CHP 2

6.2K 511 20
                                    

[Its finally begin]

Don't forget to voment

Happy Reading!
<3

.

.

.

.

.

Berulang kali Jungkook memijat pelan pelipisnya, pusing sudah kepalanya setelah menghabiskan malam bersama pemuda yang kini menjadi masternya. Jungkook yang pada dasarnya bukan mahasiswa cerdas berprestasi harus dihadapkan dengan ratusan bahkan ribuan huruf bersatu selama berjam-jam. Membahas sesuatu yang bahkan Jungkook tidak paham itu apa.

Membuang waktu? Tentu tidak, Jungkook tidak sebodoh itu untuk mengabaikan wajah bak dewa yunani Taehyung untuk kumpulan kalimat yang membosankan. Memperhatikan setiap gerak gerik pemuda yang mampu membuatnya terlena. Yang ia ingat hanya wajah tampan Taehyung saja, tidak lebih. Selain itu hanya mengambang di otaknya, walau sedikit memusingkan juga–bagaimana Taehyung menjelaskan semua dengan panjang lebar dan ribet.

Tak ingin terlalu larut dalam kebingungan, Jungkook memutuskan untuk segera mandi. Dengan senyuman merekah di bibir merahnya, Jungkook merapikan dirinya di depan cermin. Sweater coklat muda yang dipadukan dengan celana denim hitam dengan rambut tersisir rapi. Ia tidak ingin terlihat kusut untuk bekerja, walau pada akhirnya sweater oversize nya akan diganti dengan kemeja putih juga celemek, mengingat ia bekerja sebagai pelayan di sebuah kedai yang lumayan terkenal.

Setelah berhasil mengunci apartemennya, Jungkook memacu langkahnya menuju ke mobil atau lebih cocok dipanggil mobil pick up tuanya. Yah, barang tua itu penuh kenangan, kan?

Melajukan truk yang sudah mencapai hampir pensiun itu ke tempat kerjanya. Bersenandung kecil sambil menikmati jalanan yang sepi di weekend yang indah. Ah, ingin rasanya Jungkook menghabiskan waktu libur dengan teman-temannya seperti pemuda kebanyakan, tapi apa daya ia ini miskin, dan motonya
waktu adalah uang. Maka ia tidak akan membuang waktu untuk mendapatkan uang demi keberlangsungan hidupnya, menyedihkan bukan?

Tidak, Jungkook bukan anak yatim, kedua orang tuanya masih hidup dan mereka berada di Busan tidak bersamanya di Seoul. Kenapa Jungkook merantau? Itu karena ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Seoul, maka tanpa membuang kesempatan emas Jungkook berlari ke Seoul meninggalkan orang tuanya. Namun memang pada dasarnya keuangan keluarga mereka memang tidak baik, Jungkook memutuskan untuk kerja paruh waktu untuk membantu orang tuanya. Hingga lulus pun Jungkook sengaja tidak pulang dan dengan rutin mengirim separuh gajinya ke rekening orang tuanya untuk kebutuhan mereka. Hingga saat perekonomian mereka mencapai titik terburuk, Jungkook terpaksa menjual diri pada milyuner muda bernama Kim Taehyung.

Jujur saja, Jungkook masih bingung dengan pekerjaannya. Terlalu rancu dan membingungkan, kemarin Taehyung langsung pulang bahkan tak berkata sepatah katapun. Kan Jungkook jadi semakin bingung.

"Sebegitunya kau merindukanku hingga tidak fokus saat bekerja, Jungkook?"

Suara husky familiar membuat Jungkook terkesiap di posisinya. Kopi hangat yang tertata rapi di baki yang ia bawa hampir saja tumpah jika ia tidak memiliki reflek yang bagus. Dengan gugup Jungkook membalikkan tubuhnya menatap lawan bicara.

Lihat, di belakangnya sudah berdiri milyuner muda yang tampan dengan setelan serba hitamnya juga rambut legam yang tertata rapi. Sejak kapan pemuda itu berdiri di sana? Apa Jungkook yang tidak sadar, entahlah.

Paradise Cage [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang