Happy Reading, guys!♡~~~
Sepulang sekolah, ada rapat bersama ekskul theater membuatnya harus berada di sekolah lebih lama. Arsyi meminta Adiba untuk menjemput adiknya karena ia hari ini tidak bisa menjemputnya. Arsyi juga meminta pada Adiba untuk membawa Lysa pergi ke rumah cewek itu. Ia tidak mau bila Lysa di rumah sendirian, hal yang sudah-sudah terulang kembali.
Arsyi kemudian berjalan ke arah ruang theater dengan lesu. Entah kenapa, perkataan Gema dan juga perlakuan Abi membuatnya kepikiran.
"Lo kenapa, Syi? Kok kayak ga semangat gitu?" Tanya Chelsea membuat Arsyi menatapnya dan menggeleng.
"Gue gapapa, kak. Oh iya, kakak tumben ada di sini? Ga ada rapat OSIS lagi emangnya?"
Chelsea menggeleng, "Udah selesai tadi. Jadi gue bisa mantau ekskul theater, deh."
Mereka kemudian masuk ke dalam ruang theater. Chelsea menepukkan tangannya untuk membuat mereka diam. Dan, benar saja. Setelah itu mereka terdiam.
"Gue minta perhatiannya guys!" Ucap Chelsea. "Oke, jadi, berapa persen persiapan kalian?"
"Sekitar 80%, kak."
"Bagus! Gue minta, kalian buat coba menampilkan di depan gue."
Mereka semua mengangguk kemudian menampilkan drama yang berjudul 'Putri Salju'. Walaupun belum menggunakan kostum, tetapi Chelsea rasa ini sudah bagus. Mereka sudah mampu untuk mengatur emosinya dalam bermain.
"Bagus juga lo, Syi, ngajar mereka. Padahal baru juga tiga hari," Ucap Chelsea pada Arsyi di sampingnya. Arsyi hanya terkekeh pelan menanggapinya.
Setengah jam kemudian, mereka telah selesai dan rapat kali ini selesai. Mereka semua bisa pulang ke rumah masing-masing.
Namun saat membuka ponselnya, Arsyi menemukan nomer tak di kenalinya.
+62 855-xxxx-xxxx
Plg bareng gue. Gue tunggu di parkiran
Arsyi hanya membacanya. Tak berniat untuk membalasnya.
"Syi, gue duluan, ya," Pamit Chelsea membuat Arsyi mengangguk.
"Hati-hati, kak."
"Sipp."
Arsyi kemudian keluar dari ruang theater dan menguncinya. Ia kemudian memberikan kuncinya ke ruang guru.
Setelah itu, ia berjalan keluar gerbang. Hal itu membuat orang yan mengirimi pesan tadi berdecak.
"Dia ga bisa baca apa pesan gue?!" Gumamnya kesal kemudian menjalankan mobilnya ke arah Arsyi.
Ia membuka kaca mobilnya tepat di samping Arsyi. "Lo ga bisa baca apa gimana sih?! Di suruh ke parkiran bukannya ke parkiran malah ke gerbang."
Arsyi hanya diam menatapnya. Dia sudah tidak mood untuk berbicara dengan Abi. Iya, orang yang mengirimi pesan tadi Abi.
"Ngapain diem? Cepet masuk!" Tak banyak bicara, Arsyi segera masuk ke dalam mobil Abi.
Abi sudah tau kalau Arsyi akan rapat jadinya tadi dia mengantarkan Derra dulu ke rumahnya.
"Nanti ke rumahnya Adiba dulu. Gue mau jemput Lysa," Ucap Arsyi membuat Abi mengangguk.
Arsyi sedikit heran dengan tingkah Abi yang bisa di bilang 'penurut'. Namun, baguslah. Ini tak harus membuat Arsyi lelah untuk berdebat dengannya.
Kemudian, mereka telah sampai di rumah Adiba. Arsyi keluar dan setelah itu masuk lagi ke dalam mobil dengan Lysa.
"Hai, Ica," Sapa Abi pada Lysa membuat Lysa tersenyum ceria.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Lagi Rahasia
JugendliteraturCover by @lunaadaninggar Tentang Arsyi yang menyukai cowok bernama Abi. Cowok ketus, juga judes banget kayak emak-emak komplek. Namun, rasa suka Arsyi harus tersebar sehingga membuat Abi tahu. Namun siapa sangka, Abi justru meminta sesuatu pada Arsy...