🌌 pantai

619 125 9
                                    

"Loh, Non Cahaya? Tumben kesini bibi gak tau. Bintangnya di kamar, tuh. Baru selesai belajar."

Perkataan Bi Eneng membuat seorang lelaki yang duduk di sofa ruang tamu mengalihkan pandanganya ke dapur, tempat Cahaya dan Bi Eneng mengobrol.

"Iya, Bi. Kata Bintang aku disuruh kesini. Nih, ada bola-bola cokelat yang dia pesen."

Lelaki itu berdiri, mulai berjalan ke arah dapur.

"Kamu yang namanya Cahaya?"

Cahaya menengok, Bi Eneng juga ikut nengok.

"Iya?" tanya Cahaya sedikit heran.

Lelaki berumur 25 tahun itu tersenyum, "Saya Adam."

Bi Eneng mendekatkan mulutnya ke kuping Cahaya, "Ini gurunya Bintang, Non."

"O-oh, iya Mister. Saya Cahaya," jawab Cahaya, gadis itu sedikit gugup.

"Sana gih duduk sama Mister Adam. Nanti Bibi buatin teh."

Mister Adam mengajak Cahaya duduk di sofa ruang tamu, mulai membuka pembicaraan.

"Bintang sering cerita tentang kamu loh, Cahaya." ujarnya.

"Ah, iyakah?" tanya Cahaya sedikit tak percaya.

Adam mengangguk, ia melanjutkanya. "Kalian sudah kenal berapa lama?"

Cahaya berfikir sejenak. "Mungkin, sekitar satu bulan yang lalu?"

"Cukup lama juga." gumam Adam. "Kamu tahu? Bintang menceritakan kamu setiap hari, disela-sela pembelajaran."

"Dia selalu semangat setiap menceritakan kamu. Katanya kamu suka menyenangkan dan baik sekali." cerita Adam.

Cahaya ikut tertawa, "Bohong itu, Mister, dia suka menyimpulkan sendiri."

"Tapi saya serius, Cahaya. Kamu membuat perubahan yang besar di hidup Bintang, saya berterimakasih."

Cahaya merasa senang. Padahal dia hanya memperlakukan Bintang seperti teman pada umumnya. Tapi apakah perbuatan sederhana Cahaya adalah sesuatu yang berarti bagi Bintang? Hingga orang-orang didekat Bintang, berterimakasih kepadanya?

Jawabanya, iya.

"BIBIII CAHAYA UDAH DATENG YA?!"

Adam berdiri. "Ah, sepertinya saya harus pulang, Cahaya. Have a good time sama Bintang, ya. Saya pamit dulu."

"Iya Mister!"


🌌🌌🌌



"Twadi kwamuw ngwobrwol wama miwew awham wa?"

"Telen dulu makanannya." Cahaya memukul pelan pipi Bintang.

"Tadi kamu ngobrol sama Mister Adam ya?" ulang Bintang.

"Iya."

"Dia bilang apa tentang aku?" selidiknya.

"Engga bilang apa-apa, udah itu makananya abisin dulu."

Bintang manyun, tapi setelah itu segera mengalihkan pembicaraan. "Cahaya jalan-jalan yuk, kemana gitu?"

"Maunya kemana?"

"Ya kemana gitu."

"Ya kemana?!"

bertengqar.

Cahaya menghela nafas. "Jum'at ini aku sama temen-temen mau ke pantai---"

"IKUT!!!"

starlight°「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang