Arkatama Abimanyu

15 4 1
                                    

Arkatama Abimanyu. Suka di panggil Abi oleh teman-temannya. Abi adalah murid kelas XI IPS 4.

Cowok bertubuh tinggi itu sedang berada di kantin bersama kedua temannya, Ares dan Rasi. Keduanya tengah makan bersama di kantin.

"Jadi si Derra lagi deket sama Bima?" Tanya Rasi tiba-tiba membuat semua menoleh ke arahnya.

"Kenapa emang?" Tanya Abi.

"Ya lo tau sendiri lah Bima kayak gimana. Cewek banyak yang di baperin sama dia." Ucap Ares yang saat ini menanggapi.

"Ya kalau sampe si Bima cuman ngebaperin Derra, gue ga bakalan tinggal diem," Ucapnya.

"Lo masih suka sama Derra, Bi?" Tanya Ares membuat Abi mengangguk.

"Masih."

"Pantesan. Lagian, lo kenapa ga bilang aja sih kalo lo suka sama dia? Siapa tau kan dia bisa buka hati gitu buat lo," Ucap Rasi.

"Udah, cuman katanya dia lebih nyaman temenan aja."

"Ya itu mah lo udah di tolak," Ucap Rasi spontan.

"Lagian lo udah di tolak masih aja sok-sok an mau deketin," Celetuk Ares.

"Gue tuh mau yang terbaik buat dia. Kalo dia ga bisa sama gue, seenggaknya gue bisa mastiin kalo cowonya itu lebih baik dari gue," Ucap Abi. Mulai keluar sifat bucinnya. Karena memang, belum pernah ada perempuan yang berhasil membuat hati Abi bergetar setiap kali melihatnya.

"Ye gini nih kalo udah bucin," Ucap Rasi.

"Abi!" Panggil seseorang membuat Abi menoleh. Perempuan dengan tinggi semampai dan rambut yang terurai itu sempat membuat Abi tak berkedip.

"Kedip oi kedip," Ucap Ares membuyarkan lamunan Abi.

"Kenapa, Ra?"

Derra tampak tersenyum, "Gapapa, lagi seneng aja," Ucap gadis itu. Aderra Shintya namanya. Kelas XI IPA 1.

"Bima, ya?" Tanya Abi membuat Derra mengangguk. Seharusnya, Abi sudah tau kalau yang selalu membuat Derra tersenyum seperti ini hanyalah Bima.

"Gimana hubungan lo sama dia? Ada perkembangan?" Tanyanya.

Derra tampak tersenyum malu, "Ya gitu deh."

"Ra, tapi lo tau kan kalau Bima itu cowo yang kayak gitu?" Tanya Abi.

Derra mengerutkan keningnya tak mengerti, "Maksud lo gimana?"

"Ya, satu sekolah udah tau kali kalo Bima itu playboy akut. Lo ga takut kalo entar di sakitin sama dia?"

"Ya jangan ngomong gitu juga dong," Ucap Derra. "Semoga aja sih udah enggak. Soalnya dia bilang ke gue dia mau berubah."

"Yaelah, Ra. Namanya juga playboy akut kayak gitu mah cuman akal-akalan doang," Ucap Rasi membuat senyum Derra menghilang.

Abi yang melihat itu lantas menoleh pada Rasi dan menatapnya tajam.

"Yaudah ya, gue ke kelas dulu. Duluan, ya," Ucap Derra pamit kemudian dia pergi meninggalkan kantin.

"Elo sih, Si," Ucap Ares saat Derra sudah menjauh.

"Ampe Derra nangis gara-gara omongan lo, abis lo di gue," Ucap Abi membuat Rasi bergidik ngeri.

"Yaudah ah, ke kelas aja, kuy. Lagian di sini ngapain, bosen. Ga bisa tiduran gue," Ucap Ares.

Mereka kemudian mengiyakan dan pergi ke kelas. Yaitu kelas XI IPS 4.

Saat keluar kantin, tanpa aba-aba, ada yang menabrak Abi kencang sehingga membuat kedua orang itu terjatuh.

"Anjir," Desis Abi saat bokongnya menyentuh lantai.

Bukan Lagi RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang