04°

4.9K 673 76
                                    

[Beberapa cast agak OOT
Maaf bila idolanya kubuat begini.]









Chapter 3

[Mark x Renjun]

.

.

.

.

Membolos di mata kuliah bukan ide bagus untuk Mark. Padahal niatnya hari ini setelah bekerja akan langsung pulang, nyatanya secara tiba-tiba dosen mata kuliah meminta siswanya datang pada kelas sore—yang harusnya tiada—memaksa Mark kembali meminta izin pada atasanya Lucas untuk izin pulang agak cepat.

Mark tentu merasa tidak enak pada Lucas Wong, ia sudah berbaik hati memberikanya pekerjaan tetap. Apadaya urusan pendidikannya disini adalah yang terpenting, selain karena biaya yang mahal, sekalipun ia mendapat dari pamannya, tetap Mark berambisi untuk segera lulus. Ia tidak ingin lebih lama lagi merepotkan orang lain—alasan lainya agar tidak di atu-atur.

"Mark lee!" suara itu membuat gendang telinganya mencuat. Siapa yang Mark tidak jago dalam bersosialisasi? Semua fakultas bahkan mengenalnya.

Disana ada dua orang pemuda yang terlihat senang, satu berambut hitam dengan mata bulan, dan satu bertubuh tinggi dengan senyuman menawan.

"Kukira kau tidak akan datang," itu adalah Na Jaemin.

"Dosen gila itu memaksa kita hadir pada jam yang tidak jelas. Sungguh aku barusaja akan main ke rental tadi." satunya lagi Lee Jeno.

Mark terkekeh, "Berhenti mengeluh, rental gak akan bikin otakmu jenius."

Jeno mendengus, "Aku memang selalu jenius Mark Lee, akuilah itu!"

"Selalu jenius ya~" goda Jaemin.

Mark berusaha memasang senyuman manisnya, sialnya ia tak mampu merasa biasa saja setelah melihat Jeno kembali merengkuh lengan pemuda disampingnya.

Ya, mereka pasangan gay.

Mark tidak keberatan bicara pada mereka, tidak seperti kebanyakan mahasiswa lainya yang bahkan berusaha menjaga mulut saja tidak bisa. Lagipula, Mark tau dengan berteman bersama Jeno dan Jaemin, ia akan paham dengan Orientasinya sebagai manusia.

Hanya ada dua pikiran dibenaknya, Renjun dan Renjun. Kenapa pemuda itu terus saja memberikanya penyakit jantung yang sama.

Benar kan dua?


"Ayo lekas masuk kelas, kalian seperti anak SMA yang dimabuk cinta saja." protes Mark ketika keduanya hampir kelepasan didepan publik.


Ia mengatakan itu karena banyak gadis dan lelaki yang menatap ketiganya dengan aneh. Mark merasa tidak nyaman saja dengan kondisi itu. Sebenarnya Mark awalnya tidak terlalu nyaman dengan kondisi itu, sampai Jaemin dengan sikap hangatnya mengajak Mark untuk makan siang bersama. Jeno selalu mentraktirnya dan berbagi tugas. Mereka harusnya normal, hanya saja orientasi mereka berbeda.

"Kau cemburu dengan Jeno ku?" tanya Jaemin dengan memicing.

"Aku masih normal." balas Mark dengan wajah jijiknya.

One's Place || Markren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang