┊• • • • ✧ ˎˊ ㅡ
"rencana kapan mau punya momongan?"
Hyunjin berhenti ngunyah makanannya, perhatiannya sukses kealihkan ke wanita paruh baya diujung konter dapur.,"iya, tante?" ulangnya, takut ada salah dengar.
"kapan mau punya momongan? Umurmu udah 27 loh jin, masa mau nunggu 30? Udah terlalu tua untuk punya anak." ucap tante Fei一tantenya Hyunjin, kakak perempuan dari mama Hwang.
"gapapa tante, Hyunjin nggak mau buru-buru punya anak, nggak mau maksa Seungmin." balasnya.
Tante Fei itu jagonya nikin orang mental breakdown, yah, tipikal tante-tante. Hyunjin tau sebentar lagi tantenya bakal ngeluarin kalimat pedas yang sebenarnya nggak diperluin, apapun yang nggak sesuai sama pendapatnya pasti dianggap kontra sama beliau.
"kenapa kamu pilih nikah sama anak SMA sih, Jin? Seharusnya kamu pilih yang seumuran atau yang umurnya nggak terlalu jauh, kamu liat aja istri kamu, kekanakan begitu gimana mau ngurus rumah tangga?"
Kan, dibilang.
"tan, udahlah." Hyunjin memilih buat menghindar, angkat piringnya dan letakkin di tempat cucian piring.
"seharusnya kamu menikah sama pilihan tante一"
"tante, udahlah!" suara Hyunjin naik beberapa oktaf, kali ini emang Tante Fei pantes dimarahin, ini hidupnya dan Hyunjin bukan anaknya, dia siapa mau ngatur-ngatur segala?
Sialnya, Hyunjin dapetin Seungmin di tangga, nggak jadi melangkah lebih lanjut pasti karena denger obrolannya sama Tante Fei. Hyunjin marah, pastinya, tapi dia cukup tau diri kalau Tante Fei itu lebih tua, gimanapun dia harus tetap hormat, dia akhirnya cuma bisa kasih tatapan nggak suka dan narik Seungmin dari sana.
"Kak Hyunjin..." Seungmin mencicit nggak enak. Hyunjin bawa dia ke kolam renang, duduk di ayunan tepat sebelah kolam. Tangan masih bertautan, Hyunjin cium jemari manis Seungmin, tanpa perbincangan. Hyunjin masih normalin emosinyasetelah tadi tantenya sukses memancing emosi, Seungmin nunduk, takut untuk sekedar memulai pembicaraan. Keduanya cuma diam, sibuk dalam pikiran masing-masing.
"maaf."
Seungmin balik menatap, Hyunjin melemah, api matanya telah padam, wajah Seungmin itu sesuatu banget, bisa redam amarahnya dari ekspresi polosnya. Jari Hyunjin bergerak buat elus telapak tangan Seungmin yang masih dalam genggamannya, netranya nggak capek buat terus menatap manik hazel milik lawannya.
Hyunjin bisa bersumpah, kalau mata Seungmin itu cantik banget.
"maaf ya, Kak Hyunjin bentak orang didepan Seungmin, Seungmin takut ya?" tanyanya setelah daratin kecupan lagi di jemari Seungmin.
Seungmin menggeleng kuat, "engga, aku kaget doang."
Yang lebih muda narik tangannya duluan, berdiri dari tempatnya duduk, berucap "aku masuk dulu" dan pergi meninggalkan Hyunjin disana. Hyunjin nggak bisa ngapa-ngapain selain biarin si manis melenggang pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] determined 一 seungjin
Fanfiction[ON REVISION] Hyunjin pasrah kalau dijodohin, tapi kalau calonnya masih SMA, gimana? [bxb, non-baku, fluff, some chapter has different language features, please understand this is under revision!] ©2019 ECLIPSEUUU