1. 회견

3.2K 316 19
                                    

Wanita bernama Jeon Tzuyu itu menghela nafas. Sedari tadi ia juga terus kesana kemari gugup.

"Jeon Tzuyu?" Panggil seorang perempuan sambil mengetrupsi untuk masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeon Tzuyu?" Panggil seorang perempuan sambil mengetrupsi untuk masuk.

Hari ini. Hari yang sangat mendebarkan untuk Tzuyu. Hari ini dia akan melakukan interview perdanannya. Dan sialnya, perusahaan Kim & co. Ini diseleksi langsung oleh presdirnya.

Tzuyu melapalkan doa sambil memegang kenop pintu, lalu masuk ke ruangan bernuansa hitam tersebut.

"Hyunjin, Appa harus bekerja. Jangan menangis terus ya!" ucap lembut seorang laki-laki.

Tzuyu mengeryit, dia tidak salah dengar bukan? Dia mendengar suara tangisan bayi.

"Ekhem!" Seorang lelaku dewasa nampak berdeham.

"Masuk. Kau bodoh? Aku sudah menunggu sedari tadi." lanjutnya.

Dengan gugup, Tzuyu pun masuk lebih dalam ke dalam ruangan tersebut seraya melapalkan doa.

"Duduk." perintah pria itu dingin.

"Hiks....hiksss,"

Tzuyu langsung duduk. Dia menulikan telinganya, meski mendengar suara tangisan bayi samar-samar.

Pria tadi kemudian menghela nafas, begitu lelahnya dia hari ini. Putranya juga sedari tadi terus merengek dan menangis.

"Lulusan?" Tanyanya to the point dengan suara dingin.

Tzuyu masih menunduk takut,
"S-Sekolah menengah atas," jawab Tzuyu, membuat pria bernama Kim Taehyung itu sedikit tersulut emosi.

"SMA? Kau ingin melamar dibagian mana Nona? Bahkan Office girl di sini ada yang S1!"

"Pengalaman?" Tanya Taehyung lagi, dengan nada sakarsme.

"Ini interview perdanaku, t-tuan," jawabnya ragu.

Cukup. Taehyung kesal sekarang. Dia menggebrak meja kerjanya, "Apa perusahaan ini mainan untukmu nona?"

"Pergi!" Lanjut Taehyung dengan lantang.

Tzuyu terkejut dan meringis. Matanya mulai meneteskan airmata. Dia belum meninggalkan kursinya. Dia juga menangis, memikirkan nasib adiknya Jeon Jungkook yang tengah terbaring lemah di rumah sakit.

'Cklek' suara pintu yang baru saja ditutup berbunyi. Seorang anak laki-laki juga muncul dari arah sana.

Dengan air mata yang masih menempel diwajahnya, dia berjalan gontai. Matanya kini tertuju pada sosok perempuan yang tengah menangis, sepertinya.

"Eomma!" Panggil bocah berumur 2 tahun itu, lalu memeluk kaki Tzuyu.

Tzuyu tersentak. Anak laki-laki itu terjatuh sambil memeluk kakinya. Melihatnya, Tzuyu pun menghentikan tangis. Lalu, mengangkat anak itu kepangkuannya.

"Hyunjin!" Panggil Taehyung ketika melihat kelakuan anaknya itu.

Sang empunya namapun mengabaikan panggilan Appa-nya. Kini dia melingkarkan tangannya pada tubuh Tzuyu.

"Tidak apa-apa tuan. Dia nanti kelelahan, kalau menangis terus," ujar Tzuyu. Kini dia juga mendongakan kepalanya.

"Bukan urusanmu!" Taehyung pun berjalan menghampiri Tzuyu, bermaksud ingin mengambil Hyunjin.

"Hyunjin, ayo! Dia bukan Eomma-mu. Dia sudah meninggal!"

Kasar. Tzuyu tersentak. Pantas saja bayi bernama Hyunjin ini terus menangis.

"No. Ini Eomma Hyunjin," ujar Hyunjin mengeratkan pelukannya. Membuat Tzuyu mengusap punggung serta kepala Hyunjin halus.

Taehyung diabaikan. Dia menjadi kesal sekarang, "Jauhkan tanganmu itu nona! Dia itu anak lelaki, dia tidak boleh bergantung!"

Tzuyu menghela nafas. Emosinya ikut tersulut sekarang, "Dia bayi Tuan. Dia memang masih harus begantung," Tzuyu berusaha tidak menaikan nada bicaranya.

Taehyung memutar bola matanya, "Hyunjin. Apa kau ingin meninggalkan Appa?" Ucapnya dengan nada merajuk. Membuat bayi bernama Hyunjin yang sayang ayah menggeleng.

"Aku mau Eomma dan Appa," Hyunjin pun menarik tangan Taehyung. Membuat Taehyung mengikuti arah tangan Hyunjin.

Kini mereka bertiga sangatlah dekat—ralat, malah terlihat intim. Karena, wajah Taehyung begitu dekat dengan Tzuyu.

"Tapi dia buka Eomma-nya Hyunjin. Bahkan kita tidak tahu bukan? Kalau dia Eommanya orang lain?" Taehyung membujuk Hyunjin.

Tzuyu meringis, dia masih 20 tahun. Tidak mungkin dia sudah memiliki anak.

"Lihat wajah Eomma. Dia nampak tidak terima, dibilang Eommanya orang lain,"

Taehyung menghela nafas. Bayi 2 tahun itu memang benar-benar cerdas. Dia juga tidak tahu, gen pintar bicara Hyunjin datang dari mana.

Tzuyu kini menegang. Dilihatnya Taehyung juga berwajah masam. Hatinya sedikit tidak enak.

"Ehm, Hyunjin?" Panggil Tzuyu.

Hyunjin tersenyum manis, menatap wajah Eomma-nya yang cantik.

"Kau dipangku Appa dulu ya,"

Hyunjin menggeleng, "No, Hyunjin mau bersama Eomma. Hyunjin bosan dengan Appa," jawab Hyunjin membuat Taehyung menghela nafas berulang kali.

"Ini salahmu Nona." Ucap Taehyung.

"Appa tidak boleh marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Appa tidak boleh marah. Eomma sekarang tidak akan meninggalkan Hyunjin. Hyunjin tidak akan kebosanan," ujar Hyunjin lagi. Membuat keduanya bingung, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

***
Halo, halo! Terima kasih buat siapa pun kamu yang baca cerita ini.
Jangan lupa Vote, Comment dan Share ya:)

gege (istri Jeon Jungkook, adeknya Min Yoongi, bucinnya Jimin)

DaddyㅣKim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang