"Taehyung! Buka pintunya anak nakal!" Panggil seorang wanita berumur 40 tahunan sambil terus menekan bel sebuah apartment.
Kim Hee Jin atau nyonya Kim itu kini menekan-nekan kembali apartment putra satu-satunya, kalau perlu dia akan merusak bel rumah ini.
Sementara itu, kini Tzuyu yang berada di dekat pintu itu kini tengah ragu dan gugup, dia harus membukanya atau akan mengabaikannya?
'Cklek'
Tzuyu memutuskan membukanya perlahan, "Eum....nyonya siapa?" Tanya Tzuyu bingung, begitu pandangannya melihat seorang wanita modis yang awet muda itu.
Nyonya Kim membelalak dan tersenyum, "Aku Eommanya Taehyung agassi," jawabnya.
Tzuyu melebarkan matanya— langsung membuka lebar pintu tersebut dan membungkukan tubuhnya 90°, "Maafkan atas kelancangan saya nyo—nya Ki—kim,"
Nyonya Kim tersenyum lembut sambil menegakan tubuh Tzuyu, "Tidak papa. Kau pacarnya Taehyung kan?" Tanyanya senang sambil berjalan masuk ke dalam apartment itu.
Tzuyu menggeleng, "Ani—"
"Aish! Sudahlah mengaku saja. Anak nakal itu memang tidak pernah mau memberi tahu Eommanya!" Potong nyonya Kim mengutarakan ketidaksukaannya terhadap putranya.
"Memang aku buk—"
"Dimana Hyunjin?" Tanya nyonya Kim memotong kembali ucapan Tzuyu.
Tzuyu mengigit bibir bawahnya gusar, "Hyunjin tertidur setelah sarapan tadi nyonya," jawab Tzuyu kini mengambil barang bawaan ditangan nyonya Kim dan menaruhnya di kitchen table.
Nyonya Kim sedikit kecewa namun tersenyum ramah kemudian, "Baiklah agassi. Karena Hyunjin tertidur, dan tak ada yang bisa aku lakukan lagi. Kita harus berkenalan!"
Nyonya Kim terkekeh—gadis dihadapannya benar-benar polos, "Kita harus berkenalan di tempat yang benar nona Jeon," nyonya Kim menggaetkan tangannya lalu menggiring Tzuyu ke ruang tamu.
Kedua wanita itu pun mendudukan tubuhnya di sofa, "Aku sangat menyukaimu! Aku sangat senang kau bisa menjadi kekasih Taehyung!" jelas nyonya Kim.
Tzuyu terpaku, dia tak tahu harus menjawab apa, "N-ne...?"
"Apa kalian tinggal bersama?"
Tzuyu mengangguk ragu, dia memang tinggal dengan Taehyung bukan?
Nyonya Kim tersenyum gemas, "Tidak usah malu-malu Tzuyu. Aku ini tipe ibu yang akan senang, bila putra datarnya ini menyukai seorang gadis. Apalagi hingga tinggal bersama,"
"Aku pasti akan menceritakan ini kepada teman-temanku. Lihat nanti betapa irinya wajah mereka, melihat Taehyungie punya pacar secantik kau!"
Tzuyu menunduk malu—pipinya juga ikut memerah.
"Eomma!" Panggil Hyunjin senang menghampiri Tzuyu dan memeluknya.
Tzuyu pun mengangkat tubuh Hyunjin dan mendudukannya dipangkuannya, "Sudah bangun? Tidurmu nyenyak bukan?" Tzuyu kemudian mengecup kelompak mata Hyunjin.
'Ckrek' 'Ckrek'
Nyonya Kim memotrek Tzuyu dan Hyunjin, "Kalian begitu imut! Aku harus memberitahu semua orang!" Ucap nyonya Kim excited.
Tzuyu membelalakan matanya, bagaimana kalau dia dimarahi Taehyung?
"Tzuyu-ya, kalian sangat serasi! Taehyung-kau-Hyunjin! Cepatlah minta Taehyung untuk menikahimu. Hyunjin bahkan sudah memanggilmu Eomma!" Nyonya Kim lagi-lagi berucap dengan nada yang sangat senang.
"Menikah? Apa itu halmonie?" Tanya Hyunjin tiba-tiba penasaran.
"Apa menikah akan membuat Eomma bersama appa?"
Nyonya Kim mengangguk, "Tentu cucuku! Kau bahkan akan mendapat seorang adik sebentar lagi,"
"Mengingat hormon seorang Kim Taehyung itu, cepat bereaksi melihat gadis cantik seperti Eommamu ini!" Lanjut nyonya Kim.
Tzuyu terbeku mendengar ucapan horror itu. Dia terbungkam.
ㅡ ㄴㄱ ㅡ
Sudah 2 jam sejak kepergian Taehyung dan rapatnya yang diubah jadwalnya. Jimin kini merasa bosan, pekerjaannya bahkan sudah selesai sejak 1 jam yang lalu.
Jimin pun berpindah menuju sofa yang cukup besar itu, lalu mengambil ipadnya. Sebuah ikon bel juga ditekannya.
'1.....2.....3' Jimin menghitung dalam hati. Setelahnya, suara ketukan antara heels dan lantai pun terdengar.
Mina masuk ke ruangan Jimin kembali, wajahnya kini datar.
"Mengapa anda memanggil saya kesini tuan Park. Apa ada yang anda inginkan," Mina berucap dengan sopan meski dengan nada mengejek.
Jimim berdecak mendengar ucapan Mina barusan, "Kesini! Palli Myoui!" Jimin memerintah dengan santainya.
Mina memandang atasannya yang tengah merebahkan tubuhnya diatas sofa itu, dia pun berjalan ragu lalu duduk di sofa yang bersebrangan dengan milik Park Jimin.
Jimin lagi-lagi berdecak, "Kenapa disana? Di sini Myoui! Kau tidak tuli bukan?"
Mina kesal sekarang, lalu duduk di lantai tepat disamping sofa yang tengah jimin pakai, "Mau apa lagi kau?" Tanya Mina kesal.
"Hanya ingin meihat wajah kesal itu," Jimin terkekeh.
Mina menggerutu, moodnya kembali menjadi buruk, "Park Sialan!" Ucap Mina mencubit pinggang Jimin kencang.
Jimin yang dicubit pun tetawa geli—tubuhnya bahkan bereaksi dan bergerak.
"Hentikan! Hahaha ini geli!"
"Rasakan ini!" Kedua tangan Mina kini berhasil mencubit pinggang Jimin.
Suara tawa Jimin menggelegar, tubuhnya juga terus menggeliat.
'Bruk' tubuh Jimin pun terjatuh dari sofa—menimpa tubuh kecil Mina.
Jimin kemudian mengangkat tubuhnya sedikit dengan kedua tanganya.
Wajahnya kini berhadapan dengan wajah Mina yang tengah memejamkan mata takut, "Semua salahmu Myoui!" Ucap Jimin.
Mina membuka matanya, pipinya secara tiba-tiba memerah begitu matanya langsung menatap dekat dengan Jimin.
Mina meneguk saliva, "Eum—" ucapan Mina terhenti.
Jimin pun menyeringai, "Terpesona Myoui?" Ucap Jimin.
Mina terdiam tak dapat menjawabnya.
"Semua ini salahmu Myoui, kau bahkan berhasil membuat yang dibawah sana terbangun," Jimin menatap bibir Mina yang sedikit terbuka.
Mina terbelalak, baru saja ia akan mengatai seorang Park Jimin. Bibir tipisnya sudah dibungkam oleh bibir tebal Park Jimin.
"Mari selesaikan urusan 4 tahun lalu itu Myoui,"
ㅡ ㅇ ㅡ No comment. —gege
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
