Tidak ada hal yang lebih buruk daripada dihantui oleh kenangan buruk masa lalu. Apa yang terjadi denganku saat ini adalah imbas cerminan tentang perilakuku diwaktu itu.
Sudah sepantasnya kan?
Orang sepertiku...
"Ini barang pesanan anda, pak Yamada."
Keseharianku mengisi waktu awal tahun pelajaran baru disekolah baru dengan mengumpulkan uang. Mengirim barang dengan sepeda yang kumiliki adalah satu dari sekian banyak cara yang dapat kulakukan untuk membahagiakan ibuku tercinta. Satu-satunya orang tua yang kumiliki. Terlepas dari statusku saat ini yang adalah seorang pelajar.
Aku ingin memberinya kenangan baik. Uang yang kukumpulkan sekiranya bisa untuk memperbaharui ataupun membeli peralatan di salon ibu. Atau sisanya yang bisa digunakan untuk keperluan beberapa hari.
"Yoongi, taruh disana nak."
"Baik, pak Hyunbin."
Beberapa hari sudah terlewati dan uang sudah cukup terkumpul dengan mengorbankan tenagaku. Namun, kenapa aku tidak bisa melupakannya. Anak itu. Dimana dia sekarang?
"Kau dan aku... Teman."
.
.
.
Derap langkah kaki yang terburu-buru mewarnai kegaduhan kelas empat dasar tersebut. Sekolah baru saja dimulai namun bocah laki-laki bernama Yoongi itu selalu nampak lesu mendengar bel, kecuali bel istirahat dan pulang ataupun mengusili teman dekatnya dengan menggelitiki kaki bahkan menarik celana dan tertawa. Ia menekan ujung pensil mekanik miliknya hingga isi pensil keluar memanjang dengan tangan yang berpangku pada dagu, menunggu wali kelas Seunghyun yang kini telah berdiri tepat didepan papan tulis sekolah yang penuh coretan gambar ataupun tulisan.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini kalian mendapati teman baru." Ujar guru Seunghyun, menoleh kearah pintu kelas terbuka yang letaknya tepat disamping.
Itu adalah anak laki-laki yang sedang menggendong tas ranselnya diarah depan. Rambutnya agak memanjang, berjalan menghampiri dengan wajah menunduk hingga ia berdiri disamping wali kelas dan pandangannya menyapu sekitar dengan ekspresinya yang senang. Ia hanya diam mematung menatap teman-teman barunya menunggu aba-aba.
"Jimin silahkan perkenalkan dirimu." Ujarnya menatap wajah anak-anak sekelas yang sungguh hening menantikan. Sementara Yoongi mengintip dari balik tangannya yang ia letakkan diatas meja.
"Jimin." Panggil pak Seunghyun. Namun rupanya tak cukup membuat anak itu menoleh hingga ia menepuk bahu anak tersebut dan Jimin menoleh dengan terlonjak. Ia membuka resleting ranselnya dan mengeluarkan buku yang didepannya tertulis dengan hangul; Buku Komunikasi.
Ekspresi semua anak nampak semakin penasaran sementara Jimin membuka buku yang ia gunakan horizontal itu satu persatu.
Namaku Park Jimin
Itu adalah kalimat yang ada dilembar pertama.
Ini adalah buku komunikasi yang dapat kalian gunakan jika ingin bicara denganku
Ia tersenyum dengan giginya yang terlihat. Matanya menyipit kala tersenyum, membuka lagi lembar buku berikutnya masih dengan suasana kelas yang sepi tanpa suara. Beberapa diantaranya menoleh satu sama lain.
Aku
Yoongi mengubah posisinya menjadi duduk lebih tegap. Meniti bacaan dengan alisnya yang bertaut.
Tuli
***
Tbc.
Leave vote or comment and I'll update as soon as possible ♥

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Myself [BTS FanFict]
Fanfic"Jika kau membenci dirimu sendiri, itu sama halnya denganku. Aku juga membenci diriku lebih dari apapun. Namun, itu sudah cukup. Kejadian ini sudah menjadi akhir. Kau adalah temanku sekarang, jadi jangan lagi seperti itu. Aku ingin kau membantuku ke...