Itu Arsyi ya yang di mulmed
Happy Reading, guys! ♡
~~~
Jam menunjukkan pukul 14.45. Tadi memang ada rapat yang mengharuskan Arsyi lama di sekolah.
Sekolah juga sudah sepi. Apalagi ini mendung. Membuat Arsyi harus cepat-cepat sampai di rumah.
Apalagi hari ini ayahnya akan dinas keluar kota beberapa hari membuat Arsyi dan adiknya harus berada di rumah bersama Mama dan kakaknya.
Dia kemudian cepat-cepat berjalan ke arah gerbang. Bagaimana ini? Jam sudah sore, lagipula mendung. Arsyi meminta tumpangan pada siapa? Adiba juga sudah pulang sedari tadi.
Arsyi kemudian berjalan ke arah parkiran. Disana, masih ada Abi dan ketiga temannya.
Arsyi bergelut dengan pikirannya apakah ia harus menghampiri mereka atau tidak setelah kejadian tadi?
Akhirnya dengan berani, dia berjalan menghampiri mereka.
Ares yang pertama kali melihat menunjuk ke arah Arsyi dengan dagunya membuat Abi dan Rasi menoleh.
"Hm, permisi," Ucap Arsyi sopan.
"Ngapain lo?" Tanya Abi ketus. Arsyi paham. Ini karena kejadian di mading tadi.
"Gue boleh bareng kalian, gak? Soalnya uang saku gue udah abis dan cuacanya mendung."
"Ga ada. Kita sibuk," Ketus Abi.
"Yaelah, Bi," Ucap Ares kemudian menoleh pada Arsyi. "Lo boleh bareng kita. Emang rumah lo dimana?"
"Di Komplek Perumahan Eddelweis."
"Oh itu mah searah sama rumahnya Rasi. Ayo, bareng aja. Nanti kita juga mau nganterin Rasi dulu," Ucap Ares. Memang, diantara semuanya, Ares lah yang paling ramah. Kalau Rasi, dia yang paling gila, kalo Abi beda lagi, dia yang paling galak atau judes, seperti tadi misalnya. Tapi kalau orang yang sudah mengenalnya, tidak akan berpikiran bahwa Abi seperti itu. Itu hanya persepsi orang terhadapnya saja.
"Makasih, ya," Ucap Arsyi kemudian mereka pun masuk ke dalam mobil.
Ada Arsyi dan Rasi di belakang. Sedangkan Ares yang menyetir dan Abi di sampingnya.
Selama di perjalanan, yang dilakukan Arsyi hanyalah melamun sambil menatap jalanan di luar sana.
Karena sibuk melamun, Arsyi hampir tak sadar bahwa dia telah sampai di komplek perumahannya.
"Rumah lo dimananya, Syi?" Tanya Ares.
"Di pager item, rumah kedua deket pertigaan itu." Ucap Arsyi. Kemudian Ares menjalankan mobilnya ke tempat yang dimaksud oleh Arsyi.
Arsyi bisa melihat dari sini, lewat sela-sela pagarnya kalau mobil ayahnya sudah tidak ada. Itu artinya, hanya ada adiknya sendiri di rumah.
Arsyi kemudian mengucapkan terima kasih pada mereka dan turun dari mobil.
Dengan sedikit berlari, Arsyi kemudian membuka gerbang itu dan masuk ke dalam rumah.
"ALYSA! KAMU TUH BISA NGEPEL GAK, SIH?!" Bentakan Mamanya kepada Alysa membuat Arsyi cepat-cepat masuk ke dalam.
Di sana, ada Mamanyanya yang sedang mengomeli Alysa. Dengan cepat, Arsyi menghampiri Alysa.
"Udah, Ma. Alysa masih kecil," Ucap Arsyi kemudian memeluk Alysa yang sudah menangis.
"Kamu kasih tau tuh adik kamu! Kalo kerja tuh yang bener," Ucap Hilmi pada Arsyi. Kemudian dia pergi meninggalkan Arsyi dan juga Alysa.
Arsyi kemudian menyamakan tingginya dengan Alysa. Alysa memang adiknya yang sekarang ini baru kelas 1 SD. Dia masih sangat kecil untuk melakukan pekerjaan rumah yang di suruh oleh Hilmi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Lagi Rahasia
Fiksi RemajaCover by @lunaadaninggar Tentang Arsyi yang menyukai cowok bernama Abi. Cowok ketus, juga judes banget kayak emak-emak komplek. Namun, rasa suka Arsyi harus tersebar sehingga membuat Abi tahu. Namun siapa sangka, Abi justru meminta sesuatu pada Arsy...