8

304 26 1
                                    

"Jungkook! Jungkook!" teriak Lisa semangat dari bangku penonton. Saat ini ia sedang menonton pertandingan basket antara Universitas Korea vs Universitas Seoul. Kebetulan Jungkook adalah tim basket dari Universitas Korea.

Lisa tidak berhenti berteriak menyemangati Jungkook. Sejak pertemuannya tadi dengan pemuda itu Lisa jatuh cinta.

Ya, Lisa jatuh cinta pada Jungkook.

Jennie yang di sebelahnya menaikan alis, "siapa Jungkook? Kekasihmu?"

Pertanyaan Jennie justru membuat pipi Lisa merona. Ahh apa ia cocok menjadi pacar Jungkook? pikirnya narsis.

"Eyy. Apa yang kau pikirkan?"

"Tidak ada."

Kemudian ia kembali melihat Jungkook yang sedang mendribble bola. Dimatanya Jungkook benar-benar sexy. Apalagi dengan tubuh yang berkeringat membuat Jungkook terlihat sangat-sangat sexy. Nyatanya bukan hanya Lisa yang meneriaki nama Jungkook, gadis disebelah Lisa pun ikut meneriaki Jungkook. Lisa mendelik sinis. Siapa perempuan ini?

"Hey Kook. Kau kenal dengan gadis berponi di sana?"

Jungkook mengatur napasnya. Ia melihat gadis yang ditunjuk Jimin menggunakan dagunya. "Aa." Jungkook tersenyum tipis. Ia melambai pada Lisa.

"KYAAAAA JUNGKOOK MELAMBAI KE ARAH KU."

Sepertinya banyak gadis yang salah paham.

"Wahh pemuda yang bernama Jimin itu hot juga yah?" ujar Chaeyong menatap tak berkedib tubuh six pack Jimin.

Jisoo menoyol kepala Chaeyong. "Ingat, kau sudah punya Chanyeol."

"Ish! Aku kan hanya memuji Jimin bukan mau berselingkuh dengan Jimin." Chaeyong mengerucutkan bibirnya kesal.

Lisa terbahak melihat wajah Chaeyong.

Jisoo tidak membalasnya. Tatapannya terpaku pada sosok pemuda yang mencuri perhatiannya. Ia membaca nama punggung pemuda itu.

"Kim Seokjin."

***

"Unnie antarkan aku pulang, yah?" pinta Lisa dengan aegyo nya. Kedua tangannya ia satukan dan menatap Jisoo penuh harap.

Jisoo tersenyum. Ia mengusap puncuk kepala Lisa, "iya. Kenapa bertanya? Biasanya tanpa meminta izinku kau akan menerobos masuk ke mobil."

Lisa mengerucutkan bibirnya sebal. "Yaaa, itukan dulu."

"Oh! Dimana Chaeyong?" tanya Jisoo.

Bibir Lisa mencebik. "Dia bersama si Selendermen."

Jisoo menggangguk, mengerti siapa orang yang dipanggil Selendermen oleh Lisa. Jangan tanya di mana Jennie, dia pulang bersama Kai.

"Ya sudah kalau begitu ayo."

Keduanya berjalan menuju parkiran kendaraan universitas. Pertandingan basket sudah selesai dengan hasil imbang.

"Lisa?"

Lisa dan Jisoo berhenti berjalan saat seorang pemuda berdiri dihadapan mereka.

Jungkook. Kenapa pemuda itu ada di sini. Ia mengerjap polos. "Iya?"

Jungkook terkekeh. Gemas sekali dengan respon yang diberikan Lisa. Tangannya terulur ingin mengacak rambut Lisa sebelum Jisoo menarik tubuh Lisa kebelakang tubuhnya.

"Kau....siapa?" Jisoo menatap Jungkook tajam.

Jungkook tersenyum. "Jungkook. Jeon Jungkook." Ujarnya sambil menjulurkan tangannya.

Jisoo tidak membalas uluran tangan Jungkook. Ia masih menatap tajam pemuda itu. "Ada urusan apa dengan adikku?" tanya Jisoo, posesive.

"Aku..aku ingin bicara dengan Lisa, boleh?"

Lisa yang sedari tadi hanya diam menyimak percakapan Jungkook dan Jisoo melongo. Ia tidak salah dengar kan? Jungkook ingin berbicara dengannya.

"Jungkook mau bicara apa?" Lisa kini berhadapan dengan Jungkook.

"Aku ingin meminta nomor ponselmu, boleh?"

Blush

"Uhukk!"

"U-untuk apa?" tanya Lisa gugup. Pipinya sudah semerah tomat. Sedangkan Jisoo hanya menatap keduanya datar.

Jungkook mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Kebiasannya jika sedang gugup. "A-aku hanya ingin me-mengenal mu lebih j-jauh."

"Oh." Lisa segera memberikan nomor ponselnya pada Jungkook.

"Sudahkan? Ayo, kita pulang." Jisoo menarik lengan Lisa untuk mengikuti langkahnya.

"Iya iya."

***

"Tadi kenapa kau kasih nomor ponselmu ke pemuda itu. Memangnya kau kenal dia?" tanya Jisoo. Ia sedikit merutuki dirinya tadi yang tidak mencegah Lisa memberikan nomor ponselnya pada orang yang tidak dikenal. Ia hanya khawatir kalau pemuda itu adalah orang jahat yang ingin melukai Lisa.

"H'm. Aku kenal kok. Saat itu Jungkook menbarakku dan ice cream ku jatuh. Lalu dia mengganti ice cream ku."

"Bagaimana jika dia orang jahat?" jiwa kakak Jisoo keluar.

Lisa tertawa mendengar perkataan Jisoo. Ia tahu bahwa Jisoo sedang khawatir.

"Tidak. Aku yakin Jungkook orang baik."

Meskipun mereka tidak memeliki ikatan darah namun, Jisoo sudah menganggap Lisa sebagai adikya. Begitupun Lisa yang menganggap Jisoo sebagai kakaknya.

"Lagi pula aku mencintai Jungkook pada pandangan pertama."

"Hiikkk!"

  Tbc.

Jangan lupa voment-

ONCE AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang