Di dalam imajinasi, aku duduk di bawah pohon rindang nan teduh melihat mentari yang kian meranjak di peraduannya, di tepi telaga biru dan sejuk alam mangalunkan simfoni.
Aku meniup seruling impian dengan iringan rindu yang membuncah, mega menadah embun jatuh membening dalam pangkuannya, bersama hembusan angin nada melintas cakrawala menyebrangi bianglala, ku lihat engkau tersenyum.
Terseret langkah jemariku mengambil pena, ku tuliskan pada selembar kertas merah muda beraroma segar melati, tergoreskan tinta membentuk tiap-tiap kata dari huruf-huruf mempesona
"Aku melihatmu, maka izinkan aku menyapamu".Imajinasi membawaku pada gerbang indah ilusi, memapaku pada jembatan fatamorgana. Apakah dirimu hanya sebatas imaji? Yang selalu menemaniku mengarungi lautan fantasi? Aku berharap kau bukan bayangan indah di balik cahaya itu, nona.
Kdi, 10 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Seuntai Tarian Pena
Puisi"Tinggal jejak yang terukir dengan tinta dari setangkai pena yang terus melambai kepadamu berharap kamu mau mengungkapkan rasamu dengan jejak dari penamu."