6. 그것을 사용하다

2.2K 294 22
                                    

Edited by: me
ㅡ ㅇ ㅡ


"Hyunjin kembali ke kamar duluan ya!" pinta Tzuyu sambil memandang pintu kamar Taehyung yang sedikit terbuka.

Hyunjin pun mengangguk, sambil membawa botol susunya dia pun berjalan gontai menuju kamarnya.

Setelah kepergian Hyunjin, Tzuyu pun dengan gugu menghampiri kamar Taehyung.

"Tunggu sebentar! Bilang Park Jimin untuk menunggu!" Teriak Taehyung dalam kamarnya. Membuat Tzuyu yang sebelumnya ingin membantu Taehyung sedikit ragu. Dia tidak akan terkena semprot bukan?

Tzuyu mengatur nafasnya. Dia baru saja akan mengetuk pintu, namun kini Taehyung dengan wajah garangnya justru telah di hadapannya, "Bantu aku! Gajimu akan kunaikan!" Pinta Taehyung sambil menarik pergelangan tangan Tzuyu—masuk ke dalam kamarnya.

Tzuyu menunduk, "A—apa yang harus aku bantu. Tuan?" Tanya Tzuyu gugup.

Taehyung sambil melirik jam menjawab, "Carikan aku dasi, ikat pinggang, serta jam tangan!" Perintah Taehyung sambil mengangkat telepon yang kembali masuk.

"Hya Park Jimin! Beri waktu sebentar! Aku bahkan menunggumu hampir 2 jam sampai kau selesai bercinta!" Ucap Taehyung kesal sambil berjalan menuju meja kerjanya.

'Blush'

Wajah Tzuyu memerah mendengarnya. Tzuyu pun memukul pelan kepalanya—berusaha tidak mengingat kata bercinta yang Taehyung ucapkan dengan datar.

"Aw!" Rintihnya pelan lalu bergegas pergi menuju walk in closet milik Taehyung.

Mata Tzuyu berbinar, tak kala netranya kini melihat barang-barang mewah; tuxedo mahal yang digantung rapi, sebuah laci yang berisikan jam tangan Taehyung, sebuah lemari tembus pandang berisikan ikat pinggang bermerek terkenal.

"Daebak!" Ucapnya refleks melihat sekelilingnya sambil berbinar. Dirinya pun segera berjalan menuju barang-barang yang dibutuhkan Taehyung sambil sesekali terus berdecak kagum.

"T-tuan?" Panggil Tzuyu sambil memegang erat barang yang dibawanya.

Taehyung yang tengah melakukan panggilan telepon itu pun menghampiri Tzuyu, "Pakaikan!" Perintahnya.

"Ne?" Tzuyu tersentak.

"Kau tuli nona Jeon? Pakaikan!" Sarkas Taehyung.

Tzuyu menghela nafas, selalu saja dia dimarahi.

"Ah....Ne,"

Dengan gugup Tzuyu pun sedikit memundurkan tubuhnya yang sebelumnya cukup dekat dengan Taehyung. Lalu tanganya yang cukup panjang itupun memasangkan sebuah dasi.

Taehyung yang masih sibuk menelpon pun memutar bola matanya malas, melihat Tzuyu yang menjaga jarak dengannya. Apa perempuan di hadapannya bodoh? Bagaimana mungkin dia bisa memasangkan dasi dengan jarak yang jauh itu?

"Tunggu sebentar—" ucap Taehyung pada Park Jimin yang tengah menelponnya. Lalu tanpa aba-aba laki-laki bernama Kim Taehyung itupun melingkarkan tangannya pada pinggang Tzuyu, dan menarik tubuh itu menuju dadanya, "Kau bodoh nona? Bagaimana bisa memasangkan dasi dengan jarak sejauh itu?" 

Tzuyu kini berada di dalam dekapan Taehyung, dia pun mengigit bibir bawahnya gugup.

"Pasangkan!" Sarkas Taehyung, membuat Tzuyu semakin tak berkutik.

Jantung Tzuyu kini berdetak lebih kencang, tak ada pilihan lagi selain dirinya yang harus memasangkan dasi itu.

Tzuyu kemudian mendongakan wajahnya, lalu dengan perlahan mulai membentuk simpul pada dasi tersebut.

"Su-sudah tu-tuan," ucapnya kecil tak kala pandangannya jatuh pada wajah simetris seorang Kim Taehyung.

Taehyung tidak menjawab,—suara Tzuyu begitu kecil. Tzuyu yang mulai sesak karena dekapan itupun tak punya cara lain, Tzuyu selanjutnya menusuk pipi Taehyung dengan jari telunjuknya.

Taehyung yang merasakan pipinya ditusuk pun menunduk, padangannya jatuh kepada Tzuyu, kemudian  ditatapnya mata hazel itu, "Su-sudah tu-tuan," ucap Tzuyu lalu mengalihkan pandangannya dari Taehyung.

Taehyung melepas lingkaran tangannya, lalu menunjuk celananya, "Pakaikan ikat pinggang itu!" Perintahnya santai.

Tzuyu mematung, ini gila, bagaimana mungkin Tzuyu memasangkan ikat pinggang itu?

ㅡ ㅁ ㅡ
Terima kasih kepada siapapun kamu yang telah membaca dan klik vote cerita ini.
Jangan lupa meninggalkan jejak ;)
gege



DaddyㅣKim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang