The Wedding (Tamat)

5.8K 445 87
                                    

#Suvarnabhumi Airport

Saat ini rombongan Istana dari Korea sudah berada di bandara Internasional Thailand dan dijemput oleh keluarga besar Ten karena suatu kehormatan pernikahan putra mereka dihadiri oleh keluarga kerajaan.

"Ini kedua kalinya aku kemari ", bisik Yuta pada suaminya sambil melenggang.

"Ya, saat itu kita sedang membuat baby yang ada di perutmu saat ini hehehe....", jawaban Putra Mahkota membuat Yuta gemas ingin memukul suaminya. Kalau saja ia tidak ingat aturan kerajaan.

"Ah sayang, aku lelah sekali sebenarnya melakukan perjalanan jauh seperti ini ", Yuta memaksa berjalan di bandara digandeng Taeyong. Padahal pihak keluarga Ten tadi sudah menawarkan memakai kursi roda. Karena usia kandungan Yuta yang sudah memasuki bulan persalinan. Putra Mahkota sendiri selalu membawa serta tim dokter istana kemanapun mereka pergi ke luar negeri. Untuk berjaga jaga karena bagaimanapun bayi dalam kandungan Yuta adalah calon pemimpin Korea selanjutnya.

"Haa... aku kan sudah bilang, kau bisa saja kan mengucapkan selamat lewat telepon. Tidak perlu memaksakan diri datang kemari", Taeyong mengusap peluh di dahi istrinya.

"Tapi aku ingin menyaksikan sendiri pernikahan Johnny dan Ten, mereka sahabatku", Yuta mulai merajuk.

"Iya makanya kita di sini sekarang, karena kau pasti merajuk seharian kalau keinginanmu tidak dituruti ", jawab Pangeran Lee seakan mengerti bagaimana perilaku istrinya.

"Ada apa dengan kakak ipar ??", Jeno yang sejak tadi berjalan di samping mereka mendekat ingin tahu.

"AHh, tidak ada apa apa Jeno ya ... aku baik baik saja. Hanya saja kakakmu sedikit menyebalkan hari ini ", Taeyong hanya memutar bola matanya mendengar jawaban Yuta.

.

.

#Wedding Vow

"Putra Mahkota terima kasih sudah datang, Yuta-ssi terima kasih sudah mau hadir di pernikahanku dengan Johnny", ucap Ten. Saat ini ia sedang bersiap siap di sebuah ruangan khusus sebelum menuju pelaminan tempat mengucapkan janji bersama Johnny nantinya.

"Ini tidak seberapa dibanding apa yang telah kau dan Johnny lakukan untukku dan Taeyong. Lagipula kau dan Johnny adalah sahabatku, tentu aku harus menyaksikan pernikahan kalian", ucap Yuta bahagia melihat Ten yang akan melepas masa lajangnya.

"Oh ya ngomong ngomong dimana Johnny ?", Taeyong bertanya.

"Oh dia saat ini berada di ruangan sebelah sedang bersiap siap juga. Mungkin sedang menghafalkan janji pernikahan kami nanti hahahha", ucap Ten sambil terbahak karena calon suaminya itu memang susah sekali menghafalkan janji yang akan mereka baca nanti.  Padahal Johnny sudah menyiapkannya jauh jauh hari agar bisa lancar saat mengatakannya di altar nanti.

.

.

"Aku jadi teringat saat pernikahan kita dulu ", bisik Taeyong. Saat ini mereka tengah duduk di kursi tamu tempat dimana kedua pengantin akan melakukan janji sakral sehidup semati.

"Saat itu kita berdua sangat kaku, apa kau ingat ??", jawab Yuta 

"Tentu saja aku ingat semuanya .... tapi sangat lucu saat mengingatnya", sambil mengelus pundak istrinya. Yuta tersenyum manis mendengar jawaban Taeyong yang apa adanya.

Di depan sana Ten nampak manis dengan jas warna putihnya yang sangat bersih dan memancarkan kebahagiaan di wajahnya.

Sedangkan Johnny nampak luar biasa tampan dengan setelan tuxedo berwarna hitam. Di sampingnya ada Renjun yang bertugas membawa cincin untuk sepasang mempelai. Pandangan Renjun sendiri tak pernah lepas dari kursi tamu, atau lebih tepatnya tempat duduk Pangeran Jeno. Bagaimanapun dia kangen dengan pemuda tersebut, ia bahkan sempat marah saat tak menemukan Jeno keesokan harinya dan berniat untuk menyusulnya ke Korea. Namun setelah diberitahu oleh kakaknya dan juga Ten bahwa Jeno adalah seorang Pangeran dan bukan orang sembarangan, langsung saja Renjun seperti dipatahkan hatinya dalam sekejap.

Japan x Korea (TaeYu)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang