03°

5.3K 767 122
                                    

[ Mungkin ini akan berisi karakter NCT yang agak nyeleneh, maaf buat fans yang idolnya kubuat begini. ]






Part 3

[Mark x Renjun]


Rintikan air dari langit mengawali pagi, tiada sinar terang maupun cicitan burung yang menyapa. Sejuk dunia seakan bercampur dengan aroma petrichor kental. Membuat proses respirasi menggila, kerakusan akan oksigen terus belanjut.

Pagi itu ditemuinya Renjun yang sedang termenung didepan televisi, sorot matanya yang indah masih fokus sampai sosoknya memandang Mark.

"Selamat pagi." kali ini Mark menyapa duluan.

Renjun membalas dengan senyuman simpul, kembali menatap televisi datar yang menampilkan berita minggu. Hujan pada hari minggu seolah mempengaruhi mood semua orang.

Mark meninggalkan Renjun ke kamar mandi. Pantulan sosoknya tampak jelas dicermin, rambut acak-acakan dengan lipatan pada mata yang tak kunjung hilang. Disana ia membasuh mukanya sambil menorehkan pasta gigi pada sikat yang akan ia gunakan. Wajah Mark mulai ditumbuhi bulu halus, agak sedikit membuatnya Risih.

Ia menyikat giginya.

Selepas keluar dari kamar mandi, Mark masih melihat Renjun yang bergeming dari posisinya. Televisi masih mengeluarkan gambar, kali ini sebuah alunan musik dari iklan.

"Ren, kau mau sarapan apa?" Mark duduk disamping pemuda berdarah china itu.

Renjun menatapnya agak terkejut. "Apa hyung lapar?"

Mark mengangguk, "Aku akan membuatkanmu juga."

Makanan, adalah topik paling efektif bagi keduanya untuk membangun obrolan. Saat makan keduanya bisa mengobrol dan menuntaskan rasa penasaran satu sama lain. Mark menyadari ketertarikanya pada pemuda china ini. Menepis semua logika tentang hubungan heterogen yang dilakukan orang normal, namun tetap mempertimbangkan semua perasaan yang sedang menderanya.

Ia masih dalam batas wajar untuk menganggumi seseorang. Kadang pula berpikir bahwa ketertarikanya hanya sama sepertinya kepada aktor dalam drama atau penyanyi.

Namun Renjun, pagi itu sukses membuat Mark semakin bingung dengan perasaanya.

"Aku rindu ibuku..." ucap Renjun.

Pemuda bersurai hitam hanya terdiam, berusaha mengatur nafasnya karna entah mengapa melihat ekspresi datar Renjun. Hatinya ikut berdenyut nyeri.

"Nǐ ài wǒ ma?" Renjun membuat kontak mata dengan Mark kembali. Tatapannya begitu berkilauan, seakan mark adalah berliannyang barusaja ia dapatkan.

"pardon?"

"M-maaf, aku hanya melantur hehe." buru-buru Renjun menepis kata-katanya sambil memasang cengiran yang mirip dengan Lucas. Senyuman yang dipaksakan.

Mark menatap kedua manik gelap Renjun, mengamati apakah ada kebohongan darinya. Sayangnya ia bukan pria yang jago membaca pikiran lawan bicara.

"Kau masih menggunakan bahasa mandarin untuk berkomunikasi?" tanya Mark membuka topik lagi.

Renjun mengangguk, "Kun-gege, Winwin-gege dan Xuxi-gege sering bicara bahasa Mandarin."

One's Place || Markren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang