chapter 4

5.5K 148 4
                                    

Di sekolah hinata selalu terlihat sangat angkuh dan sombong. Entah kenapa hal itu membutnya banyak disukai oleh anak-anak cowok di sekolahnya dan juga membuat para cewek semakin membencinya.

Sebenarnya hinata bukanlah bersikap angkuh, hanya saja semua orang berkata angkuh karena tatapannya yang dingin dan seperti meremehkan orang lain.

Sebenarnya tatapan itu adalah tatapan dingin karena hinata bukanlah orang yang mudah merasakan perasaan, hinata bahkan sudah tidak ingat kapan terakhir kalinya ia dapat mengekspresikan perasaanya.

Pada saat jam istirahat hinata duduk bersama teman barunya atau teman lama yang bertemu kembali, yaitu tenten. Tenten adalah orang yang mengerti dirinya, dan bahkan dia dapat mengerti kenapa hinata dapat menjadi seperti sekarang ini. Tenten berusaha untuk membuat hinata seperti dulu kembali, tapi semakin keras dia mencoba, tidak ada perubahan yang terlihat.

Begitu neji, shikamaru, kiba, sasuke dan naruto memasuki kantin, seluruh kantin menjadi agak diam dan bahkan ada yang menghentikan aktivitasnya kecuali hinata yang tidak peduli sama sekali. Hinata tetap melanjutkan makan seperti tidak ada yang terjadi.

Entah kenapa hati naruto yang melihat hinata tidak peduli seperti itu membuat dadanya seperti tertusuk. Dia ingin melihat hinata yang dulu, yang jika ada kehadirannya dia pasti akan mencuri pandang ke arahnya yang sangat menggemaskan tersebut. Tanpa pikir panjang, dengan sengaja naruto membuat kakinya tersandung dengan meja yang hinata gunakan yang membuat hinata melihat ke arahnya.

"Kalau jalan hati-hati, menggangu saja bisanya" kata hinata dan mengeluarkan deathglare setajam sasuke,

"Namanya juga kesandung, bagaimana mau hati-hati sih" jawab naruto tidak mau kalah.

" jalanan di bagian sana masih luas, kenapa juga harus di deket-deket sini. Lagian punya mata juga bukannya dipake! Jelas-jelas ada meja" kata hinata dengan dingin.

"Yaudah, lagipula ini bukan jalanan nenek moyang situ" jawab naruto dan meninggalkan hinata yang tidak sempat membalas ucapannya.

Hinata merasa sngat kesal dengan perbuatan naruto yang aneh itu, bisa-bisanya dia kesandung meja dan bahkan jalanan sebenarnya masih luas.

Tapi hinata merasakan persaan aneh yang ada di dadanya. Dia merasa dadanya terasa hangat, seperti ada sesuatu yang sedang berusaha mencairkan perasaanya yang telah membeku itu.

Bukannya hinata tidak ingin percaya jika ada sesuatu yang dapat mencairkan perasaannya itu, hanya saja tidak mungkin hatinya dicairkan oleh seseorang yang menjadi dalang dari membekunya hati miliknya itu.

Di dalam kelas, pada saat jam kosong, anak - anak di kelas menjadi liar dan mulai tak terkontrol. Ada yang bernyanyi, bahkan ada yang saling kejar - kejaran.

Tapi hal-hal tersebut tidak mengganggu hinata yang sedang asik membaca buku yang dia bawa dari rumah. Saking asiknya dia tidak menyadari bahwa naruto sedang berdiri di belakangnya dan melihat apa yang sedang dia baca.

"Jadi hinata, kau juga suka baca cerita cinta ya?" Goda naruto yang membuat hinata terkejut dan langsung menutup bukunya.

"Apa sih yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti" kata hinata yang sedang berusaha menahan rasa malunya.

"Hmm? Aku cinta padamu drew, tidak bisakah kau mengerti itu?" Kata naruto yang meniru satu kalimat yang ada didalam buku hinata.

Muka hinata memerah dan membuat naruto ingin mencubit pipi itu dengan keras karena seperti buah tomat.

"Memangnya kenapa? Yang tidak wajar itu kalau kau membaca buku tentang make-up tau kata hinata mencoba mengalihkan pembicaraan.

Naruto hanya tertawa dan tanpa sadar tangannya terangkat dan mengacak pelan rambut hinata yang mau tidak mau membuat hinatanpun tertawa.

Tanpa disadari dari kejauhan ada seseorang yang tidak suka melihat mereka mulai akrab kembali.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang