12. kabar buruk

12.2K 387 15
                                    

"Kurasa hidupku tak akan lama lagi, terima kasih tuhan, setidaknya jika aku tak bisa bahagia di sini, mungkin aku bisa bahagia di 'alam' sana nanti"
-Keysha Mauren Azkia-
.
.
.
.
.

"Key!key bangun" panggil revan sambil menepuk nepukkan tangannya ke pipi key pelan

Revan yang hawatir langsung menggedong key yang pingsan ke dlm mobil, dengan langkah cepat revan memutari mobil menuju stir.

Revan menjalankan mobilnya ke arah rumah sakit, di perjalanan menuju rumah sakit revan sesekali menoleh ke arah key yang pingsan dengan muka pucat di sampingnya, yang membuat revan sangat hawatir.
.
.
.
Skiip
.
.
.
Sekarang revan sampai di rumah sakit, revan langsung menggendong key ke dlm rumah sakit.

"sus sus, tolong periksa wanita ku" ujar revan pada salah satu suster

Sang suster mengangguk lalu membawa ranjang dorong (aku gk tahu namanya apaan), sang suster mendorong ranjang yang di tempati key ke sebuah ruangan, dan meminta revan untuk menunggu di luar.

Revan duduk di depan ruangan tempat key di periksa dengan hawatir, tadi revan sudah menghubungi satria memberi tahu key yang pingsan dan menyuruh satria untuk datang ke rumah sakit, sepertinya sebentar lagi satria akan datang, tak beberapa lama kemudian satria datang dengan berlari menghampiri revan.

"Gimana ke adaan adek gue?" tanya satria hawatir dengan nafas yang ngos ngosan karna berlari

"Belm tahu, dokter masih meriksa" jawab revan, tatapan revan fokus ke arah pintu ruangan key yang ada di depannya

Satria pun duduk di samping revan menunggu dokter selesai memeriksa key dengan perasaan hawatir.

Tak lama dokter dan seorang suster keluar dari ruangan key, satria dan revan pun berdiri.

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya satria hawatir

"Anda siapanya?" tanya balik dokter

"Saya kakak nya dok" ujar satria

" kalau begitu sebaiknya kita obrolkan ini di ruangan saya" ujar sang dokter yang di angguki satria

"Gue pergi dulu bentar, tolong lo jagain key yah" ujar satria pada revan yang di angguki singkat oleh revan

Satria berlalu pergi bersama sang dokter, revan pun memutuskan untuk masuk ke ruangan key.

Saat revan masuk ruangan key dia melihat key yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan muka pucat dan juga alat alat medis yang menempel di tubuhnya.

Revan menghampiri key yang sedang tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit, revan mengelus rambut key sayang.

"Kamu wanita pertama yang bisa ngebuat aku terus memikirka kamu key" ujar revan menatap key lembut

Tak lama kemudian satria masuk ke dlm ruangan key dengan wajah sedih, revan menghampiri satria.

"Gimana? Apa kata dokter?" tanya revan penasaran

Tak ada jawaban dari satria, pandangan mata satria kosong.

"Satria!?" panggil revan mengguncangkan badan satria

"Key, dia..." ujar satria gantung

"Key kenapa? Lo kalau ngomong yang jelas" ujar revan memegang pundak satria

"Dia.....kena penyakit kanker otak, kata dokter penyakitnya cukup parah, kemungkinan untuk sembuh kecil, dan dokter nyaranin buat key di rawat di sini agar dokter mudah buat mantau perkembangannya, gue bingung gimana caranya buat ngasih tahu ke orang tua gue terutama ngasih tahu ke key, gue bingung van" ujar satria frustasi

Revan tampak tak percaya dengan apa yang dia dengar, bahkan pegangan tangan pada bahu satria pun terlepas, dia mengusap wajahnya dan menghela nafas pelan.

"Biar Gue yang bakal ngejelasin pelan pelan ke key, lo cukup kasih tahu orang tua lo aja" ujar revan

"Hmmm..." ujar satria

Satria menatap ke arah key yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dengan banyak alat di tubuh adik kesayangannya itu, diikuti revan yang juga menatap ke arah key.

'Tuhan apakah aku akan berpisah dengan adik ku secepat ini?, tuhan aku mohon jangan ambil key dari ku, aku sangat menyayanginya' batin satria

'Tuhan apa kau sebenci itu padaku, baru beberapa hari aku menemukan orang yang bisa membuat ku menikmati hidupku lagi, dan sekarang kamu mengancam ingin mengambilnya, dgn penyakit yang kamu berikan pada nya, aku bahkan blm sempat membuat dia bahagia' batin revan
.
.
.
Skiip
.
.
.
Malamnya key baru bangun dari pingsannya, revan masih setia menemani key, bahkan sekarang dia sedang membujuk key untuk makan.

"Makan yah, kamu harus minum obat biar sembuh" bujuk key

"Gk mau makanan rumah sakit gk enak" ujar key menutup mulutnya dengan tangan agar revan tak bisa menyuapinya

"Dikit aja key, kamu harus minum obat biar sembuh, kalau gak, maka aku akan kehilanganmu" ujar revan memelankan suaranya di akhir kalimat

Key perlahan membuka bekapan tangannya dari mulut.

"Emangnya aku sakit apa, sampai kakak harus kehilanganku?" tanya key

Revan menghela nafasnya pelan ini waktunya untuk menjelaskannya pada key.

" key denger kakak, setelah kakak menjelaskan kondisi kamu, kamu gak boleh sedih dan putus asa ok" ujar revan

"Emang nya ada apa si kak, aku sakit apa?" tanya key penasaran

"Kamu mengidap penyakit kanker otak yang cukup parah, kata dokter kemungkinan sembuhnya kecil, tapi kakak yakin kamu bakal sembuh" ujar revan dengan menggebu di akhir kalimat, key terdiam

Revan menunduk terlalu takut dengan reaksi key, tapi diluar dugaan Key terkekeh pelan membuat revan menatapnya bingung.

"Makasih udh nyemangatin key, key yakin key bakal sembuh, jadi kakak gk usah hawatir, key itu kuat kayak tor" ujar key mengepalkan tangannya di udara

"Kamu ini" ujar revan mengacak rambut key pelan

"Syukurlah kamu tetap semangat, kaka bakal terus ada buat kamu, kamu harus sembuh" ujar revan, di balas senyum manis oleh key, tanpa revan tau apa yang ada di balik senyuman key

_-_-_-_-_-

Im comeback hehe:)

Jangan lupa votemen yah guys:)

playboy posesif (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang