersebut masih berkecamuk dengan seribu pertanyaan. Aku masih polos untuk mengerti sebuah hubungan orang dewasa. Hanya air mata yang membasahi pipiku, akupun tidak mengerti mengapa aku ikut menangis. 

Sejak saat itu aku hidup mandiri bersama ibu yang setiap hari sibuk bekerja. Sebagai wanita karir, akupun dititipkan di rumah bibi. Waktu itu usiaku baru memasuki empat tahun saat itu pula aku di masukkan sekolah paud untuk mengisi waktu kosong, masa kecilku agar lebih bermanfaat. Karena ibu menyadari bahwa di komplek perumahan yang kami tinggali jarang sekali ada anak perempuan seumuran denganku oleh karenanya ibu memasukkanku sekolah lebih awal.

"Azkya..." panggilan itu selalu ingin ku sambut ditiap harinya. Suara penyemangat di pagi hari, walau rasa kantuk masih terasa tetapi dialah bidadari terbaik yang aku miliki.

"Nun... Kya masih ngantuk bun?" aku terbangun,

"Iya, Bunda tahu... putri bunda pasti ngantuk, tetapi hari ini kamu punya jadwal untuk berangkat sekolah" peluk bunda, penuh kasih sayang.

Pukul 06.50 wib aku sampai disekolah, itulah cara bunda mendisplinkanku ditiap hari agar tidak telat masuk kelas. Setelah itu bunda berangkat kerja yang nanti dijemput oleh bibi, tentu saja aku akan menghabiskan waktuku di rumah bibi sampai bunda menjemputku kembali. 

Kadang aku merasa sedih melihat kawan seumuranku yang mendapatkan waktu cukup banyak bersama ayah bundanya. Terkadang aku iseng tanya pada bibi kemana ayah pergi mengapa sampai saat ini belum juga pulang? Namun jawabannya adalah ketegaran yang harus aku hadapi. Bahwa ayahku bakal lebih lama untuk kembali karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di luar negri.

Aku pernah mendengar ungkapan pentingnya sosok ayah dalam kehidupan seorang anak laki-laki. Itu memang penting tetapi seiring waktu menghilang dari pembincangan adalah pentingnya ayah dalam kehidupan seorang anak perempuan. 

Ayah adalah sosok laki-laki yang hadir dalam kehidupannya sejak ia dilahirkan bahkan sejak masih dalam kandungan, menjadi panduan baginya, apa yang diharapkan dari sikap laki-laki terhadap perempuan. Sikap ayah kepada ibunya atau kepada orang lain untuk berelasi, yang dengan seorang laki-laki ketika ia besar nanti. Terlepas dari apa yang terjadi sebagai remaja dan dewasa, anak perempuan pada usia empat atau lima tahun telah menciptakan seperangkat asumsi tentang apa arti baginya untuk menjadi seorang perempuan.

Tepat dimana aku menjejakan di bangku menengah atas, di sini aku menemukan seorang yang aku cari di masa kecil. Namun, ingatanku sangat tidak baik. Akupun mengenalnya seperti orang lain. Aku suka caranya dia mengajari anak muridnya, penuh kasih sayang dan selalu menyelesaikan masalah dengan kata-kata lembut. Bapak Azran Hartono itulah namanya. Beliau merupakan sosok guru yang di segani dari masyarakat sekolah, jiwa sosialnya tumbuh di mata pelajaran sejarah. Kelas tersebut sangat dinikamati oleh murid Ips B.

Hari ini seakan mendapatkan dongeng terpanjang di kelas sejarah bagaimana tidak seorang yang amatir lagi bersahaja melontarkan penjelasan sangat menarik. Kalian dengar saja ungkapan beliau: "Nama lengkap dari salah satu sejarawan Arab terbesar ini adalah Syamsuddin Muhammad ibn Abdullah at-Tanji. Ia seorang pengembara yang terkenal karena hasil pengamatan dan penulisan atas perjalanan yang dilakukannya ke berbagai penjuru dunia selama hampir tiga dasawarsa yang tak lain dari nama sebutannya adalah Ibnu Bathuthah, beliau merupakan pengembara terbesar bangsa Arab yang terakhir. Pengembaraannya meliputi kota-kota besar di Afrika Utara, Iskandariyah, Dimyath, Kairo dan Aswan di Mesir, Palestina, Syam, Mekah, Madinah, Najaf, Basrah, Syiraz di Iran. Yaman, Oman, Hormuz dan Bahrain. Asia kecil, Anak benua Kaaram, Rusia Selatan, Bulgaria, Polandia, Istirkhan, Konstatinopel, Sarayevo Bukhara, Afganistan, Delhi, India, Maladewa, Cina, Celyon, Bengali, Indonesia, kemudian Iran, Irak dan kembali lagi ke Afrika, Mali, kemudian Fez, di mana di sana beliau menghabiskan tahun-tahun terakhir kehidupannya di sana di bawah kekuasaan Sultan Abu 'Inan". 

SYAIKA FALLING IN LOVE "Yang Terdalam"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang