다섯

2.4K 330 58
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak

Jangan lupa tinggalkan jejak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Yeonjun terus membuntuti Jihoon yang sedari tadi menghindarinya, ah tidak lebih tepatnya sudah satu minggu setelah kejadian itu Omega tersebut terus menghindarinya, entah kenapa.

Yeonjun berusaha menjadi Alpha yang bertanggung jawab, konsekuensi dari ia yang menandai Jihoon adalah, Omega itu yang akan melajang seumur hidup karena sudah mating dengannya.

"Yeonjun-ahh, tolong mengertilah, berhenti terus mengikutiku." Jihoon menatap mata Yeonjun sendu, ia tahu Alpha di depannya ini berusaha menjaganya bahkan bertanggung jawab. Tapi entah kenapa rasanya ia tidak pantas untuk menjadi pasangan dari Alpha sebaik Yeonjun.

"Kau yang harusnya mengerti aku Jihoon-ie," gelengan kepala berasal dari Jihoon yang menandakan jawabannya tetap sama atas pernyataan yang di ajukan Yeonjun beberapa hari belakangan.

"Aku tahu kau berusaha menjadi Alpha atau mate yang baik, tapi aku rasa kau bisa melupakan semua kejadian malam itu, anggap saja hanya sebatas kecelakaan." Jihoon berusaha meyakinkan Yeonjun, lagi pula dia adalah seorang Omega pria, tidak begitu sulit untuknya jika harus hidup sendiri seumur hidup.

"Jangan katakan itu lagi, tolong mengertilah aku akan terus di hantui perasaan bersalah." Jihoon tersenyum lalu mendekat ke arah Yeonjun, mempersempit jarak antara mereka, Jihoon menatap mata rubah itu.

"Inilah kenapa aku tidak bisa menerimamu menjadi mateku, kau hanya di hantui oleh perasaan bersalah. Sedangkan yang aku butuhkan bukan itu, tapi ketulusanmu." Jihoon mundur, Yeonjun tentu saja merasa ucapan Jihoon bagai bilah bambu yang menghujami hatinya.

"Bahkan akupun tahu kau bertemu matemu, malam itu, seteleha kau menandaiku." Jihoon tersenyum tulus. "Berhentilah mengejarku Yeonjun-ahh."

Yeonjun menggeleng, dia seorang Alpha dan tentu saja dia memiliki prinsip, dia harus menjadi Alpha yang bertanggung jawab, walau dia adalah seorang Mahasiswa berandalan.

"Aku bahkan tidak bisa meninggalkanmu Hoon." Jihoon tersenyum lagi.

"Kau pasti bisa, itu bukan hal sulit, apa lagi kau telah bertemu matemu, cinta sejatimu." Yeonjun menatap Jihoon ragu, ada sedikit rasa kaget saat Jihoon mengatakan bahwa dia bertemu matenya. "Jangan ragu, ikuti kata hatimu, jika kata hatimu mengatakan kau harus kembali pada matemu, maka lakukanlah, aku tidak apa-apa, bahkan ini bukan hal sulit bagiku. Aku seorang Omega pria tidak masalah dengan semua ini."

"Hoon, maaf," lirih Yeonjun.

Bahkan Jihoon sudah tahu, pada akhirnya Yeonjun aka memilih siapa. Jihoon mengangguk berusaha meyakinkan Yeonjun.

"Jangan sungkan untuk bercerita denganku, kita masih berteman." Jihoon tersenyum tulus, Yeonjun melangkah mundur.

Ia menatap manik mata sayu milik Jihoon, mencari sesuatu yang bisa membuatnya memiliki alasan untuk bertahan dengan Omega itu, tetapi nihil. Pancaran keyakinan membuat Yeonjun tahu, bahwa kisah dirinya dan Jihoon hanya sebatas kecelakaan.

Yeonjun menghilang dibalik gedung fakultas, sedangkan Jihoon tertawa getir, beginikah nasibnya?
Kehilangan mate dan calon ayah dari anaknya.

Tapi iya sadar, ini bukan jalannya, ia sudah bisa membayangkan jika menerima lamaran Yeonjun, itu hanya akan mempersulit dirinya dan Yeonjun.
Mereka tidak di takdirkan.

Ia tahu, Yeonjun bertemu matenya, karena tanda klaim dari Yeonjun menghitam. Dia tidak ingin memperpanjang suatu hal yang bahkan pada akhirnya tidak bisa ia miliki seutuhnya.

Lebih baik kehilangan, dari pada merasakan sakit pada akhirnya.

Bahkan ia takut untuk mengatakan kepada Yeonjun, sebuah hal yang mungkin saja bisa menjadi alasana dirinya mempertahakan laki-laki itu. Tapi tetap saja, dia tidak ingin menjadi peran Antagonis, cukup dia menjadi figuran di awal, tapi akan selalu di kenang sampai akhir cerita.

"Maafkan Eomma ya, bahkan Eomma tidak bisa mempertahankan hakmu sebagai anaknya, biarkan Appamu mencari kebahagiannya, cinta sejatinya." Jihoon mengusap pipinya yang sudah basah entah sejak kapan.

Lalu ia berjalan pergi meninggalkan kooridor sepi itu, tanpa tahu sedari tadi ada sepasang mata yang terus mengikuti gerak geriknya sejak awal.

Lalu ia berjalan pergi meninggalkan kooridor sepi itu, tanpa tahu sedari tadi ada sepasang mata yang terus mengikuti gerak geriknya sejak awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayoo, itù siapa yang jadi mata matanya Jihoon????

Makasih juga yang udah luangin waktu buat baca cerita ini, mungkin cerita ini bakal banyak partnya, karena setiap partnya yang ngga sampe 1k kata.

My MATE • YeonBin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang