creepypasta : the stranger

1K 86 1
                                    

THE STRANGER

Aku menatap mobil keluarga teman temanku yang mulai meninggalkan sekolah ini. Andai salah satu mobil itu adalah mobil orangtuaku. Ya, mereka sedang ada di luar kota, urusan bisnis tentunya. Dan untuk kesekian kalinya aku tidak pulang ke rumah. Jika siswa lain pulang 6 kali dalam setahun, aku hanya pulang 2 kali. Mereka menyekolahkanku di sekolah asrama. Mereka mengirimiku uang tiap minggu, tapi mereka jarang meneleponku. Mungkin mereka lupa kalau mereka punya seorang anak.

Sekarang sudah menjelang malam, suasana sekolah dan asrama semakin sunyi. Hanya terdengar suara musik dari pos security. Aku sedang berbaring di kasurku, samar samar aku mendengar seperti langkah kaki. Tapi kan di asrama ini hanya ada aku. Tiba tiba “hei” ucap seseorang, “ya tuhan!” makiku terkejut. Aku berbalik untuk melihat siapa yang mengejutkanku itu, dan itu allena teman sekelasku. “maaf aku mengejutkanmu” ucapnya tersenyum, “kau hampir membunuhku” ucapku. “Kau tidak pulang lagi?” tanyanya, aku menggelengkan kepala. “dan kau?” ucapku balik bertanya, “aku pulang, tapi besok” jawabnya. “ke kantin, yuk?” ajak allena, “aku tidak lapar” tolakku. “ayolah eisley. Kita perlu makan” bujuk allena, “baiklah” ucapku pasrah.

Saat sampai di kantin aku dan allena terkejut melihat bu marry penjaga kantin sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai. “ya tuhan, bu marry kenapa?” ucap allena terkejut. “mungkin dia terkena serangan jantung” ucapku menebak, “kalau begitu, panggil pak jensen” perintah allena, aku pun berlari menuruti allena. Jarak antara kantin dan pos security cukup jauh. Tiba tiba seseorang memanggilku, “eisley!”. Aku mencari dari mana asal suara itu, dan ternyata itu milik 3 orang remaja laki laki. Mereka adalah cameron, nash, dan matthew, teman sekelasku di kelas biologi. Mereka menghampiriku, “kau tidak pulang?” tanya cameron, “tidak, aku penunggu setia asrama” jawabku sekenanya, mereka hanya tertawa. “kau buru buru mau kemana?” tanya nash, “aku harus ke pos security. Bu marry pingsan” jawabku. “apa? Biar aku yang memberitahu pak jensen” ucap matthew lalu berlari ke pos security. 

Kami sudah memasukan bu marry ke dalam mobil untuk di bawa ke rumah sakit. “apa kalian tidak apa apa di tinggalkan di sekolah?” tanya pak jensen security sekolah, “ada aku” jawab pak martin. “martin, kau kan yang menyetir” ucap pak jensen. “tak apa, kalian antar saja bu marry ke rumah sakit. Kami kan berlima, dan semuanya akan baik baik saja” ucap cameron meyakinkan. “baiklah anak anak, setelah bapak mengantarkan bu marry, bapak akan segera kembali” janji pak martin. 

*****

Cameron, nash, dan matthew tidak langsung kembali ke asramanya. Kami memutuskan untuk berkumpul di asramaku sampai pak martin pulang. Saat kami sedang mengobrol tiba tiba terdengar suara dentuman keras di luar, “kalian dengar itu?” tanyaku terkejut, “ya”. Kami pun keluar kamar dan melihat dari balkon asrama tapi di luar tidak ada apa apa.
“menurut kalian suara apa itu?” tanya nash menatap kami. “seperti suara gerbang yang di bobol” sahutku asal. Tapi mereka semua menatapku, “kau pintar” ucap cameron, lalu dia melihat ke arah gerbang. “seseorang membobol gerbang depan” ucap cameron menatap kami bergantian, “apa? Maksudmu ada orang asing yang masuk ke sekolah ini?” tanya allena menatap cameron. “mungkin, tadi kalian lihat sendiri kan kalau pak jensen mengunci dan menggembok gerbang? Dan sekarang gerbangnya sudah terbuka” jelas cameron. “mungkin pak martin sudah kembali” tebak allena, “tidak mungkin, rumah sakitnya cukup jauh” sanggah matthew. 
Tiba tiba telepon asrama berdering, allena pun menerima panggilan telepon itu. “hallo” ucap allena, tak ada jawaban. “siapa?” tanyaku, allena hanya menggelengkan kepala. “hallo? Siapa ini?” tanya allena, tetap tidak ada jawaban. “matikan saja, mungkin orang iseng” ucap cameron, “aku matikan ya” ucap allena sambil hendak menutup panggilan. Tapi “haha, aku melihatmu” ucap seseorang dalam telepon itu, sontak kami semua terkejut. “siapa ini?” tanya allena bergetar, “aku melihatmu” ucapnya tak menggubris pertanyaan allena. “matikan!” perintah nash, allena pun menurut tapi saat ia melihat nomor yang menghubungi telepon asrama allena terkejut. “astaga” ucap allena, “ada apa?” tanyaku. “nomornya sama dengan nomor telepon di asramaku” jawab allena menatap kami bergantian. “asramamu? Asramamu kan di sana” ucapku sambil menunjuk pintu asrama ujung. Dan kami sangat terkejut saat melihat seseorang berdiri di ambang pintu asrama allena dengan telepon di tangannya. “aaahhhhh” teriak kami bersamaan.

CREEPYPASTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang