David & Zia (Versi Komedi)

16.3K 1.2K 49
                                    

Sebuah rumah megah nan mewah tingkat dua yang ada di salah satu komplek di Jakarta hanya dihuni oleh dua orang saja. Yaitu, oleh sepasang suami istri yang baru menikah beberapa bulan yang lalu.

MBA. Married By Accident. Itulah yang terjadi pada mereka.

Seriap hari dan hampir setiap waktu, selalu terdengar kericuhan dari rumah itu. Namun, karena jarak antar rumah sedikit renggang, para tetangga tidak akan terganggu dengan suara percekcokan suami istri baru itu.

Seperti pagi ini, si istri yang sedang ngidam duduk santai dengan kaki diangkat ke atas meja di ruang keluarga. Menonton tayangan televisi kegemarannya. Di pelukannya, ada setoples kacang yang sudah habis setengahnya karena terus di makan.

Saat si istri santai-santai, si suami malah sibuk berkutat dengan peralatan dapur untuk membuatkan makanan yang diminta sang istri. Jika tak ingat kalau istrinya sedang ngidam, si suami juga ogah bersentuhan dengan peralatan dapur.

"David! Mana nasi gorengku?!" teriakan Zia terdengar begitu membahana di rumah megah itu. Sang suami yang bernama David berdecak kesal mendengar teriakan melengking istrinya barusan. Gendang telinganya serasa mau pecah!

"Sebentar lagi!" jawab David balas berteriak. Jika tidak berteriak, maka tidak akan kedengaran oleh Zia, istrinya.

Sepiring nasi goreng sudah siap di hidangkan. Bermodal internet, David akhirnya bisa memasak. Walaupun masakannya sangat tak menggugah selera. Jelas, karena warnanya yang hitam. Karena terlalu banyak kecap dan gosong juga.

Walaupun penampilannya sangat tak menarik, David tetap menghidangkannya untuk sang istri. Menyeringai licik juga karena sudah membayangkan bagaimana konyolnya wajah Zia nanti saat mencoba nasi goreng buatannya.

"Ini." David menyimpan sepiring nasi goreng itu di hadapan Zia. Zia mengernyit heran melihat nasi goreng tak berbentuk itu. Dia mengambil satu sendok lalu memperhatikannya sesaat. Tak yakin kalau lidahnya mampu menerima rasa nasi goreng buatan David.

"Ehm, David. Sepertinya anakmu ingin kamu deh yang memakan nasi goreng itu," ucap Zia sambil mengelus perut ratanya dengan mata berkedip manja. David meneguk ludah mendengarnya. Ngeri sendiri jika harus memakan nasi goreng itu.

"Ayolah, David. Demi anakmu loh," ucap Zia dengan mata berkedip-kedip seperti kelilipan. David meneguk ludah dengan susah payah. Mengambil satu sendok dan memperhatikannya dulu sebelum menyuapkannya ke dalam mulut.

Setelah menyiapkan mental, David pun memasukkan satu sendok nasi goreng itu ke dalam mulutnya. Baru juga mengunyah beberapa kali, perutnya langsung mual. Ekspresi wajahnya terlihat lucu di mata Zia. Sampai akhirnya, David lari sekencang mungkin ke dapur dan memuntahkan isi mulutnya pada wastafel.

"HAHAHAHA..." Zia terbahak-bahak mendengar suara David yang sedang memuntahkan isi perutnya. Perutnya sampai sakit dan matanya berair. Tak bisa untuk menghentikan tawanya.

Setelah beberapa menit, tawa Zia berhenti. Dia terkekeh jail melihat wajah David yang baru selesai memuntahkan isi perutnya.

"Enak?" tanya Zia. David menatap istrinya itu dengan tajam. Sedangkan Zia, menyeringai licik.

"Aku ini pintar. Gak akan mempan kau racun. Dasar bodoh," ucap Zia. David mendelik tajam mendengarnya. Merasa geram pada Zia yang sudah mempermainkannya. Ingin rasanya dia meremas-remas tubuh Zia sampai hancur.

Meremas sampai hancur, atau malah keenakan nantinya?

"Cukup! Dasar istri tak tahu diri!" bentak David marah karena terus di ledek oleh Zia.

"Heh! Kau pikir aku mau hamil apa? Salahmu sendiri yang malah menghamiliku!" balas Zia membentak. Wajah David memerah mendengarnya. Sedetik kemudian, dia menghembuskan nafas kasar. Sadar jika dia yang memulai semua masalah ini.

Berawal dari dia yang membawa Zia ke pesta. Lalu Zia yang mabuk karena minum alkohol yang dicampur obat perangsang. Zia menggoda dan merayunya. Bagaimana dia bisa tahan?

Hingga akhirnya, dia membobol keperawanan Zia saat Zia tak sadar. Dan paginya dia mendapatkan serangan brutal dari wanita itu.

Bodohnya, dia tak memakai pengaman. Tak menyangka juga jika benihnya bisa secepat itu membuahi sel telur Zia hingga Zia hamil anaknya. Setelah itu, dia terpaksa tanggung jawab dengan cara menikahi Zia.

"David, jika kau berpikir akan melakukan sesuatu padaku, maka aku akan laporkan kau pada Ayah dan Kak Daniel sekarang juga," ancam Zia. David melirik istrinya itu dengan malas. Cukup sadar diri kalau dia tak akan bisa menang melawan ayah mertua dan kakak iparnya. Belum lagi, kembaran Zia yang selalu ikut-ikutan memojokkannya. Hm, benar-benar pasangan kembar menyebalkan.

Tak mau menanggapi omongan Zia, David berlalu hendak masuk kamar. Tapi, langkahnya terhenti kala Zia memanggil namanya.

"David! Kau mau ke mana?"

"Ke kamar."

"Belikan dulu aku nasi goreng! Aku belum makan! Dasar suami kejam!" Kepala David terasa berdenyut kuat mendengar tudingan Zia yang pada dasarnya memang benar.

"Pergi saja beli sendiri!" balas David tak mau kalah.

"Begitu? Oke! Aku hubungi Ayah dan Kak Daniel sekarang juga! Biar kau dijadikan daging cincang!" Dan pada dasarnya, David memang takut pada ancaman itu. Mengalah, dia pun pergi keluar rumah untuk membeli nasi goreng. Sedangkan Zia, tersenyum puas karena berhasil mengerjai suaminya.

***

"David! Ini semua gara-gara kau! Kau yang harus merasakannya! Bukan aku!"

Teriakan-teriakan Zia terdengar begitu nyaring di telinga David dan juga para suster yang sedang mempersiapkan segala keperluan untuk persalinan Zia.

"Kau harus tanggung jawab David! Kau harus tanggung jawab! Arrghh!" Zia berteriak kesakitan karena sebentar lagi akan melahirkan.

"Tak bisalah kau diam saja?" tanya David sebal. Telinganya terasa hampir tuli karena teriakan Zia yang melengking.

"Diam?! Kau pikir aku berteriak karena apa?! Karena kesakitan! Ini semua gara-gara kau yang telah menghamiliku!" David memutar bola mata bosan mendengarnya. Lagi, dia disalahkan karena telah menghamili Zia. Ckckck.

David hanya menyaksikan. Bagaimana perjuangan Zia melahirkan anak mereka. Anak bukan hasil dari cinta. Tapi anak hasil pemerkosaan. Benar kan?

Setelah perjuangan yang memakan waktu lumayan lama, akhirnya lahirlah seorang bayi laki-laki. Zia dengan tidak sabar ingin menggendong bayinya. Bahkan, dia melarang David menggendong anak mereka.

Suasana hening, Zia sedang mengamati wajah anaknya. Di sana, ada David. Juga ibu David dan keluarga Zia. Mereka harap-harap cemas karena tatapan Zia tak terbaca.

Tiba-tiba, Zia menangis. Membuat semua orang di sana panik.

"Zia kenapa?"

"Ada yang sakit?"

"Katakan pada kami."

"Hiks ... Padahal aku sudah susah payah melahirkannya. Aku sudah merasakan sakit yang amat sangat. Tapi, kenapa anakku malah mirip dengannya? Harusnya dia mirip denganku!" Zia menangis histeris mendapati fakta kalau ternyata bayinya mirip dengan David. Bukan mirip dirinya.

Semua yang ada di sana menghela nafas pelan. Tak menyangka jika itulah yang ternyata membuat Zia menangis. Ada-ada saja.

END

Haiiii.... Ini bukan lanjutannya ataupun extra part. Ini hanya versi komedinya.

Mungkin, akan seperti ini jika saja Zia tak berubah jadi melankolis dan David tak menghamili Mitha.

Jangan lupa vote dan komennya ya..

Starts From A ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang