Kesembilan "Move On?"

851 4 0
                                    

Tanggal 27 Bulan September


Sebenarnya aku tak mau menulis diary ini lagi. Tapi hari ini ada kejadian aneh yang menimpaku, akan aku ceritakan..


Di Kelas, Jam 9.00

Aku menuju kelas dengan lemasnya, mataku agak bengkak. Semalaman aku terus menangis (seperti adikku). Aku melihat Vira yang duduk dibangkunya dan asik dengan hape miliknya. Aku menyapanya. Agak lama Vira menatapku dengan kaget.

"ASTAGA! Kamu potong rambut!!" Teriaknya agak nyaring, tapi sangat nyaring menurutku karena dikelas lagi sepi. Aku tersenyum dan mengangguk.

"Aku ingin ganti suasana saja" Kataku dan Vira memelukku. Terlihat wajahnya yang agak khawatir, mengingat mataku agak bengkak.

Aku segera menuju lapangan, karena pertandingan lariku mau dimulai. Aku sudah mengenakan baju olahragaku dari rumah.

Aku mulai pemanasan. Aku tak peduli lagi tentang menang atau kalah. Aku akan menampilkan usaha terbaikku. Aku mengambil posisi start, aku nomor 6 (diundi secara acak).

Kali ini aku sudah rela melepaskanmu. Aku akan melupakanmu. Aku berdoa semoga kamu bahagia dengan apa yang kamu pilih.

"Bersedia, siiaaap...... PRRRIIIIIIITTt!!" suara peluit dibunyikan. Aku mulai berlari sekuat tenaga.


Di Lapangan, Jam 11 lewat

Aku gak tau berapa kali aku ikut pertandingan lari ini. Yang jelas sekarang pertandingan lari yang terakhir. Final, ada 5 orang termasuk aku didalamnya. Well, aku akan memasukkan ke dalam buku rekorku. 'Masuk final lomba lari'. 

PRRRIIIIIIITTt!!

Aku berlari secepat yang aku bisa, hanya fokus apa yang ada didepanku. Aku benar-benar mulai capek. Tak lama aku melihat garis finish, dan...... sampai.

Aku langsung terduduk lemas. Mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Aku benar-benar gak tau aku juara berapa.

"Wawo, kamu hebat sekali Zi," Kata Vira langsung menyambutku. Badanku benar-benar lemas, kakiku mulai terasa sakit.

"Aku ingin ke UKS" Kataku disela-sela mengatur nafas. Vira ingin mengantarku tapi aku menolaknya.

"Gak usah, bentar lagi pertandingan masak kan? Sorry gak bisa dukung" Kataku, dia hanya mengangguk, mengerti.


Di UKS

Aku belum memberitahu, UKS di lantai 2 dan menghadap ruang auditorium. Tapi jendela belakang menghadap lapangan. Jadi aku bisa melihat suasana perlombaan. Disana aku bisa melihat Vira, Phil, Helga dan Kate sedang berkumpul. Dan para panitia sedang menyiapkan peralatan lomba masak.

"Bisakah aku tidur disini?" Tanya seorang dibelakangku. Aku segera menoleh... aku langsung menegang. Orang yang bertanya itu adalah kamu. Kamu bicara padaku? Aku menoleh kanan kiriku. Yup, hanya aku dan kamu disini.

Untuk pertama kalinya kamu bicara padaku. Ini sudah ke 47 kali mata kita bertemu. Astaga.. kenpa aku masih ngitung hal bodoh begini!?

Aku segera mengangguk dan pindah ke ranjang lainnya. Aku ingin pergi dari sini, aku gak ingin lihat kamu apalagi ketemu, nyesek rasanya. Tapi sekarang aku benar-benar butuh istirahat, lagipula capek juga dari lapangan ke UKS (lantai 2).

Kenapa disaat gak mau ketemu malah ketemu?!. Jarak kami terpisah 1 ranjang. Kita kayak tidur bareng. Shit! deg degan lagi kan?! Aku gak boleh begini!. Aku harus buang perasaan ini.

Aku berbaring, memejamkan mata, mencoba menyingkirkan pikiran hal aneh tentangmu. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara pelan. mencoba untuk menenangkan pikiran.

"Kamu sudah berjuang dengan keras"

Aku langsung menoleh, melihatmu, apa kamu yang barusan bicara? Aku gak bisa lihat wajahmu, hanya punggung lebarmu yang terlihat. Aku tak ingin salah paham dengan ucapanmu barusan. Deg deg deg...

Aku pun ikut membelakangimu. Tidak mau terlalu berharap. Ingat! Kamu sudah punya pacar yaitu Camella!. Dari ucapanmu aku yakin tadi kamu menyaksikan aku bertanding, ssss malunya eeh..

"Terima kasih" Kataku pelan, sangat pelan, seperti berbisik. Aku pun memejamkan mataku. Makasih sudah mengembalikan hapeku waktu itu.


Jam 14.25

Aku terbangun, aku langsung menoleh, memastikan kamu masih ada disana. Ya, kamu masih ada disana, tertidur dengan damainya. Luka ditanganmu terlihat baik-baik saja (syukurlah). Angin masuk lewat jendela dan menggoyangkan rambutmu yang pirang. Lagi-lagi aku terhipnotis oleh pesonamu.

Aku segera meronggoh saku celanaku (masih pakai baju olahraga), mengambil hapeku. Jam 14.36 sudah waktunya untuk pulang. Lalu aku mengambil tas dan pergi meninggalkanmu. Aku tau dalam hatiku aku masih menyukaimu. Tapi... aku harap kita jarang bertemu.


@ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @ @

Diary Cinta Bodohku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang