🍁1🍁 -kabut

11.4K 663 97
                                    

Drap drap drap

Dentum langkah yang terambil tidak sedikit, menggema ditengah sunyi lorong deretan kelas yang dikata banyak orang adalah teladan.

"Kim Taehyung!" Teriakan seorang gadis bertubuh tinggi semampai itu cukup berhasil menampar indra pendengaran sang pemilik nama.

Lelaki dengan panggilan umumnya Taehyung itu bergerak gelisah, sebisa mungkin ia menipu dirinya untuk tidak mengindahkan panggilan gadis itu, dengan terburu ia menuju toilet dan mengunci diri.

'Bodoh bodoh bodoh!' Lelaki berwajah manis itu mengumpat dalam dirinya. Bilah bibirnya mengatup bergetar begitu takut. Kedua lengan putih itu memeluk tubuhnya tremor. Tanpa sadar setitik kristal bening menggelincir indah pada paras cantiknya.

"Hiks." Reflek Taehyung menutup mulutnya kala terdengar isakan kecil yang tanpa sengaja terdengar melalui indra pendengarannya.

Tap tap tap

"Dimana kau harimau kecilku?" Gadis dengan seragam basketnya itu berjalan perlahan pada deretan kamar mandi pria.

Mendengarnya, dengan tidak mudah Taehyung mengecilkan deruan nafasnya, meredam isakannya agar gadis itu tidak dapat memergokinya saat itu juga.

"Apa kau tidak cukup pintar untuk menemukan tempat yang lebih baik dibanding toilet?"

Deg

Taehyung merasakan hantaman cukup keras pada detak jantungnya, kedua kakinya terkulai lemas. Kini hanya panjatan doa pada Tuhannya sebagai permohonan terakhir bahwa ia berharap untuk baik-baik saja beberapa menit kedepan.

Brakk

Taehyung akui gadis itu memiliki kekuatan tidak main-main layaknya kaum pria. Dobrakan pintu itu terdengar berisik hingga mampu memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengar, termasuk lelaki malang yang kini tengah meringkuk di samping kloset dengan genangan air matanya yang kian menderas.

"E-Esther, k-kumohon hiks, jangan menggangguku hh.." Sontak saja Taehyung merasakan tubuhnya berjengit kaget kala gelak tawa sang gadis terdengar keras mengisi kesunyian suasana kamar mandi.

Bahkan para siswa yang hendak memasuki toilet tersebut lebih memilih untuk menunda hasrat buang airnya demi keselamatan mereka masing-masing dengan hanya lewat dan menatap miris si jalang kecil —kata mereka— yang akan mendapati hukuman rutinnya. Tentu saja gadis dengan para komplotan siswa kelas A lebih diakui dan ditakuti oleh kalangan siswa kelas di bawahnya. Tidak hanya cerdas dalam bidang akademik, melainkan kecerdasan mereka telah sampai pada batas dimana mereka dapat merugikan orang lain kapan pun itu.

"Aku? Mengganggumu? Apa kau tidak punya cukup uang untuk membeli otak hah?!! Kau pendatang baru di kelasku, dengan seenak jidatmu kau mengambil hati Kim songsaenim dengan prestasi busukmu itu!! Aku yakin itu hanyalah tipu dayamu untuk menjadi unggul di kelasku hah?! Siapa kau? Kau adalah parasit di kelasku!! Seharusnya aku yang dipercaya oleh Kim songsaenim untuk menjalankan project bukunya, tapi mengapa nama terkutukmu ini menghalangiku, cuih!" Gadis itu meludah tepat pada wajah manis si lelaki.

"A-akh hiks, sakit." Taehyung merintih kala dirasa salah satu kakinya diseret kuat oleh sang gadis hingga kepalanya membentur marmer kamar mandi.

Esther menatap remeh lelaki itu. Kemudian ia bersiul seolah dirinya tengah memanggil seseorang —yang mana memang benar—, kini muncullah sekelompok gadis dengan tubuh tidak jauh berbeda dengan Esther. Mereka adalah satu tim dalam kelompok basket di sekolahnya. Taehyung menundukkan pandangannya, tidak memiliki keberanian untuk menatap wajah para gadis yang kini tengah menatapnya murka begitu tajam.

Sidewalk Cracks (NamTae) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang