Part 5 : In Relationship

50 2 0
                                    

Dinda menerima surat dari Aris. Ia senang bukan kepalang. Ternyata cintanya selama ini tidak sia-sia, cintanya sudah terbalas. Ia tanpa ragu menemui Aris untuk menyanggupi permintaan hati dari Aris seperti yang tertera dalam surat cinta itu.

"Dinda. Kamu dateng? Jadi kamu udah baca surat aku, dan--"

"Dan aku sekarang ada di sini Pak."

"Itu artinya kamu kasih jawaban 'Ya' buat pertanyaan aku di surat itu?"

"Iya Pak."

"Kamu yakin? Kamu serius kan?"

Aris dengan spontan memeluk Dinda.

"Kita sekarang pacaran? Makasih Dinda. Kamu tau, hari ini aku seneng banget. Aku sayang kamu Dinda."

***

Aris dan Dinda memulai hubungan spesial yang baru. Mereka awalnya tampak canggung. Namun, Aris selalu berusaha membuat Dinda merasa nyaman dan enjoy dengan hubungan baru itu.

"Sayang, ternyata kamu di sini? Aku cariin kamu ke mana-mana dari tadi loh."

"Emang ada apa Pak?"

"Hm, gak ada apa-apa sih. Tapi emang gak boleh ya kalo aku kangen sama pacar sendiri?"

"Astaga Pak. Ehm, Pak Aris, kalo kita lagi di sekolah jangan 'berlebihan' ya. Aku gak pengin semua orang tau kalo kita--"

"Kenapa? Kenapa kamu gak mau orang tau? Kamu emang pacar aku sekarang kan? Apa yang salah? Dinda, kamu kenapa sih sayang?"

"Aku cuma, aku--aku gak ngerti apa aja yang bakal ada di pikiran mereka kalo tau kita sekarang--"

"Husst, Dinda. Kamu emang gak perlu ngerti itu. Lagian kenapa mikirin pendapat orang lain sih? Ini hidup kita. Kita yang jalanin hubungan ini. Pak Aris sayang kamu, kamu juga sayang sama Pak Aris kan? Dan kita gak ngelanggar hukum apa pun. Oke?"

"Ya udah. Terserah Pak Aris aja."

***

Aris makin menunjukkan perhatiannya untuk Dinda. Ia pun tak segan untuk mengumbar kemesraannya dengan Dinda di depan orang lain. Meskipun sebenarnya Dinda tak ingin sefulgar itu.

"Dinda sayang, kok kayaknya lemes gitu? Ada apa hemm? Kamu sakit?"
Aris menyentuh dahi Dinda dengan lembut.

"Pak, aku gak apa-apa. Cuma lagi males aja kok."

"Kok gitu? Lagi PMS ya?"

"Gak kok. Udah lah Pak. Aku Baik-Baik Aja!"

"Kalo lagi bete, ikut Pak Aris aja yuk! Kita jalan-jalan keliling sekolah."

"Gak mau ah Pak. Aku di sini aja."

"Ayolah. Jangan gitu. Please."

Dinda mengiyakan ajakan Aris. Aris tetap terus berusaha ingin membuat Dinda semangat dan tersenyum lagi. Saat mereka tengah berdua dan ada moment di mana Aris mencium kening Dinda, Aji memperhatikan mereka dari kejauhan. Betapa hancurnya hati Aji melihat itu. Namun, Aji tetap bisa melihat sisi baiknya, Aris bisa menjaga Dinda.

💔

"Din, selamat ya! Akhirnya kamu dapetin apa yang kamu mau. Maksud aku selamat buat hubungan kamu sama Aris."

"Ehm. Makasih Pak. Ma-maaf Pak Aji."

"Apa sih Din? Gak usah ngerasa bersalah gitu. Lagian Pak Aji seneng kok."

"Eee. Aku sekarang gak bisa terlalu deket lagi sama Pak Aji. Soalnya--ehm Pak Aris gak akan suka."

"Iya aku ngerti kok."

Perasaan Aji makin tak karuan apalagi mengetahui Aris akan begitu cemburu melihat kedekatannya dengan Dinda. Bagaimana mungkin ia bisa jauh dari cinta pertamanya. Kalau pun bisa, itu pasti sulit.

---------

Hubungan Aris dan Dinda telah berjalan cukup lama. Selama itu juga Aji makin hancur melihat kedekatan Aris dan Dinda. Jujur di dalam benaknya sampai saat ini, Aji masih sangat mengharapkan cinta Dinda. Namun, ia berusaha menjauh demi membiarkan Dinda bahagia bersama pangeran idamannya selama ini, Aris.

===

My Lovely TeachersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang