5

15.9K 2.2K 86
                                    

Esok harinya, Zia siap-siap untuk pergi ke acara nikahan mantannya. Dia dandan dan berpenampilan sangat cantik. Jika ke pernikahan mantan, maka Zia suka dandanan yang cetar membahana. Alasannya, dia mau balas dendam pada sang mantan. Karena kalau dia dandan membahana, pasti pengantin wanitanya akan terkalahkan.

Seperti hari ini, dia akan mendatangi acara nikahan mantannya yang dulu pernah mengkhianatinya. Dan Zia berniat balas dendam. Dia memakai gaun duyung berwarna merah menyala yang menampilkan lekuk tubuhnya. Rambutnya yang panjang di gelung dan di beri riasan. Bahkan Zia memakai sebuah mahkota berukuran kecil. Kalung mutiara melingkar dengan indah di lehernya. Tak lupa juga cincin dan gelang berlian yang menambah kesan glamour dalam dirinya.

"Lo mau nikah apa menghadiri acara nikahan? Dandanan lo berlebihan," komentar Laila. Kebetulan, hari itu dia datang ke rumah orangtuanya untuk berkunjung. Dan melihat kembarannya dandan berlebihan membuat Laila risih sendiri melihatnya.

"Serah gue dong. Lo gak berhak ikut campur," balas Zia dengan sombong. Laila mendecih pelan mendengarnya.

"Gue do'ain lo kesandung di pelaminan," ucap Laila sarkastik. Zia mendelik tajam mendengarnya. Namun, Laila tak peduli. Dia memilih untuk pergi dari kamar Zia dan menghampiri ibunya yang sedang memasak. Sedangkan anaknya, sedang bersama dengan Sean dan Rendra di ruang keluarga.

"Dia datang cuma buat kericuhan aja. Sekalian aja gak usah datang," gerutu Zia seraya memakai sebuah anting permata yang berkilauan.

"Siap. Hm, gue cantik juga rupanya," ucap Zia narsis seraya melihat pantulan tubuhnya di cermin. Setelah siap dengan penampilannya, Zia pun segera memakai high heels setinggi 12 sentimeter dan membawa tas selempang mahalnya. Dia berjalan dengan gaya seorang model keluar dari kamar.

Sean dan Rendra yang berada di ruang keluarga tercengang kaget melihat dandanan Zia. Dengan dandanan seperti itu, Zia terlihat sudah dewasa. Bukan seperti remaja 19 tahun. Ditambah bibirnya yang dipoles lipstik merah cabai.

"Ayah jangan protes. Aku mau pergi kondangan dan aku harus tampil cantik melebihi pengantin wanitanya," ucap Zia langsung sebelum Sean mengeluarkan kata-katanya.

"Tidak harus seperti itu juga Zia. Dandananmu tidak sesuai dengan usiamu," protes Sean. Zia hanya mengangkat bahunya tak peduli. Dia suka dengan cara berpenampilannya.

Tak lama kemudian, Daniel datang. Reaksinya saat melihat Zia tak beda jauh seperti Sean dan Rendra. Daniel bahkan terlihat ngeri saat melihat bibir Zia yang merah menyala.

"Kalau mau protes, lebih baik diam aja," ucap Zia ketus saat melihat tatapan ngeri Daniel yang terarah padanya.

"Dih, belum juga bicara," ucap Daniel.

"Di depan ada yang menunggumu. Seorang laki-laki. Siapa sih?" tanya Daniel. Zia tersenyum kecil mendengarnya. David sudah datang dan dia sudah tidak sabar untuk segera sampai di acara resepsi nikahan mantannya. Kira-kira, bagaimana reaksi mantannya nanti melihat penampilan Zia yang sangat cantik dan memukau?

"Siapa aja. Jangan kepo," jawab Zia acuh tak acuh. Dia pun berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju halaman. Dan benar saja David sudah menunggunya. David tertegun melihat penampilan Zia. Dengan penampilannya seperti itu, Zia tidak terlihat seperti seorang remaja. Zia malah terlihat seperti wanita dewasa.

"Woy! Biasa aja kali natapnya. Gue tahu kok kalau gue ini cantik," ucap Zia setelah berada di hadapan David. David berdehem pelan dan segera masuk ke dalam mobil. Dalam hati, dia memuji kecantikan Zia. Sayang, sikapnya tak secantik wajahnya. Dan sikapnya tak seanggun penampilannya.

"Jadi, di mana mantanmu melaksanakan resepsi pernikahannya?" tanya David berusaha mengalihkan pandangan matanya dari penampilan Zia yang sangat mewah dan memukau.

"Di ballroom Hotel Luxury Diamond," jawab Zia. David mengangguk. Dia jelas tahu dimana letak hotel mewah itu. Jelas dia salah satu pelanggan tetap hotel itu.

Tanpa menunggu waktu lebih lama, David segera melajukan mobilnya menuju tempat tujuan. Selama di perjalanan, mereka hanya diam dan tak bicara. David fokus pada jalanan sedangkan Zia sibuk membenarkan riasan wajahnya yang dirasa kurang.

Beberapa menit kemudian, mobil David sampai di parkiran hotel. Mereka segera masuk ke dalam hotel dan menuju lantai ballroom. Dengan gaya anggunnya, Zia menggandeng lengan David. David sendiri tak keberatan karena itu adalah salah satu cara agar sandiwara mereka terlihat natural.

Kedatangan Zia dan David menjadi sorotan para tamu. Jelas itu karena dandanan Zia yang sangat membahana. Apalagi saat mereka menaiki pelaminan. Hampir semua tatapan mata para tamu terarah pada Zia yang berjalan dengan anggun sekaligus angkuh mendekati pengantin. Sayang, pengantin wanitanya tidak ada di sana.

"Selamat atas pernikahannya, Pak Anton. Semoga langgeng," ucap Zia seraya menyalami Anton, mantan kekasih sekaligus mantan gurunya. Setelah bersalaman dengan Zia, Anton pun bersalaman dengan David. Matanya tak lepas dari penampilan Zia juga tangan David yang bertengger di pinggul Zia.

"Kukira, Bapak akan menikah dengan si murid baru itu. Eh, ternyata malah nikah sama guru baru," ucap Zia. Anton hanya diam dengan raut wajah tak suka. Dia jelas tahu kalau Zia sedang menyindirnya.

"Aku hanya berharap, istri Bapak tidak akan disakiti hatinya oleh Bapak," ucap Zia lagi seraya menyunggingkan senyuman manis namun mematikan.

"Oh ya, perkenalkan ini pacar aku. Namanya David. Pengusaha kaya loh," ucap Zia dengan sombong. Anton terlihat geram mendengar semua ucapan Zia yang menyudutkannya. Zia pun memilih untuk turun dari atas pelaminan setelah puas melihat wajah Anton tadi.

Setelah turun dari pelaminan, Zia dan David memilih untuk menyantap makanan yang disediakan. Zia memilih untuk makan strawberry coklat. Sedangkan David hanya mengambil jus jeruk saja.

"Kulihat, sepertinya mantanmu itu sudah dewasa," ucap David. Zia mengangguk pelan. Tangan David sedari tadi setia merangkul pinggul Zia. Zia sendiri tak keberatan. Jika mereka tak melakukan kontak fisik, yang ada malah menimbulkan kecurigaan.

"Memang. Dia adalah guru gue saat SMA," jawab Zia.

"Sepertinya, kau lebih suka pada pria yang lebih dewasa darimu," ucap David lagi. Jelas dia kaget mengetahui fakta kalau Zia pernah menjalin hubungan dengan gurunya sendiri.

"Ya. Melihat Rendra yang sangat perhatian pada Laila membuat gue iri. Gue pikir, berpacaran dengan pria dewasa bisa membuat gue bermanja-manja. Nyatanya, tak semua pria dewasa pikirannya sedewasa Rendra," balas Zia. David menatap Zia dengan lekat dari arah samping. Dia bisa menemukan luka di mata Zia yang berusaha di sembunyikan oleh Zia.

Tak mau pembahasan mengenai mantan Zia berkepanjangan, David pun mulai membahas kunjungan Zia ke rumah ibunya setelah urusan mereka di sana selesai.

"Kau harus bisa jaga sikap di depan ibuku nanti. Kau harus bisa merayunya agar dia mau membatalkan perjodohanku dengan wanita pilihannya," ucap David memperingati Zia.

"Lo tenang aja. Kan gue udah bilang kalau gue ini jago akting. Kemarin aja gue bisa paham waktu nyokap lo nelepon sedangkan lo sendiri gak beri info apa-apa di awal," balas David. David pun hanya diam. Mendengarkan ucapan Zia kemarin yang seperti nyata mereka pacaran membuat David yakin Zia bisa meyakinkan ibunya.

Saat Zia sibuk dengan makanannya, David memilih mengedarkan pandangannya. Tak sengaja, matanya melihat sosok Karin ada di sana. David pun dengan sengaja mengeratkan rangkulan tangannya di pinggul Zia. Dia juga semakin merapatkan tubuhnya pada tubuh Zia. Zia keheranan jelas. Tapi, dia paham gerak tubuh David. Zia pun dengan sengaja menyenderkan kepalanya pada bahu David. Dan tak lama kemudian, terdengar sapaan seorang wanita dari arah belakang mereka.

"David? Kaukah itu?"

_______________________________________

Hai hai...
Bagaimana???
Up yang ke-4 nih hehe...
Jangan lupa vote dan komennya ya...

Starts From A ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang