19.debat

6.8K 207 36
                                    


Hari ini bara bangun sangat pagi, bahkan langit pun masih gelap saking paginya, atau bisa di katakan ini masih subuh, bara sengaja bangun subuh subuh, karna dia ingin segera pergi menemui key.

Jam masih menunjukan pukul 4 subuh, bara mengendarai mobilnya menuju rumah sakit tempat key di rawat.

Bara memarkirkan mobilnya di tempat parkir rumah sakit, saat bara keluar dari mobil, dia melihat seseorang pria keluar dari mobilnya juga, yang parkir tepat di depan sebrang mobilnya.

Bara memicingkan matanya untuk memastikan siapa pria itu, setelah beberapa detik saat pria itu berbalih ke arah bara, bara mulai sadar, ternyata pria itu adalah, revan, si plakor di hubungannya.

Revan yang juga melihat ke arah bara terkejut lalu menatap tak suka pada bara, yang di balas tatapan yang sama oleh bara, bara menghampiri revan.

"Heh! Tukang Bajigur ngapain lo ke sini!?" ujar bara ketus

"Serah gue lah! Lagian gue bukan tukang bajigur, masa ceo tampan kayak gue jualan bajigur" ujar revan percaya diri

"Kumaha maneh, indit ditu, te nafsu si key ningali maneh mah" ujar bara dengan aksen sunda medok

(Gimana kamu, pergi sana, gk nafsu si key liat kamu mah)

"What you say?" ujar revan

"Ni geleh make bahasa leweng sagala" ujar bara berlalu pergi dari hadapan revan

(Jijik banget pake bahasa leweng segala)

Revan menatap aneh ke arah punggung bara yang berjalan menjauhinya.

perlu kalian tahu semenjak kejadian kemarin bara mencari tahu tentang revan, dan asisten nya bilang bahwa revan adalah ceo yang terkenal dengan ke jeniusannya, di sekolah revan slalu mendapat nilai sempurna di setiap pelajaran, tapi kecuali bahasa sunda, revan itu bego banget sama pelajaran bahasa sunda, bahkan saat sd dia slalu kena marah ibu nya gara gara nilai ulangan bahasa sundanya buruk, mungkin karna ibu revan yang asli bandung merasa tersakiti anaknya bodoh dalam bahasa sunda.

Jadi bara gampang kalau mau ngomongin si revan tinggal pake bahasa sunda, asal kalian tahu meski muka ganteng kayak oppa oppa korea gini, bara jago dlm bahasa sunda, apalagi sama bahasa ANJ*NG, G*BL*K, fasih banget bara, soalnya waktu remaja dia pernah di hukum sama papahnya di kirim ke desa karna alasan bara yang slalu berbuat onar di sekolah.
.
.
.
Skiip
.
.
.
Di ruang rawat key

Satria sedang mengerjakan pekerjaannya di laptop sambil nunggu key yang lagi tidur, tapi tiba tiba...

Braaaak...

Ruangan yang tadi nya begitu tenang, harus terganggu dengan suara pintu yang di buka secara keras, dan memperlihatkan 2 orang laki laki yang datang dengan nafas ngos ngos an.

Satria menghampiri ke 2 laki laki itu, yang tak lain adalah revan dan bara, mereka datang dengan nafas yang tak ber aturan seperti habis lari di kejar setan, tapi meski begitu mereka tetap mempunyai tenaga untuk berdebat.

"Heh!! kang bajigur, kenapa lo masuk ke sini, udah gue bilang jangan masuk, lo budek yah" ujar bara

"Serah gue lah, dan stop manggil gue kang bajigur!!" ujar revan kesal

"Heh! Kalian kecebong anyut, gk sopan banget masuk bukannya ketuk pintu atau salam kek, ini malah ngerusuh, ngegebrak pintu" omel satria

'Anjiir guguk nya ngamuk' batin bara

'Lupa gue kalau ada si satria baja hitam yang jagain' batin revan

Bara dan revan menatap satria cengengesan.

"Hehe maaf bang, kalau mau marah, marahin aja si revan" ujar bara sambil menunjuk revan dengan dagunya

"Enak aja, lo nyalahin gue" ujar revan tak terima

"Emang lo yang salah, udh gue bilangin lo gk usah masuk, dasar kang bajigur, lagian yah, lo gk liat apa, plang gede di depan, pedagang dilarang masuk" ujar bara

"Udh gue bilang, gue bukan tukang bajigur, lagian dari tadi gue kagak liat tuh, plang yang lo maksud, di luar" ujar revan kesal

"Ck berisik! Kalian bisa diem gk sih, Key lagi tidur" ujar satria melerai perdebatan antara revan dan bara

"Lagian kalian kenapa tadi, datang datang ngegebrak pintu sambil ngos ngosan?" tanya satria penasaran

"Abang kepo ihh" ujar bara dengan gaya seperti anak perawan yang malu malu kucing

"Jijik ibab!" cerca revan

"Sirik ae lo!" ujar bara

"Ck udah, jelasin kenapa kalian bisa datang berdua, ngegebrak pintu sambil ngos ngosan" ujar satria

"Suruh duduk dulu napa bang" ujar bara

Satria memutar bola matanya malas, lalu menggiring revan dan bara duduk di sofa ruang rawat key, ah tetang key, satria bersyukur kebiasaan adiknya yang kalau tidur kayak orang mayat, jadi meski tadi revan dan bara berbuat ulah key sama sekali tak terusik.

"Ok sekarang jelasin" perintah bara setelah mereka duduk

"Minta minum dong seret ni tenggorokan" ujar bara sambil mengusap lehernya

"Hooh gimana kita mau ngejelasin kalau tenggorokan kering gini" timpal revan

Satria dengan kesal berdiri lalu mengambil air putih di meja dekat jendela dan memberikannya pada revan dan bara.

Revan dan bara menerima air putih itu, lalu meminumnya hingga tetes ter akhir.

"Ahhh...leganya, jadi gini..." ujar bara memulai penjelasannya

Bara dan revan menjelaskan dari awal mula mereka ketemu di parkiran terus bara yang ngelarang revan untuk masuk ke dlm rumah sakit yang berakhir bara dan revan saling kejar kejaran di sepanjang lorong rumah sakit menuju ruang rawat key, bara yang berusaha mengejar revan agar revan gk bisa masuk ke ruang rawat key, dan revan yang terus berlari menghindari bara, dan akibat dari lomba lari mendadak itu bara dan revan jadi ngos ngosan waktu masuk ke ruang rawat key, tamat, seperti itu seceritanya permisa.

Satria menggelengkan kepalanya, merasa aneh dengan tingkah ke-2 makhluk yang ada di depannya ini.

Tak lama ponsel satria berdering, satria pun mengangkat panggilan yang masuk ke ponselnya.

"Ya hallo"

"...."

"Oh ok, saya akan segera berangkat"

"...."

"Ya, terima kasih telah memberi tahu"

Satria mematikan ponsel nya lalu memasukan nya ke kantong celananya, satria menatap revan dan bara.

"Gue harus pergi, kalian jagain key, jangan berbuat rusuh dan bertingkah konyol, kalau sampe gue tahu kalian berbuat rusuh, atau nyusahin key, gue bakal sunat anu kalian sampe abis, ngerti!" ancam satria dengan menatap horor ke arah revan dan bara

Revan dan bara yang mendengar ancaman satria refleks menutupi anu mereka berbarengan sambil meringis, lalu menggangguk bersamaan ke arah satria.

Satria membereskan barang barangnya dan menjinjing tas kantornya, lalu berjalan keluar ruangan membuat revan dan bara mendesah lega.

_-_-_-

Hai guys aku comeback

Kalau ada typo harap comen and jangan lupa votmen yah.

See you:)

playboy posesif (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang