》KETIGABELAS,

257 24 10
                                    

Dalam keramain seperti ini dinda masih tetap merasa sepi. Beberapa pesan sudah dinda kirim tapi marcel belum juga membalasnya, dinda jadi khawatir dengan kakanya atau tentang penyakitnya apakah separah itu. Hufftt,, dinda menghela nafas panjang dadanya terasa sesak jika memikirkan itu.

Marcel sudah datang ke cafe oriont lalu mencek hadiah yang telah ia siapkan untuk adiknya itu, meski hadiahnya sederhana tapi marcel yakin pasti dinda sangat menyukainya.

"Dinda dimana..?" Bisik marcel pada rendi yang sudah menghampirinya.

"Ada didalem tuh sama anak2, kayaknya dia emang udah kangen berat sama lo keliatan dia murung banget ga kayak biasanya." Besik rendi yang di angguki marcel, ia sudah tau itu. sebab dinda sudah beberapa kali mengirimnya pesan yang semua isinya "ka gue kangen sama lo cepet pulang..!!" Emang sepertinya dinda itu tidak bisa berlama lama berjauhan dengan marcel.

Rizky sudah menepikan motornya di area parkir cafe oriont, membuka helm lalu merapihkan tatanan rambutnya. Matanya mengedar melihat sekeliling, disampingnya juga sudah ada mobil laborgini mewah dan ia tau pasti itu milik dinda. Bukan rizky so tau hanya saja dia pernah melihat mobil itu terparkir di area parkir luar rumah marcel dan dinda, jadi rizky tidak mungkin salah. Matanya memicing ketika melihat marcel yang sedang berbisik2 dengan seorang temannya, dengan penasaran rizky lalu menghampiri keduanya.

"Eh cel, lo udah pulang.." ucap rizky menghentikan obrolan keduanya.

Mercel menatap rizky heran kenapa pria itu bisa ada disini. "Oh iya gue baru pulang.." jawab marcel seadanya.

"Btw lo ngapain disini..?" Tanyanya

"Mmmm.. gue.." rizky gugup seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ah kelamaan lo bilang aja mau nemuin dinda kan..?" Ucap marcel to the point.

"Hehe lo tau aja.." pasrah rizky tidak bisa mengelak.

"Ngapain..? Lo kan udah punya pacar tuh si mak lampir.!!" Sakmat.

"Ya, gue__" sebelum menyelesaikan omongannya rendi memotong.

"Cel kembali ke rencana, dinda bisa curiga kalo gue lama2 disini.." ucap rendi mengingatkan.

"Ada apaan si..?" Tanya rizky penasaran.

"Aelah berisik lo, yaudah lo ikut gue aja nanti gue jelasin." Ucap marcel

Setelah marcel menjelaskan segala sesuatunya akhirnya rizky mengerti dan ikut masuk dalam rencananya. Meskipun marcel agak jutek padanya tapi dia masih bisa menghargai rizky, marcel sudah tau jika memang rizky sudah mengetahui semuanya dari pelayannya yang bercerita jika waktu itu rizky datang kerumahnya hanya untuk bertemu dengan dinda.

Dinda kena rules dare gara-gara kalah dalam bermain, dinda harus menutup matanya dan para sahabat menuntunnya menuju parkiran dengan alasan dinda harus meminta tanda tangan dan berfoto bareng dengan orang yang bisa dinda jangkau disana.

HAP.. dinda berhasil memegang lengan seseorang, "maaf2 bu atau mas atau siapa ini saya lagi ada dare buat minta ttd sama fotbar gpp ya.." mohon dinda. Sedangkan yang lainnya hanya bisa menahan tawanya.

"Woy ini kapan di bukanya...!!" Dinda sedikit berteriak.

Marcel yang dipegang dinda pun tak tahan untuk memeluk adiknya itu.

"Eh ko peluk2 sih mas eh pak..! woy tolongin ke..!" Keluh dinda seraya berusaha melepaskan pelukannya. Tapi dinda berhenti seketika mencium wangi parfum yang sangat ia kenal dan pasti dinda tidak mungkin salah lagi.

Tanpa babibu lagi dinda membalas pelukan marcel tak kalah lebih erat. "Woyy kuya lo malu2in aja,.." ucap rendi seraya menarik dinda untuk melepaskan pelukannya.

CINTA BUKAN BENCITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang