chapter 3

4.3K 165 2
                                    

Keesokan harinya pada saat hinata sedang bersantai di bangku kolam renang rumahnya, terdengar suara tawa dari beberapa orang laki-laki yang mengganggu ketenangan yang sedang dinikmati oleh hinata.

Dengan kesal ia pun melihat ke dalam rumah dan mendapati neji dengan shikamaru,kiba,sasuke, dan naruto. Dia pun mengerang kesal bahwa hari libur yang tenang yang dia impi impikan hilang sudah. Sekarang dia hanya akan mendengarkan keributan yang disebabkan oleh kelima cowok a.k.a geng the konoha yang tertawa dan bergembira ria di atas kemarahannya itu.

Hinata POV

'Kapan aku akan mendapatkan ketenangan jika di setiap tempat aku selalu bertemu dengan mereka? Bahkan gara-gara mereka aku mendapat musuh lebih cepat daripada yang telah kuperhitungkan. Bahkan aku paling tidak senang jika kiba mulai melirik ke arahku dan mengedipkan matanya'.

Sambil menghela nafas panjang, aku pun masuk ke dalam rumah dan mereka pun menatapku, dan tiba-tiba sasuke berjalan mendekatiku.

"Ada apa?" Tanyaku dengan bingung karena sikapnya yang aneh. "Hn"jawabnya singkat dan menarik tanganku dan membawaku ke ruangan neji dan menutup pintunya.

"Hai ada apa?" Tanyaku sekali lagi karena ini tidak seperti sikap yang biasanya.

"Kau masih sakit hati?" Tanyanya tanpa basa basi dan menatapku dengan tatapan yang terlihat masuk ke dalam jiwaku.

"Kenapa memangnya?" Tanyaku balik, karena aku benar-benar tidak mau mengunhkita tentang masalah itu.sama sekali.

"Tidak apa, aku hanya ingin tau, lagipula jika diligat perubahan sikapmu kau masih sakit hati. Maka itu kau bersikap dingin kepada semua orang."katanya dengan benar. Memang semua uchiha mempunyai kecerdasan di atas rata-rata yang bahkan dapat melihat dari suatu kondisi saja.

"Aku hanya ingin merubah image ku saja, memangnya tidak boleh?" Jawabku untuk menghilangkan kenyataan yang dia ungkapkan tadi.

"Jangan bohong padaku hyuuga, aku tau kapan kau berbohong dan tidak. Bagiku kau seperti buku yang terbuka." Katanya yang membuatku membeku.

Kalau begini aku tidak bisa mengelak lagi, mau tidak mau aku harus jujur kepadanya.

"Hmm, memang benar aku berubah karena dia, puas?" Dia mengganguk dan menatapku tajam.

"Tapi setelah kejadian itu dia terlihat menjadi dingin dan bahkan dia tidak seceria yang dulu. Kau lihat saja sikapnya yang cuek dan hampir mengalahkanku" kata sasuke dengan datar walaupun ada sedikit rasa kesal dalam suaranya.

"Bagaimana bisa? Bukankah dia memutuskanku demi sa.ku.ra??" Tanyaku dengan memotong-motomg bagian menyebutkan nama sakura.

"Aku juga tidak tau, tapi kalau kau mau membalasnya, atau mau mengetahui reaksinya, kau bisa meminta pertolonganku." Katanya dan dia pun keluar meninggalkanku sendiri.

Hmmmm, rupanya sasuke yang punya gelar si raja es mempunyai hati juga, kukira hatinya pun juga sudah membeku.

Aku pun berjalan keluar kamar neji dan berjalan ke ruang bermain di mana neji dan yang lain berada. Aku mengambil apa yang kubutuhkan dan kusempatkan diri untuk melirik ke arah naruto.

Aku terkejut mendapati bahwa dia sedang melihat ke arahku. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kumengerti. Banyak perasaan yang bercampur pada tatapannya itu yang tidak dapat kujelaskan. Setelah beberapa detik, dengan cepat dia memalingkan wajahnya seperti tidak ada yang terjadi dan kembali bermain dengan yang lain.

Dengan berat hati aku keluar dari sana dan menuju ke kamarku. Dengan lemas kurebahkan badanku ke tempat tidur dan membayangkan tatapannya tadi.

Tatapan macam apa itu? Apa dia merasa sedih dengan apa yang pernah dia lakukan kepadaku? Atau dia kecewa? Tapi bukankah dia yang melakukannya? Tapi kenapa hatiku masih mengharapkan dirinya? Dia sudah menjadi milik si rambut pink. Bagaimanapun juga aku harus merelakannya.

End hinata pov

Hinata terlalu sibuk dengn pikirannya sendiri sehingga dia todak menydari bahwa daritadi ada seseorang yang mengintipnya dari luar kamar dengan tatapan sedih.

Naruto.

dia mengikuti hinat hingga ke kamarnya karena dia ingin mengajaknya bicara dengan baik-baik. Tapi entah kenapa pada saat di pintu kamar hinata, hilang semua keberanian yang telah ia kumpulkan. Ia takut jika ia malah membuat hinata semakin kecewa terhadap sikapnya. Ia takut jika ia membuat hinata semakin membenci dirinya.

Naruto tau bahwa dia telah membuat kesalahan fatal dengan melakukan hal itu, tapi itu semua dia lakukan karena sebenarnya dia telah dibutakan oleh rayuan orang itu. Dia sebenarnya tidak suka kepadanya, tapi karena rayuan dia pun terbuai dan melakukan hal tersebut kepada hinata, padahal dia tau sebagaimana besar perasaan yang hinata berikan kepadanya.

Naruto pun menghela nafasnya panjang dan kembali ke tempat teman-temannya sedang bersenang-senang bersama yang bahkan tidak menyadari bahwa salah satu temannya sedang tidak ada.

Walaupun dia sudah mencoba untuk melupakan hinata, dia tetap tidak dapat melupakannya. Dia menginginkan senyuman yang dulu hinata sering berikan kepadanya kembali dan hinata pun juga kembali kepadanya. Tapi tidak dapat dia lakukan karena dia tau bahwa banyak orang yang akan menentang hubungan mereka karena apa yang telah dia lakukan dulu terhadap hinata.

"Hei, dobe kau kenapa?" Tanya sasuke yang ternyata memerhatikan sikap naruto yang tidak seperti biasanya.

"Hm? Ah, tidak apa-apa" jawab naruto dengan gelagapan dan tidak seperti dirinya.

Sasuke hanya menatapnya dan memalingkan wajahnya, dia sudah tau kenapa naruto menjadi seperti itu.


My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang