"Goblok bangsat tai anjeng!"
Malam pukul tujuh di kota Tokyo, dan warga masih ramai beraktivitas. Suara celaan itu terdengar lumayan keras di salah satu halte. Dan membuat beberapa orang menoleh, terganggu. Lantaran kata-kata itu tentu amatlah tidak sopan.
Dan yang mengatakannya seolah melantunkan lagu ialah (Y/N), bernama lengkap (Y/Firstname) (Y/Lastname). Gadis berambut (Y/Haircolor) (Y/Hairlength) itu menatap ponselnya kesal. Memaki lagi. Seorang kakek renta kali ini menjauh darinya dengan takut.
"Apa?!" bentaknya marah. Seorang anak lelaki yang mengambil bola-nya di dekat kaki (Y/N) tersentak kaget. Ia takut.
"M-Maaf, Kak! Maaf!" ia berlutut, mengambil bolanya dengan cepat. (Y/N) mendecih, bangkit dari duduk nya di bangku halte.
"Menyebalkan. Dasar hina," (Y/N) nyaris menendang anak kecil yang berada di jalan tersebut. Anak itu terbirit-birit berlari dan menangis.
(Y/N), terkenal di sekolahnya sebagai berandalan yang hobinya keluar-masuk BK. Namun ia tak pernah jera, dan seolah menutupi dirinya yang asli dengan perangai super-kasar nya ini. Sikapnya angkuh, dan mudah sekali mencela. Sialnya, ia lumayan mahir dalam pertarungan tangan kosong. Korban-korban bully nya tidak pernah mau melawan balik, atau mereka akan pulang dengan patah tulang.
(Y/N) memutar langkahnya. Ia sebenarnya tak ada tujuan. Namun iris (Y/eyecolor)-nya menangkap pemandangan yang lumayan menarik perhatiannya.
Namun, matanya sedikit membesar.
"Itu, anak yang tadi, eh?"
Betul saja. Anak lelaki itu ditarik oleh seorang pria jangkung tinggi berparas bapak-bapak, dan rekan nya membawanya pergi. Anak itu dibekap. (Y/N) mengangkat sebelah alisnya.
Masih jaman, ya, nyulik bocah SD ..? Dagingnya enggak banyak, enggak puas.
Namun (Y/N) tertarik dengan insiden yang baru saja ia lihat. Ia meninggalkan tas-nya begitu saja. Kaki nya yang memakai boots hitam menapaki gang gang kecil Tokyo. Ia menoleh kanan-kiri, namun sang bocah tak ditemukan.
Aneh. Harusnya disini, namun apa boleh buat?
Langkahnya mendadak berhenti saat ia mendengar bunyi jeritan samar anak itu. (Y/N) menoleh. Ia berjalan ke sumber suara.
Kedua pria itu samar-samar menampakkan wujud asli-nya. Sel RC yang aktif menyembur keluar dari tubuh mereka, pria yang satu di bahu, dan rekannya di dekat tulang ekor. Mata keduanya berubah menjadi hitam dengan iris merah.
(Y/N) membelalak, namun sejurus kemudian, ia tersenyum masam.Ah. Teman sejenis, eh?
"Waah~ paman-paman suka daging anak SD? Kan cuma sedikit, enggak kenyang .... Atau jangan-jangan, paman-paman ini pedofil? Hihihi~!" cekikikan nyaring (Y/N) memecah keseruan kedua ghoul itu sebelum menyantap mangsa nya.
Kedua ghoul itu menggeram, jelas saja mereka terganggu, "Lalat sial, biar kujadikan camilan!" ia melompat maju tanpa persiapan, kagune ukaku-nya aktif, menembakkan peluru sel RC padat yang menusuk.
Namun semua serangan itu tidak mengenai gadis bermulut kasar itu.
"Ukaku paling lemah terhadap tameng-ku, kau tahu?" ujar (Y/N), tersenyum tajam, kedua matanya berubah, "Paman-paman mau main denganku sebentar, kan~"
"HEAAAAH!!"
Rekan sang pria tadi kali ini menyerang (Y/N) sekuat tenaganya. Ia berusaha menyayat dan menusuk (Y/N), namun apa daya, ia tak berhasil. Gadis itu menyeramkan. (Y/N) mengubah kagune dari bahu kiri-nya sebagai tameng, dan kanan sebagai pedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nath's Absurd Fanfictions!
FanfictionKumpulan ff Nath yang telah menggunung di otak. Dapat mengandung pairing yang agak hemhem, atau x reader. Contains = Haikyuu!! Vocaloid SnK -menyusul- drabbles? mungkin! oneshot? mungkin iya! Disclaimer = saya hanya meminjam tokoh tokohnya. Haikyuu...