Bab 2

16 6 0
                                    

*Kau segores luka yang akan tetap mebekas, Walaupun luka itu sudah lama *

Suasana kelasnya sekarang sudah ramai dengan teman-temannya yang asik dengan kesibukkannya masing- masing. Sekarang Rara tidak telat karena dia sudah memasang alarm jam 6 pagi, sebab Rara nggak mau mentraktir lagi satpam sekolahnya.

Rara termasuk gadis yang sangat hemat dan perhitungan kalau tentang uang. Maka dari itu dia selalu minta di traktir oleh Zora karena Zora itu orng kaya dia anak dari pemilik perusahaan ternama di Surbaya.

Saat Rara lagi asik menstalking idolanya.  Tiba-tiba Desty berteriak didepan pintu, “RA…. RARA….”. Rara yang terkejut membuat hpnya yang ia genggam terlempar.

“ehh.gila ya lo biasa aja kalau teriak,Des” bentak Rara. Desty mendekat ke Rara dengan terengah-engah.
“maaf maaf, Ra. Gua mau ngasih tau lo kabar burukk..”.

Rara mengambil hpnya yang tragis di atas lantai untung hpnya udah ada pelindungnya kalau tidak sudah tak tau lagi. “lo tau nggak gue sampai lempar hp gue saking terkejutnya . Padahal gue lagi ngestalk mas Jefrie Nichol putus sama pacarnya.”ucapnya marah dengan Desty.

“hah gue nggak tau maaf. gue punya kabar yang lebih menarik daripada mas jepri itu. Ayo ikut gue.” Desty menarik tangan Rara keluar kelas “mau kemana sih?” protes Rara yang ditarik paksa oleh Desty.

Desty mengajak gue ke gedung olahraga sekolah yang sudah banyak orang yang berkumpul di sana.

“ngapain lo ke gedung olahraga emang ada pertandingan ?ehh bentar  Des, kok rame banget ada apa? ”ucap Rara santai.

“bukanlah. Lo bakal terkejut kalau lihat. Permisi ya.” Desty menarik Rara melewati keremunan siswa-siswi yang sedang heboh dengan perbincangannya. Rara tak tahu apa yang di bicarakan mereka semua.

Saat Desty dan Rara sudah berada di depan, Rara terkejut dengan apa yang di lihatnya sekarang. Di gedung itu sudah di penuhi oleh foto-foto Ersty dan balon-balon.

“alay banget sih.” Ucap Rara lirih. “lo nggak cemburu Ra?lo tau nggak ini tuh so sweet banget loh?” kata Desty yang mebuat Rara menoleh kea rah Desty.

“So sweet apanya dia pengen jadi tontonan anak-anak .huhh.lebay!”. “lihat tuh foto-foto kak Ersty yang difoto sama sama kak Daris bagus banget.pasti dia sering foto diam-diam kak Risty. Makanya kak Daris jadi ketua Fotografi.”

Rara melihat foto – foto itu yang mengingatkannya pada yang dulu.
Ya sekarang yang sedang dilihat oleh semua siswa itu adalah kak Daris dan  kak Risty. Daris yang sedang membawa gitarnya dan sekuntum bunga mawar berhadapan di depan Risty.

Waktu pertama kali kulihat dirimu hadir
Rasa hati ini, inginkan dirimu
Hati tenang mendengar suara indah menyapa
Geloranya hati ini tak kusangka
Rasa ini tak tertahan
Hati ini slalu untukmu
Terimalah lagu ini dari orang biasa
tapi cintaku padamu luar biasa
aku tak punya bunga, aku tak punya harta
yang ku punya hanyalah hati yang setia
tulus padamu……(Andmesh Kamaleng- Cinta Luar Biasa)

“Ersty gue mau bilang jujur sama kamu. Gue cinta kamu. Maukah kamu jadi peneman hidupku?” ucap Daris menatap wajah Ersty yang bingung dan tekejut oleh perlakuan Daris, “ehh….”.
“terima…”, “terima..” ucap beberapa siswa yang menonton aksi menembah Daris. Teriakan beberapa siswa itu membuat Ersty bingung dan memutuskan “iyaa aku mau.” Ucap Ersty sambil mengambil bunga yang di berikan Daris.

Daris langsung memeluk Ersty kedalam dekapannya. “ciee…. Ehmmm”teriakan beberapa siswa yang ada disana. “yahh potek deh hati dedek. Bang Daris yang ganteng udah ada yang punya. “ ucap salah satu siswa yang ada di samping Rara.  Seketika langsung menengok siswa yang ada sebelahnya. “Ganteng iya tapi suka php in orang.”batin Rara.

“ayo balik ke kelas, Des. Udah selesai sinetronnya.”ucap Rara segera menarik tangan Desty keluar dari kerumunan, sebelum ia benar melangkah keluar ia mengucap dengan nada yang agak keras kea rah Ersty dan Daris “LANGGENG YA KAK. HATI-HATI COWOK LO TUKANG MAININ CEWEK.” Rara segera meninggalkan gedung olahraga dan bersamaan dengan bunyi bel masuk.

"dia siapa?", tanya Risty yang senantiasa menggenggam tangan Daris."bukan siapa-siapa. Fans aku mungkin." ucap Daris sambil cengengesan. Dan dibalas dengan cubitan Risty di lengannya. “anak itu maunya apa sih. Bisa-bisanya bicara kayak gitu.Gue harus temuin dia.” Batin Daris.

“Kring…Kringg” tanda sudah berakhirnya jam sekolah.

Daris sudah menunggu di depan kelas cewek yang dulu sempat mengisi hatinya. Saat Rara keluar kelasnya ia terkejut tiba- tiba Daris ada di depannya “ astaga” ucapnya terkejut karena Daris tiba-tiba muncul.

Daris tanpa mengucapkan apapun langsung menarik tangan Rara ke taman belakang. “kak lepasin sakit tau nggak. Main pegang-pegang nanti pacar loh cemburu.”Rara mencoba melepaskan genggaman Daris di tanganya yang dicengkram erat yang menimbulkan bekas merah pada tangannya.

Akhirnya Daris melepaskan genggamannya karena melihat Rara kesakitan “maksud lo apa bicara kayak tadi ?” bentak Daris. “ehh yang mana ya kak?emang gue ngomong apa ya?” ucap Rara santai sambil membuang muka. “nggak usah pura-pura nggak tau.Dasar labil.” Dengus Daris
“apa lo bilang gue labil?”ucap Rara langsung menghadap kearah Daris,“ohh yang tadi ya.gue kan doain kalian supaya langgeng.dan emang bener lo kan tukang mainin cewek! Dasar playboy.”

“apaan sih lo. Gue nggak suka mainin cewek!!” Rara tersenyum miring “nggak mainin cewek apanya, sukanya selingkuh gitu.” ucapnya lalu melangkah pergi.
“Ra lo kenapa sih. Lo nggak suka gue jadian sama Ersty?lo cemburu”balas Daris lalu menarik tangan Rara sehingga kini meraka berhadapan, Wajah Rara memanas.

"gue cemburu sama lo haha.playboy kayak lo. Gue dulu nyesel banget kenal sama lo tau nggak!?.” Rara melepas cengkraman Daris dan pergi. Daris diam membisu oleh kata-kata Rara. “seandainya lo dulu mau dengerin penjalasan gue Ra, yang sebenarnya di saat itu….”. Daris mengacak – acak rambutnya ia bingung dengan perasaannya.

Pesan yang belum sempat terucapkan oleh tutur kata

senja untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang