🍁10🍁-senja

3.7K 352 51
                                    

"A-aahk—hiks."

Taehyung memberikan gigitan pada bibir bawahnya, degup jantungnya seakan berpacu kian menyesakkan rongga dada. Suara hatinya menjerit akan keraguan. Haruskah ia memberikan kehormatannya pada Namjoon malam ini?

Sebagaimana tubuh kecilnya yang direngkuh perlahan, diangkat juga dibawa ke dalam kamar.

Keduanya saling menatap kala dirasa punggung Taehyung mulai dibaringkan. Namjoon dengan tatapan hausnya. Sementara Taehyung dengan netra berairnya yang terpancar ribuan makna. Pasrah dalam kungkungan sang pria sebagaimana bibir manis itu yang kembali dijamah lebih liar.

Namjoon mengarahkan kedua tangannya untuk mengamit lentiknya jemari. Menenggelamkan dua pasang genggaman itu diantara kepala Taehyung seiring ciumannya yang menuntut.

Ciuman itu tergerak turun, menggigit rahang juga sapuan lidah yang kembali menyesap ceruk leher. Namjoon tidak memberikan hisapan juga gigitan kuat mengingat Taehyung yang harus bersekolah besok. Perlahan dengan kasih sayang, tangan kanan Namjoon meraih seuntai perhiasan yang tersampir di sekeliling leher, sedikit mengangkat posisi liontin itu yang tergantikan dengan basahnya sapuan lidah juga gigitan ringan.

"Ngh.."

Seringai menang sang dominan muncul seiring rintihan kecil pemuda dibawahnya. Namjoon berdecak kesal menatap permukaan leher kekasih manisnya, masih terlihat bersih, hanya ada satu ruam kemerahan di ceruk bahu sebelah kiri, hasil karyanya beberapa menit lalu yang mati-matian tidak akan ia perbuat kembali.

Serangkai kalimat berputar dalam otaknya untuk sekali lagi, Taehyung harus bersekolah besok. Membuat geraman kesal sang dominan kentara terdengar.

"A-ada apa, hyung?"

"Tidak apa-apa, hanya saja, aku harus melawan nafsuku untuk mengklaimmu disini." Ujar Namjoon rendah dengan jemari tegasnya menunjuk beberapa objek di sekeliling leher.

"Kau harus bersekolah besok. Tidak mungkin aku menjamahmu disini, tapi akan lebih nikmat jika aku menjamahmu disini."

Namjoon bergerak turun, sebagaimana kedua telapak tangannya yang menyingkap kaos putih itu hingga mempertontonkan dua gundukan dada impiannya.

"J-jangan.." Taehyung tidak mengerti mengapa, namun kedua tangannya tergerak untuk mencegah bahu lebar itu mendekat. Sepasang kilau obsidiannya yang dibuat menangis, memantulkan cahaya malam sebagai penerangan satu-satunya. Merengek memohon untuk berhenti di tengah keraguannya.

Sepasang telinga sang dominan seakan tuli begitu pemandangan gurih kesukaannya terpampang. Tanpa sadar Namjoon menjilat lapar bibir bawahnya.

"Looks so tasty."

"T-tidak, jangan yang ini—"

"Ssh it's okay, it's okay. Relax, baby."

Bisikan itu Namjoon berikan dengan maksud menenangkan, ia sepenuhnya mengerti bahwa hal ini adalah baru bagi Taehyung. Dengan perlahan, Namjoon membuka bilah bibirnya, menempatkan mulutnya tepat pada puting susu itu dengan sebegitu pas.

Perlahan dengan pasti, lidahnya bergerak sensual. Sebagai awal dari perkenalan sentuhan panas yang akan ia berikan untuk beberapa menit hingga jam kedepan. Namjoon hampir dibuat gila akan sebuah fakta bahwa menyusu pada kekasih manisnya ini terasa begitu nikmat walau puting itu tidak mengeluarkan air susu untuknya.

Sidewalk Cracks (NamTae) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang