SEMUA TENTANGNYA (Yoon Jeonghan)

1.6K 167 13
                                    

Namaku Yoon Jeonghan dan aku berumur dua puluh tiga tahun. Aku mempunyai kakak laki-laki bernama Hong Jisoo, dia seumuran denganku, dua puluh tiga tahun dan dia lebih muda dariku dua bulan. Kenapa dia menjadi kakak laki-lakiku dan mengapa nama marga kami berbeda? Itu karena kami dari satu panti asuhan yang sama.

Jisoo adalah pemuda yang baik. Dia tenang, kalem, dan juga ramah. Dia selalu menuruti dan bahkan memberikan apa yang kuinginkan. Tentu saja sebenarnya aku tidak ingin Jisoo melakukan hal seperti itu. Tapi ketika aku melarangnya, Jisoo justru menatapku dingin dan itu membuatku takut.

Yah, itu karena aku memintanya untuk berjanji ketika kami berumur sembilan tahun. Aku memintanya berjanji untuk selalu berada di sisiku dan kini kuyakin ia sedang memenuhi janji itu mati-matian. Bahkan kini ia lebih seperti budakku dan aku tidak ingin menganggapnya seperti itu. Dibanding dengan budak, menurutku dia lebih seperti pelindungku dan aku merasa nyaman berada di dekatnya.

"Jeonghan, kau ingin aku memberikan margaku pada namamu?"

Jisoo juga orang yang perhatian. Dia seperti selalu memperhatikanku dan selalu mengerti perasaanku. Ya, aku ingin dia memberikan marganya pada namaku. Menurutku, jika namaku Hong Jeonghan, maka itu artinya aku diterima dalam keluargaku yang sekarang. Tapi, jika Jisoo memberikannya padaku begitu saja tanpa izin Eomma dan Appa, maka bagiku itu sama sekali tidak ada artinya. Aku hanya ingin mereka menganggapku sebagai anggota keluarga mereka.

Meskipun aku tahu itu tidak artinya, entah mengapa aku merasa senang mendengarnya. Aku tahu betul Jisoo sangat menyayangiku, tapi aku bahkan tidak tahu perasaanku yang sebenarnya pada Jisoo.

"Tentu saja aku mau." Jawabku sembari tersenyum dan Jisoo membalasnya dengan senyum yang manis dan lembut. Aku menyukai senyumannya yang selalu menghangatkan hatiku dan aku baru tahu bahwa aku selalu ingin melihat senyumannya.

"Kalau begitu, aku akan menikahimu suatu saat nanti." Ucapnya. Dia lalu menggenggam tanganku penuh kelembutan. Bukan hanya senyumannya, semua perlakuannya padaku selalu sukses membuatku meleleh dan bahkan terpaku tanpa alasan. Tunggu, apa? Menikahiku? Aku mengerjap bingung, "memangnya bisa?"

Aku tidak yakin, Eomma dan Appa pasti menolak keras. Mereka bahkan membedakan sekolah kami sejak ES hingga SHS dan baru dapat satu universitas karena Jisoo kini berani menolak dan melawan.

"Tentu saja. Aku akan melakukan apapun, termasuk melawan mereka."

Lagi, dia selalu seperti ini. Akh, seharusnya kukatakan tidak mau tadi. Jisoo adalah orang yang Easy Going. Ia cukup terlihat santai jikalau ada masalah, dia pasti akan berpikir untuk menyelesaikan masalah apapun caranya. Ia tidak peduli apapun halangannya jika itu menyangkut denganku.

Kini ia menatapku dalam, "kau tunggu saja. Setelah aku memegang perusahaan Appa, tidak ada yang bisa menghalangiku."

Janji lagi. Entah sejak kapan, itu terdengar menyeramkan. Tapi jika Jisoo yang mengatakan hal itu, aku akan merasa nyaman. Entah apa alasannya. Mungkin karena kami telah bersama lima belas tahun dan dia selalu melindungiku.

Sejauh ini, Jisoo memang selalu memenuhi janjinya : Selalu berada di sisiku. Pernah sekitar empat tahun yang lalu, Eomma dan Appa akan mengirimnya ke Los Angeles, Amerika. Tentu dia menolak dan itu karena aku dilarang untuk ikut bersamanya.

"Jeonghan ikut denganku atau aku tidak akan pergi." Ucapnya santai dan ia lalu masuk ke kamarnya. Aku menatap Appa dan Eomma yang sama sekali tidak menatapku, mungkin mereka memang tidak mau menatapku. Tak lama, Jisoo keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah borgol. Jisoo lalu memborgol tangan kirinya dan juga tangan kananku.

"Hong Jisoo! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan borgol itu dan pergilah ke LA! Jika tidak, maka..."

"Maka apa? Apa yang akan Appa lakukan? Jika Appa berani mengusik kehidupanku dan Jeonghan, maka jangan harap hidup Appa sendiri akan tenang." Potong Jisoo. Saat-saat seperti inilah aku tidak bisa melakukan apapun selain menatap Jisoo di hadapanku. Aku melirik benda yang berada di saku celana Jisoo dan dapat kulihat bahwa itu adalah belati.

Break Our Promise [JIHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang