Apa jadinya jika Yeonjun bertemu Matenya saat ia sendiri beberapa jam yang lalu telah menandai Omega lain yang bukan Matenya.
Bahasa Baku
ABO!
Alpha; Yeonjun/Taehyun
Omega; Soobin/Kai
Beta; Beomgyu
and another cast ~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hyung! Bisa kau membantuku?" Teriak Kai dari ruang depan.
Saat ini Soobin sedang berada di kediaman Kai dan Taehyun. Membantu Omega itu mempersiapkan segala kebutuhan untuk pertunangan resminya minggu depan.
Taehyung menatap Kai jengah, pasalnya sedari tadi Omega itu terus memerintah Soobin. Sedangkan Yoongi dan Seokjin sedang berada di dapur membuat makan siang.
"Bisa kau berhenti berteriak?" Tanya Taehyung malas, Alpha itu lalu duduk bersilang di atas karpet ruang tengah.
"Aku hanya meminta tolong kepada Soobin hyung untuk membantuku memilih Jas, kenapa hyung cerewet sekali." Taehyung mendengus malas.
"Taehyun, bisa kau bawa pergi kekasihmu ini, telinga ku sakit," ucap Taehyung santai.
"Yak! Seharusnya hyung yang pergi, ini kan rumahku dan Taehyun." Kai mempoutkan bibirnya.
"Apa semua Omega memang menyebalkan?" Ucap Taehyung malas.
"Apa kau bilang tadi??!!!" Pekik Yoongi dari arah dapur.
"Tidak sayang, aku sedang berlatih dialog untuk pemotretan besok." Soobin dan Kai tertawa lepas melihat wajah Taehyung yang sudah pias.
Sedangkan Taehyun menggelengkan kepala tidak percaya.
"Hah! Kau lihat hyung, bahkan Tae-hyung takut hanya karena teriakan dari Yoongi hyung." Kai menatap Taehyung mengejek.
"Aish jinjja, berhentilah mengoceh aku mengantuk, sana hushhush."
"Ya! Tamu tidak sopan," sungut Kai.
"Sudahlah, mana yang harus aku bantu?" Tanya Soobin.
"Ah iya hampir lupa, ayo hyung kau harus membantuku memilih pakaian." Kai sangat antusias, lalu menyeret Soobin ke kamar atas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soobin menatap orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya. Saat ini ia sedang duduk di kursi taman tidak jauh dari kawasan Apartemen miliknya.
"Hai, apa kau menunggu lama?" Soobin melihat ke arah orang yang berbicara kepadanya.
"Tidak, aku belum lama duduk disini." Soobin menatap Yeonjun sendu, sedangkan yang di tatap merasa ragu untuk duduk di samping Soobin.
"Ada apa kau mengajakku bertemu?" Tanya Yeonjun. Soobin sedikit menggeser tubuhnya kesebelah kiri, memperluas ruang sebelah kanan, lalu mempersilahkan duduk Yeonjun.
"Apa kau sudah tau Jihoon hyung sudah pergi??" Yeonjun menggangguk.
"Dia mengirim pesan terakhir untukku." Yeonjun menyodorkan ponselnya.
Soobin mengambilnya ragu-ragu.
Flashback
Yeonjun sedang menyusun beberapa tesisnya yang telah di bubuhi tanda tangan, tanda ia sudah bisa ikut sidang kelulusan lusa.
Setelah itu ia berjalan keluar dari perpustakaan, ini adalah kali pertamanya memasuki ruang lusa penuh buku itu.
"Yeonjun-yaa!" Merasa di panggil ia menolehkan kepala kebelakang.
"Jinyoung? Ada apa?" Bae Jinyoung berhenti di depan Yeonjun dengan napas tak beraturan.
"Apa kau sudah tahu Jihoon berangkat ke US hari ini??" Yeonjun mengernyitkan dahi.
"US? Dia akan liburan?" Jinyoung menggeleng.
"Kau sungguh tidak tahu?? Kau tidak diberi tau oleh Jihoon sama sekali?" Yeonjun menggeleng.
"Dia pindah ke US, apa kau bodoh! Dia sekarang sudah pergi ke bendara." Yeonjun melotot, sungguh ia tidak tahu sama sekali.
"Shit, kenapa tidak bilang dari tadi." Yeonjun berlari meninggalkan Jinyoung.
Yeonjun berlari ke parkiran, untung hari ini ia membawa mobil miliknya, karena memang niat dirinya dari awal akan mencoba datang ke rumah Jihoon.
Sepanjang perjalanan Yeonjun terus mengumpati orang-orang yang ia rasa menghambat perjalanannya.
Ia sudah berusaha menghubungi ponsel Jihoon, tapi selalu tidak di angkat, hal itu terus ia lakukan sampai ia memarkiran mobil miliknya di lobby keberangkatan bandara, memarkirkan mobilnya sembarangan, berlari kesana kemari mencari pintu check in, keberangkatan Internasional.
Ponselnya bergetar, ia meraih ponsel miliknya.
Jihoonie
Jun-ah, jangan mencariku nee. Saat kau membaca pesan ini aku sudah berada di pesawat. Maaf tidak memberi tahumu terlebih dulu, aku rasa ini jalan terbaik, aku tidak ingin mempersulit keadaan, dan membuat Soobin kesusahan nantinya. Jangan mencariku, berbahagialah dengan Soobin, nikahi dia, lalu beri aku keponakan yang lucu. Jangan pikirkan aku. Apa kau lupa? Omega dapat mereject mate nya walaupun sudah mating. Jadi, saat kau baca pesan ini, aku bukan lagi mate mu, aku sudah memutuskan semua hal yang terjalin di antara kita berdua. Jangan takut, aku akan kembali saat semua urusanku sudah selesai, dan ingat saat aku kembali, kau dan Soobin sudah harus memiliki anak. Terima kasih atas semuanya, kau tahu? Aku tidak akan pernah menyesal telah mengenalmu, ini mungkin akan menjadi kenangan yang indah, bahkan suatu saat akan aku ceritakan kepada anak-anak, bahkan sampai cucuku nanti.
Janji! Kau harus menikahi Soobin. Dan selamat tinggal Yeonjun-ahh, aku menyayangimu.
Flashback Off
"Saat aku menghubunginya setelah ia mengirim pesan itu, ponselnya sudah tidak aktif, bahkan setiap harinya aku selalu menghubunginya, dan nihil." Soobin menggenggam ponsel Yeonjun, menatap pesan terakhir dari Jihoon.
"Lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya hyung?" Tanya Soobin ragu, jujur ia sangat berharap, tapi segera ia tepis.
"Menurutmu apa yang harus aku lakukan?" Soobin mengangkat bahu, ia pun bingung.
"Jangan bertanya kepadaku hyung, tidak akan ada solusi sama sekali nantinya."
"Boleh aku menciummu?" Soobin menatap Yeonjun tajam.
"Apa kau sebrengsek ini hyung?"
"Jika kau menganggapku begitu, tidak masalah."
"Berhenti menatapku aneh seperti itu, kau seperti sedang menunjukan sisi mesummu." Yeonjun terkekeh geli.
"Apa kau ingin makan daging dan minum soju? Aku yang traktir," mata Soobin berbinar.
"Sungguh?? Baiklah, ayo hyung aku ada tempat rekomendasi enak." Yeonjun terkekeh saat melihat Soobin dengan semangat berjalan di depannya.