Oke, disini (y/n),
Baru seminggu lalu lulus dari Seibutsukan Kōkō.Dan ini adalah coretan diarimu yang kesekian kalinya. Kau kesepian. Tinggal sendiri di rumah itu menyakitkan. Ibumu dan ayahmu sudah meninggal, mereka meninggal dengan tenang. Kau hidup dengan bekerja sambilan ditambah warisan besar orangtuamu- walau kau sebenarnya enggan menggunakan harta orangtuamu yang telah menjadi milikmu itu.
Kakak? Kau anak bungsu, sebenarnya. Kakak aslimu meninggal saat berusia satu tahun. Kau punya seorang kakak adopsi, yang kauingat... Namanya agak sulit, tunggu-
Ah.
Levi.Lengkapnya Levi Ackerman.
Masalahnya, kau stres minta ampun sekarang. Ia hendak datang lagi ke rumahmu setelah pergi ke luar negeri untuk belajar disana sekitar delapan tahun. Kau yang masih tujuh tahun lupa wajahnya!
Semua bermula saat semalam, malam yang normal. Kau asyik membersihkan sarang laba laba di langit langit rumah sebelum ponselmu berdering dan nomor tak dikenal masuk. Kau heran, mengangkatnya. Suara dingin berkata, ia akan kembali ke rumah 'adiknya' hari ini. Kau bertanya was was, "Ini siapa?" dan ia bilang bahwa ia kakakmu!
Yang heran, gimana ia tahu nomormu saat kalian berbeda negara? Aneh sekali.
Kau meneguk sekarton susu sapi, kemudian kau menyadari susunya sudah habis. Menggerutu, kau mengambil jaket, mengenakannya asal menuju minimarket terdekat.
Kau tinggal di tempat yang agak jauh dari kota. Pemandangannya indah, sejuk, namun kau kedinginan. Hawa dingin malam benar benar menerpa kulitmu yang halus. Membuatmu menaikkan zip jaket yang biasanya tak kau pakai.
Jalan menuju minimarket trdekat saja membutuhkan waktu sepuluh menit. Tak apa, kau sudah biasa.
Namun kali ini, lampu jalanan mati.
Kau bergidik.
Menyisakan kegelapan, dan kau sendiri yang mempercepat langkah.Keringat dingin menetes di dahimu. Kau pernah melihat temannmu dikejar penguntit disini. Pemandangan yang mengerikan. Kau mmaksimalkan langkahmu. Kian detik, kau semakin menyesali kenapa tadi kau memutuskan pergi ke minimarket. Kau berlari hingga-
--Tangan seseorang mendekapmu.
Kepanikan merajalela di seluruh tubuhmu.
"UGHYAAA--"
"Sst! Jangan berisik, nanti dikira aneh aneh!" suara dingin mengomelimu. Air mata yang sudah turun setetes karena panik membasahi pipimu.
E-h?
"Kau-... Levi Ackerman, kan?!" sambarmu cepat. Syok sudah tidak menguasai tubuhmu.
Lelaki dihadapanmu melepas kacamatanya. "Kau kira aku siapa, hah? Bodoh."
"B-beneran Nii-sama?" tanyamu lagi.
Levi menatapmu tajam dengan tatapan, 'setidak-percayakah-kau-bahwa-aku-kakak-adopsimu?' Membuatmu buru-buru memjnta maaf.***
Levi sudah berada dirumahmu. Tidak- lebih tepatnya runah kalian. Kau menunduk canggung. Ingat betul betapa paniknya dirimu saat berteriak pada kakakmu sendiri dan nyaris menyangkanya penguntit.
"Maaf soal yang tadi," kau menghela nafas, wajahmu memerah malu. "A-aku kira.. Aku kira-"
Nada menyebalkan Levi kembali. "Penguntit."
Kau memutar matamu. Ini dia. Salah satu sisi menyebalkan kakak adopsimu, yang tidak kau sukai dari dulu.
"(Y/N), tataplah wajahku saat berbicara."
Kau mengangkat kepalamu yang sudah tak semerah tadi.
"Umurmu berapa, sih?"
Kau nyaris tersedak ludahmu sendiri. Terbatuk pelan, menatapnya awkward, "Mak-sud nyhaa?"
Kakak angkatmu malah memalingkan wajah. Terdengar decihan dan gumaman darinya. "Memang aku harus to-the-point, ya."
Kau berusaha tertawa mencairkan suasana yang membeku. "Ahahaha, Nii-sama, tenang saja. Aku akan lulus kuliah, lalu bekerja!~ Kau mengkhawatirkan nasib ekonomiku, ya?"
Levi tidak menjawab.
Kau menelan ludah, bermonolog dengan diri sendiri. 'Mampus,' batinmu.Levi menatap matamu intens.
"Oke, (Y/N), aku tahu ini memalukan. Jangan terlalu kaget atau membenciku."Baru saja mulutmu ingin membuka bertanya, kata kata yang keluar dari lisan Levi mengguncang jiwa dan hatimu.
"--Aku ingin melamarmu."
.
.
.
.
Hening menyelimuti seisi ruang tamu."...Nii-sama, anda ngelawak?"
"(Lastname). Aku serius."Begitu ia mengucapkan kata 'serius', kau nyaris merosot menjadi lelehan (y/n) di lantai. Pikiranmu blank. Sedikit kemudian kau bangkit, hendak berkata.
Namun lisanmu memilih diam.
"Kelihatannya tabu sih, namun dari kecil saja kita sudah berbeda orangtua. Aku hanya manusia tak berarti yang dengan keberuntungan bisa mendapat perhatian dan beasiswa dari orangtuamu. Orangtuamu membuatku dapat meraih segala yang kupunyai sekarang, gelar kepala dokter di rumah sakit di kota sebelah. Aku ingin- Hei, (y/n), kau menangis?"
Lelehan air mata mengaliri pipimu. "Kau kemana saja?!" kau menyeka ingus dengan tangan, persetan dengan kesopanan. "Aku hidup sendiri, aku sendirian..
Bahkan saat Otou-san dan Okaa-san meninggal, kau tidak datang! Setidaknya temani aku, beri aku kabar...kau tidak tahu perasaanku!"Kau menutup kedua tanganmu. Emosimu perlahan terkuras karena kau sudah melampiaskan apa yang mengganjal di hatimu selama ini.
Levi tertegun sesaat. Ia menyadari kesalahannya yang telah ia lakukan di masa lampau. "(Y/N), tunggu dulu-"
"AKU TIDAK MAU DENGAR!!"
Levi memelukmu, kau tidak bisa mengelak. Kau terisak.
"Aku minta maaf, aku tidak bisa menemuimu. Setelah aku menamatkan sekolah menengah akhir, aku mendapat kabar bahwa ayah dan ibumu telah meninggal. Aku tidak bisa apa apa, ujian universitas menunggu, dan aku tak tahu kau ada dimana saat itu. Aku berhasil mendapatkan alamatmu sekarang dua tahun yang lalu. Ada saja kendala yang terjadi. Ada saja tugas menanti, hingga aku merasa aku harus menemuimu, menuntaskan semua masalahku, menyelesaikan semuanya."
Tangismu mereda. Kau menatap wajahnya, tetap saja kau masih kesal.
"Namun.. bisakah kita ulang dari awal? Hanya aku dan kau. Aku mencintaimu."
Kau mengacungkan jari kelingking.
"A-Awas saja kalau kau meninggalkanku lagi, aku takkan memaafkanmu," ucapmu membuang menatapnya sungguh sungguh.
Lelaki didepanmu menautkan jari kelingkingnya denganmu. Ia tersenyum, tertawa. Sudah lama sekali sejak ia menyunggingkan senyum di bibirnya.
"Tentu saja tidak akan kutinggalkan."
***
Funfact = CallystaVieri nangid pas ngetik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nath's Absurd Fanfictions!
FanfictionKumpulan ff Nath yang telah menggunung di otak. Dapat mengandung pairing yang agak hemhem, atau x reader. Contains = Haikyuu!! Vocaloid SnK -menyusul- drabbles? mungkin! oneshot? mungkin iya! Disclaimer = saya hanya meminjam tokoh tokohnya. Haikyuu...