Sebuah mobil melaju pelan menuju rumahku dengan jalan bebatuan. Aku sibuk menarik tas dan koper yang akan kubawa. Begitu juga dengan ibu, ibu sibuk mengemasi perbekalan yang aku dan ayah bawa disaat perjalanan. Adik kecilku menarik-narik bajuku seraya menunjuk mobil trevel yang sebentar lagi sampai didepan rumah.
"Iya dik" ucapku pelan kepada adikku yang bernama ..... Pipi gemasnya akan selalu aku rindukan suatu saat, suara tawa dan rengekannya pasti akan selalu terngiang diotakku.
Mobil trevel itu telah sampai, segera aku berpamitan kepada Ibu dan Adikku. Dengan gamis coklat pemberian ibu dihari sebelum aku berangkat, aku pergi meninggalkan tanah kelahiranku demi menuntut ilmu. Aku mengenakan sehelai kain yang tertutup rapat diwajahku, cadar.
Sejujurnya, ibuku dan ayahku melarangku menggunakan cadar. Karena, akupun sadar tidak sebagian orang bisa menerima cadar dilingkungannya. Cukup berpakaian yang menutup aurat sesuai syariat itu sudah cukup tanpa harus mengenakan cadar. Dulu, penolakan dari ibu dan ayah sangat keras, sehingga aku sempat mengurungkan niat untuk bercadar. Tetapi, aku menunjukkan akhlak yang baik kepada kedua orang tua sehingga tanpa kupinta izin kembali, orang tua sudah mengizinkanku untuk bercadar.
Ayahku mengantarkanku menuju Pondok Tahfidz, didaerah Jakarta. Kulihat raut wajah ayahku yang dengan seutas senyuman yang terlukis dari bibirnya penuh kebanggaan bahwa anaknya akan pergi ketempat mulia. Tempatnya para penghafal al-qur'an.
Tiba-tiba hatiku terbersitsebuah renungan tentang perjalananku hinga sampai ditahap ini. Ditahap aku bisabersekolah tanpa merepotkan mereka, bersekolah dengan semangat mereka yangterus mengalir dialiran darahku, dengan nyali,tekat, dan kesungguhanku untukmembahagiakan mereka. Baik dunia maupun akhirat.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang tak diharapkan (islami)
Teen FictionDia hadir di kehidupanku lagi, setelah aku benar-benar ingin melupakannya.Aku tak membencinya walau dia telah hadir dalam masa lalu ku.Hanya saja aku tak ingin masuk kedalam lubang yang sama bersamanya. . . . . Tahun berganti tahun,aku dan dia diper...