Chapter 5: How beautiful! (NC)

3.4K 261 31
                                    

Lihat label (NC) di atas sana?

Iya, jadi Pitik sudah dapat persetujuan bikin 'adegan' sama karakternya
('・ω・')

keinginanmu terkabul, nak SeaglassNst!

.

.

.

Sebuah panggilan yang terus menghantui Chuuya sejak semalam, dunia kecilku. Dazai perlu menjelaskannya karena sinoper ini tengah merasa terombang-ambing. Perjalanan darat mereka saat ini malah didominasi keheningan. Chuuya memutuskan untuk menyalakan radio agar mobil lebih ramai.

Sejak keluar dari penginapan, Dazai sudah meminta izin untuk tidur setelah memakai sabuk pengaman. Si brunette pasti kelelahan. Chuuya menemukannya masih terjaga ketika ia bangun pagi ini. Lelaki itu menyapanya dengan senyuman, hangat seperti saat menghantarkannya tidur.

Sekarang, Chuuya sesekali melirik wajah tidur Dazai ketika lampu merah. Kegiatan itu membuatnya terjaga selama mengemudi. Ketika berangkat tempo hari, yang membuatnya terjaga malah adu argumen dengan lelaki itu. Sosoknya amat berbeda ketika tidur.

Lebih tenang. Lebih menawan. Lebih tidak menyebalkan. Lebih disukai Chuuya.

Lampu lalu lintas berubah hijau, bersamaan dengan bunyi klakson kendaraan di belakang mereka. Sinoper itu tersentak dan menjalankan mobilnya. Dazai di sebelah kursi kemudi, mengerang pelan.

Ia membuka kedua matanya sayu sambil bergumam, "Berisik."

Chuuya menghela napas pelan. Mobil mereka melaju dalam kecepatan normal. "Maaf," sahutnya.

"Aku tidak memprotesmu," Dazai tersenyum setengah sadar. Matanya kembali terpejam saat membalas permohonan Chuuya.

"Kau bisa membunyikan klakson sepanjang jalan dan aku akan tetap terlelap, menjadikannya sebagai pengantar tidurku."

"Jangan meracau dan tidurlah," omel Chuuya, menepis semua kekagumannya terhadap seorang Osamu Dazai.

Yang diomeli menurut dan kembali bersandar di kursi. Suasananya kembali tenang seperti sedia kala. Sampai mereka sampai di rumah. Chuuya memarkir mobilnya di depan pagar, membangunkan Dazai, dan menurunkan barang-barang mereka.

"Tidurlah di kamar! Aku akan mengembalikan mobilnya," ujar sinoper itu, memperhatikan hitam di bawah mata Dazai.

Namun lelaki itu hanya menaruh barang-barang di ruang tamu. Ia mengunci pintunya kembali dan berjalan menghampiri Chuuya.

"Aku tidak bisa membiarkan seorang carrier berpergian seorang diri," ujar Dazai kembali masuk ke dalam mobil.

"Kata-kata seseorang yang membuatku melompati pagar untuk berangkat kerja," cibirnya sambil menyusul Dazai.

Lelaki itu tidak lagi tertidur di sebelah kursi kemudi. Ia tengah bersantai, berpangku tangan di pintu mobil. Persewaan mobil tidak jauh dari rumah Chuuya, hanya saja tetap perlu melewati beberapa blok perumahan. Mereka akan kembali pulang dengan berjalan kaki.

Setelah Chuuya membayar ongkos sewa, Dazai langsung mengajaknya ke supermarket. Dalam perjalanan sinoper itu sempat bilang kalau tidak ada apapun di dalam kulkas.

"Kau tidak ingin menepati janjimu?" celetuk Dazai sewaktu Chuuya tengah memilih bahan makanan.

"Janji apa?" carrier itu berbalik sejenak.

"Minum bersama," balas si brunette sambil menunjuk dua ekor kepiting untuk diambil pelayan supermarket.

"Besok hari Senin. Aku harus pergi ke kantor," tolak Chuuya.

[√] mikrokosmos | soukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang