"Pak Aji!"
"Dinda. Ada apa?"
"Aku perlu ngomong sama Pak Aji."
"Ehm, iya. Ngomong aja Din. Kenapa?"
"Maksud Pak Aji apa kayak gitu? Aku dah bilang kan sama Pak Aji, gak usah. Aku masih bisa usaha sendiri tapi kenapa Pak Aji tetep bayarin uang sekolah aku?"
"Oh, masalah itu. Dinda, aku tulus bantuin kamu. Udah aku bilang kan?"
"Oke. Makasih Pak. Pak Aji udah baik banget sama aku, tapi aku bakal gantiin uang Pak Aji secepatnya. Ini, sekarang aku baru ada segini!"
"Din, ini--apa sih? Aku gak minta ganti apa pun dari kamu. Aku gak bisa terima ini. Kamu simpen aja ini yaa."
"Gak Pak. Gimanapun juga hutang harus tetep dibayar kan?"
"Aku gak anggep ini hutang Din. Aku ikhlas. Please gak usah dibahas lagi ya."
"Pak Aji cukup. Aku gak bisa kayak gini. Kenapa Pak Aji harus begitu peduli sama aku? Pak Aji gak perlu urusin hidup aku kayak gini! Pak Aji--"
"Stop Dinda. Pak Aji cuma gak mau kamu susah sendiri. Pak Aji lakuin ini karena Pak Aji sayang sama kamu."
Aji tak sadar telah mengungkapkan perasaannya selama ini kepada Dinda."Pak Aji--"
Aji tak punya pilihan lain selain menjelaskan semuanya pada Dinda. Dengan perlahan, Aji menyentuh Dinda dan mulai berkata-kata.
"Dinda. Pak Aji gak tau harus gimana lagi. Pak Aji gak bisa selamanya sembunyiin perasaan ini. Dinda, aku serius. Ya. Aku sayang kamu. Aku dah lama jatuh cinta sama kamu. Pak Aji pengin hubungan kita lebih dari sekedar guru dan murid."
"Pak ini gak mungkin. Aku udah anggep Pak Aji kayak kakak aku sendiri."
"Kakak? Gak Din. Aku pengin kamu jadi milik Pak Aji selamanya. Aku mau kita berdua punya hubungan yang spesial. Kamu mau kan?"
"Ma-maaf Pak. Tapi aku gak bisa. Maafin aku Pak!"
"Gak bisa? Kenapa Dinda?"
"Aku gak punya perasaan yang sama kayak perasaan Pak Aji ke aku. Aku sayang Pak Aji tapi cuma sebatas ini. Aku gak pengin hubungan kita lebih dari ini kayak apa yang Pak Aji harapkan."
"Perasaan itu. Kamu punya perasaan itu, tapi bukan buat aku. Terus buat siapa? Buat Aris. Iya kan? Bener kan yang aku bilang? Kamu suka sama Aris."
"Apa sih maksud Pak Aji?"
"Udah lah Din. Kamu gak perlu tutupin itu dari aku. Aku tau kok. Tingkah kamu tiap deket dia. Tatapan kamu ke dia. Kamu itu suka sama dia."
"Pak Aji stop! Iya aku suka sama Pak Aris. Emang kenapa kalo aku suka dia, emang kenapa kalo aku sayang sama Pak Aris? Ini hidup aku. Pak Aji gak perlu ikut campur."
"Tapi Din. Dinda jangan pergi. Tunggu Din, Dindaaa."
Dinda merasa malu dan marah karena, entah apa. Mungkin karena Aji menembaknya, Aji terlalu ikut campur dengan hidupnya, ataupun karena Aji mengetahui perasaannya pada Pak Aris.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Teachers
Novela JuvenilSeorang gadis remaja polos bernama Dinda Putri mulai merasakan apa itu cinta. Namun, perasaannya kali ini tak biasa karena ia mencintai gurunya sendiri. Justru yang terjadi tidak hanya satu melainkan ada dua guru tampan berusia 24 tahun di SMA Dinda...