19°

2.1K 313 12
                                    

Beberapa character di buku ini bersifat OOC!

Mark menatap Renjun, dari sudut ini ia mampu melihat sosok manis itu berbalut tuxedo hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark menatap Renjun, dari sudut ini ia mampu melihat sosok manis itu berbalut tuxedo hitam. Senyumanya terlihat tulus, namun menyiratkan rasa sakit, rambut blondenya disibakkan keatas sehingga dahinya terlihat, tempat dimana Mark biasa memberikan kecupan manis untuk pemuda itu.

Renjun, disaat sedang mengucapkan saran dan berpidato dengan lancar diatas sana makin terlihat menarik. Perasaan rindu itu kembali mencabik saluran pernafasan, menciptakan rasa panas pada kelopak mata yang tak seharusnya mengeluarkan air mata pada situasi ini.

Lain halnya dengan Jaehyun yang menatap kedua Huang diatas panggung dengan tatapan berkilat, pria itu terlihat telah mulai kehilangan kesabaranya... Beruntung dia masilah orang berpendidikan yang mampu menahan hasrat mengotori tanganya.

Mereka berdua disini, hanya untuk satu tujuan. Sebagai pemancing dan juga sebagai pengalih perhatian.

Doyoung lah aktornya, dia dari balik layar mengintai.

Pasukan berbaju serba gelap, berkacamata hitam dengan kepala botak itu sudah bersiap dengan senjatanya. Mereka adalah orang-orang kepercayaan Jaehyun yang sudah siap perang.

"Mark," bisik Jaehyun ditengah-tengah pidato Renjun.

Pria bermata singa melirik, memberikan raut penuh tanda tanya. Namun tak bertahan lama atensinya kembali berbalik pada pemuda manis kesayanganya.

"Aku akan memulai!" ucap Jaehyun mengeluarkan pistol kearah pria Huang diatas panggung.

Iris cokelat itu berpapasan, Mark menatap gusar kearah Renjun. Pemuda itu menyahuti dengan tatapan tertegun. Bukan karena todongan pistol, melainkan karena Pandanganya bertemu dengan Mark.

Teriakan histeris terdengar ketika aksi Jaehyun dimulai. Mereka bersama Doyoung masuk ke ruangan, menginvasi semua sudut gedung. Mereka menganggap nyawa mereka dalam ancaman, mereka berhamburan keluar dari bangunan namun terkepung oleh pasukan khusus yang disewa Jaehyun.

Ditengah histeria para tamu Renjun berjalan kearah Mark yang terdiam dikerumunan. Menabrak beberapa tamu yang panik. Jarak mereka hanya beberapa langkah.

"Mark-hyung..." panggil Renjun.

Tidak disangka, senyuman manis pria itu memberikan euforia sekaligus rasa lega.

"Hai, Renjun... Apakah kau menunggu lama?"

Mark merenggangkan tanganya, memberikan sinyal yang membuat pemuda dihadapanya berlari menerjang. Renjun mengeratkan pelukanya, mencium aroma khas Mark yang ia sukai. Rasa rindu itu membuatnya menangis, ia berterimakasih... Pada siapapun yang mengembalikan Mark padanya.

Mark merengkuh tubuh mungil itu, mengelus surai hazelnya, meluapkan rasa rindu yang menjadi-jadi kini.

Keributan itu mengusik kebahagian mereka, beberapa saat kemudian tersadar akan kondisinya.

One's Place || Markren✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang