Part 1 : Rasa Mulai Tumbuh

119 2 0
                                    

Dinda Putri, seorang siswi SMA yang berasal dari keluarga sederhana. Meskipun begitu, Dinda juga punya impian besar. Utamanya yang ia inginkan hanyalah mengubah nasibnya saat ini dan kelak bisa membuat keluarganya bahagia. Ia anak tunggal dari pasangan suami istri yang tak punya pekerjaan tetap. Tinggal di sebuah kontrakan kecil yang berada di ujung sebuah perkampungan. Meskipun kecil, rumah itu bak istana untuk keluarga Dinda. Oleh karena itu, mereka selalu merawat rumah itu dengan baik, tetap menjaganya agar selalu bersih dan rapi.

Pesona kecantikan, kepandaian dan keramahan Dinda membuat guru-guru di sekolahnya selalu memperhatikannya. Bahkan ia saat ini telah memiliki kedekatan dengan seorang guru sejarah di sekolahnya meskipun guru itu tidak mengajarnya. Dialah yang sering disapa dengan sebutan 'Pak Aji'.

"Dinda, hai apa kabar?"

"Baik Pak. Pak Aji sendiri gimana?"

"Pak Aji juga baik kok. Ayah Ibu sehat juga kan?"

"Iya sehat Pak. Pak Aji dari mana?"

"Tadi abis dari ruang guru. Kamu mau ke mana?"

"Mau ke perpus, ada buku yang harus aku cari Pak."

"Ya udah, kebetulan Pak Aji juga mau ke perpus. Kita bareng aja yuk!"

Aji selalu memberikan perhatiannya pada Dinda. Hubungan mereka terkesan lebih dari sekadar guru dan murid. Namun, kenyataannya memang tak pernah lebih dari itu.

Aji sudah kenal baik dengan ayah ibu Dinda. Oleh karena itu, ia sangat mengerti bagaimana Dinda dan keluarganya.

Aji tak segan membantu Dinda dengan segala daya upayanya di saat Dinda membutuhkan bantuan apa pun.

"Din, sendirian aja! Kamu kenapa?"

"Eh Pak Aji, ehm aku gak apa-apa kok. Emangnya ada apa Pak?"

"Dinda kamu keliatan lagi sedih dan bingung. Kalo ada masalah kan bisa cerita."

"Maaf Pak. Aku--"

"Kamu kepikiran sama uang bayaran sekolah ya?"

"Iya Pak. Kayaknya aku mau cari kerjaan paruh waktu deh, yang bisa aku kerjain sepulang sekolah atau pun waktu libur. Abisnya aku gak mungkin bebanin ini ke Ayah Ibu."

"Hemm, kalo Pak Aji bilang mending jangan Dinda. Kamu tau sendiri gimana fisik kamu kan? Capek sedikit kamu pasti langsung ngedrop, sakit. Apalagi kamu sekarang udah kelas 12. Kamu mending fokus belajar, fokus UN, fokus cari PTN. Oke!"

"Tapi Pak, terus aku harus gimana sekarang?"

"Kenapa Dinda? Kamu gak usah bingung, kan ada Pak Aji."

"Maksud Pak Aji?"

"Ya. Kamu serahin aja urusan itu ke Pak Aji. Pak Aji bisa kok bayarin uang sekolah kamu sampe kamu lulus nanti."

"Gak Pak. Please jangan. Aku masih bisa usaha. Gak perlu kayak gitu. Makasih buat niat baik Pak Aji, tapi tolong jangan sampe Pak Aji keluarin uang buat aku."

"Kenapa Din? Aku tulus kok bantuin kamu. Dinda tunggu!"

Dinda meninggalkan Aji sendiri. Ia merasa Aji sudah berlebihan memberi perhatian padanya atau pun ia merasa Aji mulai merendahkannya.
Dinda tetap bertekad ingin berusaha sendiri.

***

Seperti kebanyakan remaja seusianya, Dinda pun juga mulai memasuki fase kehidupan di mana ia mulai tertarik pada lawan jenis. Namun, hal itu masih membuat Dinda ragu akan perasaannya karena ia takut cintanya itu bak gayung tak bersambut atau hanya bertepuk sebelah tangan. Wajar saja keraguan dan ketakutan itu ada karena lelaki idamannya saat ini adalah Pak Aris, mantan guru seni Dinda di kelas 10. Pak Aris dikenal sebagai guru yang cool, ramah, murah senyum dan dipuja banyak cewek di sekolah karena ketampanannya.
Dinda pun berusaha tidak terlalu mempedulikan perasaannya. Ia tak mengetahui bahwa Aris diam-diam ternyata juga selalu memperhatikannya.

"Dinda, mau pulang?"

"Eh, ehm iya Pak Aris."

"Ya udah masuk yuk. Kita bareng aja. Biar Pak Aris anter kamu."

"Gak usah deh Pak, ntar jadi ngrepotin."

"Udah lah. Sama sekali gak ngrepotin kok. Ayo!"

Aris mengantar Dinda pulang dengan mobilnya yang mewah itu. Sementara itu, Aji selalu melihat Dinda dari kejauhan sekalipun. Aji menyadari tiap dekat dengan Aris, Dinda pasti selalu jadi salah tingkah. Aji pun mulai menyimpulkan perasaan Dinda pada Aris saat ini. Ia coba mencari tahu lebih jauh lagi.

***

Seiring waktu, Dinda mendapat pekerjaan sebagai cleaning service di sebuah restoran. Ia bisa mengumpulkan uang untuk membayar cicilan uang sekolahnya. Namun, ternyata saat Dinda ingin membayarkan uang itu, petugas TU bilang bahwa uang sekolah Dinda telah lunas hingga ia lulus nanti dan yang telah melunasinya adalah Aji.

===

My Lovely TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang