PERBEDAAN RASA CINTA

4.6K 250 54
                                    

TOK! TOK!

"Jeonghan, kau masih tidur?"

Pemuda itu kembali mengetuk pintu di hadapannya sambil terus memanggil nama yang sama. Namun, untuk ke sekian kalinya, tidak ada sahutan dari balik pintu tersebut. Pemuda dengan surai hitam itu menghela napas, dalam hati bertanya kenapa hal ini harus terulang setiap paginya?

Perlahan ia memutar knop pintu dan memasuki ruangan yang diterangi beberapa lampu. Pemuda yang tengah berbaring itu memang tidak terbiasa tidur dengan keadaan yang gelap sehingga setiap ia tidur, ia akan menghidupkan seluruh lampu di kamarnya bahkan lampu kamar mandi sekalipun yang pintunya selalu tertutup. Hong Jisoo, pemuda yang selalu membangunkannya setiap pagi akan dengan senang hati mematikan lampu dan membuka tirai seperti pagi ini.

Sambil memijat pangkal hidungnya yang mendadak sakit akibat melihat isi kamar tersebut, ia berjalan mendekati jendela untuk membuka tirainya. Membiarkan cahaya matahari masuk dan menyinari wajah cantik nan tampan milik pemuda yang terbaring di atas kasur, Jeonghan. Jisoo tersenyum lembut dan duduk di sisi ranjang, "Jeonghan, Kau habis berperang? Kenapa kamarmu berantakan sekali?"

Jeonghan bangun dari tidurnya dan menguap sebentar, "jam berapa ini?" Tanyanya dengan mata yang masih tertutup dan mungkin tidak siap untuk menerima cahaya matahari masuk ke matanya. Senyum di wajah tampan Jisoo tidak luntur sama sekali, "pukul tujuh lewat dua puluh menit. Sebaiknya Kau cepat karena kau masuk pukul delapan."

Jeonghan mengerjap, masih berusaha untuk mengumpulkan puing-puing kesadaran yang entah pergi kemana sebelum akhirnya matanya berhasil melotot, "apa?!" Ia pun segera bangkit dari kasurnya dan berlari masuk menuju kamar mandi seraya berseru, "Kenapa Kau tidak membangunkanku?!" Melihat itu, Jisoo hanya dapat terkekeh kecil dan beranjak dari duduknya dan mulai membereskan kamar Jeonghan.

"Astaga! Maafkan Saya, Tuan!"

Jisoo menoleh ke asal suara dengan raut bingung sebelum akhirnya kembali tersenyum begitu melihat sosok di ambang pintu, "Bibi terlambat. Aku datang lebih dulu." Ucapnya. Wanita paruh baya yang merupakan Kepala Pelayan itu membungkuk sembilan puluh derajat, "maaf, Tuan. Lagi-lagi Saya kalah cepat karena kurang disiplin. Maafkan Saya."

"Sudahlah, Bi. Bibi tidak perlu minta maaf. Aku kan sudah bilang kalau sekarang ini adalah tugasku. Bibi istirahat saja." Ucap Jisoo lembut. Bagaimana mungkin ia membiarkan wanita paruh baya seperti Pelayan Kim bekerja dengan begitu keras?

"Tapi, Tuan. Ba-"

"Jika Bibi bersikeras meminta maaf untuk kesalahan yang tidak Bibi perbuat, lebih baik Bibi membuatkan bekal sarapan untuk Jeonghan karena Ia mungkin tidak sempat sarapan. Bibi tahu, kan? Roti dengan selai cokelat." Potong Jisoo. Pelayan Kim itu mengangguk cepat, "tentu saja, Tuan. Tapi, Tuan sendiri belum sarapan. Perlu Saya buatkan dua porsi?"

Jisoo menggeleng, "tidak perlu. Bibi buatkan saja untuk Jeonghan." Jawab Jisoo sembari melipat selimut. Bibi Kim mengangguk dan beranjak meninggalkan kamar Jeonghan. CKLEK! Jeonghan keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap dan mendapati sosok Jisoo yang yang sedang membereskan buku-buku di lantai.

"Apaan ini? Kau membereskannya lagi?" Tanya Jeonghan. Jisoo menoleh sekilas sebelum duduk di atas kasur dan tersenyum, "duduklah. Masih ada sedikit waktu untuk mengeringkan rambutmu." Jeonghan mengangguk dan mendekati Jisoo untuk duduk di depan pemuda pemilik senyum manis itu. Membiarkan orang yang berstatus kakaknya itu mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Sebenarnya, Jeonghan lebih tua 2 bulan dari Jisoo. Tetapi, orangtua mereka memutuskan bahwa Jisoolah Sang Kakak. Alasannya terlampau sederhana, mereka hanya ingin pewaris perusahaan adalah orang yang berkompeten dan pintar seperti Jisoo, lalu diwariskan lagi pada anaknya Jisoo dan begitu seterusnya. Katakanlah Jeonghan tidak sepintar dan serajin Jisoo, Jeonghan bahkan tidak diberi marga Hong pada namanya. Toh, mereka hanya mengadopsi Jeonghan atas keinginan Jisoo. Jadi cukup memberikan uang dan tempat tinggal saja untuk pemuda cantik itu.

Break Our Promise [JIHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang