┊• • • • ✧ ˎˊ ㅡ
Hari ini Seungmin lagi pulang ke rumahnya, periksa barang-barangnya yang masih tersisa, sekalian nostalgia masa kecilnya yang sebagian besar ada disana.
Begitu masuk lewat pintu depan, dia bisa liat bayangan dirinya waktu kecil yang berlarian di sepanjang lorong, buat pola lingkaran di seputar ruang tamu sambil terbangin miniatur pesawat tempur mininya bareng Chio, loncat-loncat diatas sofa dan berakhir ketiduran disana sampai dipukul Mamanya.
Dia langkahin kakinya, biarin memorinya terputar ulang, bagaikan kaset usang yang masih bisa bekerja, Seungmin senyum kecil, teringat dirinya yang sembunyi dibawah counter sambil peluk pesawatnya, berlidung dari emosi Mama yang sering nggak stabil.
Tiba-tiba aja air matanya jatuh setetes, ingat masa kecilnya yang sebenarnya kelam, tapi dengan jagonya dia sembunyikan dari orang-orang, Seungmin nggak pernah mau orang lain tau gimana dirinya saat itu.
Dia berjongkok, liat torehan spidol dibawah meja makan yang dia buat waktu umurnya 8 tahun, curahan hatinya yang selalu ingin dijemput Papa karena dia capek sembunyiin luka-luka di sekujur tubuhnya dari teman-temannya.
Seungmin kembali berdirin rajut langkah menuju halaman luar, liat bayangan Seungmin kecil berlindung dibawah rumah-rumahan dibawah pohon yang dia rakit sendiri menggunakan kain anti air, kedinginan sambil memeluk tubuhnya, mau masuk kerumah tapi pintunya dikunci dari dalam sama Mama.
Dia jalan kesana, elus pohon yang selalu jadi tempat berlindungnya itu, liat lagi goresan gambar foto keluarga, dirinya, Mama, dan Papa. Dia kembal berjongkok, tatap tulisan amburadul ala anak sdnya di bagian bawah yang sulit dijangkau oleh orang dewasa.
'mama suka pukul aku tapi seungmin tetap sayang mama'
'seungmin sayang pohon juga dan rumah-rumahanku'
'makasih pohon'
Dia terisak, pegang dadanya yang terasa sesak karena tangisan yang ditahan sejak tadi.
Seungmin coba untuk jadi kuat, dia hapus kasar air matanya sebelum kembali masuk kedalam rumah, buru-buru melangkah ke kamarnya.
Semuanya berubah, cat biru langitnya sudah diganti dengan warna putih, kasur kecilnya hilang, entah kemana, lemarinya, laci mainan, kamar itu hampa. Baguslah, Seungmin gamau ingat waktu dirinya diikat dan disiksa diatas kasur oleh Mama.
Begitu dia balik badan, perempuan setengah baya yang nggak lain adalah Mamanya, beridiri disana sambil bersidekap, ekspresi datar seperti biasa, nggak ada sambutan hangat untuk Seungmin.
"kamu baru ingat Mama?" tanya wanita itu. Seungmin ketawa kecil dan lewati tubuh Mamanya, berniat ke loteng karena dia tau barang-barangnya disana.
"siapa bilang aku kesini buat jenguk Mama?" tanya Seungmin, coba sekuat mungkin agar dirinya nggak menangis lagi karena baru aja melontarkan kata-kata jahat, "Mama pasti bahagia setelah terima uang dari keluarga Hwang, ngapain aku ribet-ribet mikirin Mama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] determined 一 seungjin
Fanfic[ON REVISION] Hyunjin pasrah kalau dijodohin, tapi kalau calonnya masih SMA, gimana? [bxb, non-baku, fluff, some chapter has different language features, please understand this is under revision!] ©2019 ECLIPSEUUU