4

3.3K 242 16
                                    

💙💛

“Minho-ya!”

Secara bersamaan, kami menoleh pada sumber suara dan dengan perlahan aku melepas tautan tangan kami. Seorang perempuan memakai dress berwarna hitam –yang agak kurang bahan- berjalan menuju kearah kami. Dia cantik dan aku rasa dia adalah Yuri sunbae.

“Yuri noona,” ternyata benar dia adalah Yuri sunbae. Dia berdiri tepat didepan kami, ternyata dari dekat dia sangat cantik.

“Jangan panggil aku noona, kau membuatku terlihat sangat tua.” Ucapnya dengan nada yang manja dan sedikit menggelikan bagiku. “Kau sangat tampan.” Lanjutnya dan tersenyum pada Minho sunbae. Lalu manik matanya melirikku, “Kau... teman Minho?”

Mulutku sedikit terbuka hendak  menjawab pertanyaan Yuri sunbae namun suara Minho sunbae membuatku kembali menutup rapat mulutku. “Ya, dia Taemin.” Katanya sambil tersenyum padaku sekilas.

“Oh, kau pria yang selalu mengikuti minho kemana-mana, kan?”

Heol, dia pikir aku pria pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan? Lagipula bukan aku yang mengikuti Minho sunbae tapi Minho sunbae yang selalu mencariku. Sialan.

Ani, dia tidak mengikutiku tapi aku yang mengikuti dia.” Ucap Minho sunbae lalu tertawa, aku hanya tersenyum kaku mendengar ucapannya. See, terkadang dia agak bodoh.

Yuri sunbae terkekeh dan memukul pelan lengan Minho sunbae, “Kau lucu sekali Minho. Mana mungkin pria tampan sepertimu melakukan hal bodoh seperti itu.” Dia melirikku dengan tatapan tidak suka. Tentu saja, hampir semua gadis dikampus yang melihatku bersama Minho sunbae akan menatapku dengan raut wajah seperti itu.

“Ngomong-ngomong... pakaian kalian terlihat agak mirip, hanya berbeda warna.” Katanya memandang secara bergantian kearahku dan kearah minho sunbae. “Oh, aku tahu. Jangan-jangan kau yang meniru gaya Minho, kan?”

Kesimpulanku, Yuri sunbae membenciku.

Sejak awal bertemu, dari tatapannya saja sudah menunjukkan jika dia tidak menyukaiku. Mungkin dia berpikir jika aku akan merebut Minho sunbae atau mungkin karena dia menyukai Minho sunbae tapi Minho sunbae tidak menyukainya dan malah dekat denganku. Entahlah, aku tidak peduli.
Ani, aku yang menirunya.” Minho sunbae kembali menjawab pertanyaan Yuri sunbae yang ditujukan untukku. Dia tersenyum padaku –entah sudah berapa kali dimalam ini dia tersenyum padaku- bahkan dia menepuk pelan puncuk kepalaku. “Bercanda, kami tidak sengaja memakai baju yang sama.”

“Meskipun sama tapi tetap saja berbeda, kau terlihat sangat tampan sedangkan dia...”

“Terlihat manis, bukan?” seketika pipiku bersemu karena ucapan Minho sunbae. Aku menundukkan wajahku guna menyembunyikan rona merah dipipiku. Kulihat tanganku masih memegang muffin coklat yang tadi kumakan. Karena kedatangan nenek sihir didepanku, aku jadi menyia-nyiakan makanan enak ini.

Minho sunbae menepuk pelan pundakku, aku mendongak padanya, “Taemin, aku akan menemui teman-temanku sebentar disana.” Dia menunjuk kearah belakang kami yang dipenuhi dengan pemuda pemudi yang tengah asyik berbincang. Aku mengangguk lalu tersenyum sekilas.

Minho sunbae kemudian melangkah menuju teman-temannya. Aku pun tersadar jika Yuri sunbae masih ada didepanku. Aku meliriknya sekilas lalu kembali menikmati muffin ku.

“Kau, jangan pernah dekati Minho!” Ancamnya padaku namun aku tidak memperdulikannya dan tetap asyik memakan muffin ku. “YA!” Dia mendorong bahuku agar menghadap padanya.

Ck, sialan. “Mwo?” Mau tidak mau aku menghadapkan tubuhku padanya. Aku menatap tajam kearahnya yang memasang tampang angkuh.

“Jangan pernah dekati minho lagi! Menjauhlah!” Dia melipat kedua tangannya didepan dadanya.

“Aku tidak pernah mendekati Minho sunbae tapi dia yang mendekatiku.”

“Percaya diri sekali kau! Aku tidak percaya. Ingat! Jangan pernah mendekati minho lagi! Dia milikku.” Kalimat terakhir Yuri sunbae membuat hatiku berdesir aneh, sedikit menyakitkan tapi kenapa? Dia mengibaskan rambutnya bagaikan ekor kuda lalu melangkah melewatiku dan dengan sengaja menabrak pundakku. Aku sedikit meremas muffin yang berada digenggamanku. Sial! Suasana hatiku seketika menjadi buruk. Aku ingin pulang!

Kuedarkan pandanganku ke segala penjuru rumah ini namun aku tidak menemukan Kai. Double shit! Awas kau Kim Jongin! Aku meremas muffin lebih kuat lagi hingga tak berbentuk. Kugebrak meja dengan tangan yang sudah kotor oleh muffin, membuat beberapa orang disekitar meja tersebut menatap kearahku. Masa bodoh, aku tidak peduli.

Aku menghirup nafas dan mengeluarkannya perlahan. Tenang Taemin, kendalikan emosimu. Jangan sampai kau mempermalukan dirimu sendiri disini. Tenang, tenang.

Aku menatap kearah meja didepanku, siapa tahu ada makanan yang bisa membuat suasana hatiku menjadi baik. Pilihanku jatuh pada minuman berwarna merah seperti milik Minho sunbae yang tadi dia minum. Tidak ada salahnya aku mencoba minuman beralkohol. Jujur, meskipun umurku sudah lebih dari 20 tahun tetapi aku tidak pernah mencoba minuman seperti itu.

Kuarahkan tanganku untuk mengambil minuman itu. Aku mengamatinya dan mendekatkan kearah hidungku, baunya aneh bagiku. Tanpa pikir panjang, aku meminumnya dalam sekali teguk. Ugh! Ternyata seperti ini rasanya. Sedikit aneh tapi justru yang anehlah yang paling dicari oleh anak muda seusia kami bukan?

Sekali lagi kuambil gelas yang berisikan cairan merah dan meminumnya. Lagi, lagi dan entah sudah berapa gelas cairan yang masuk ketubuhku. Kepalaku terasa pusing dan semua seolah-olah berputar. Aku mencengkram kuat pada pinggiran meja guna membantuku agar tidak tumbang, namun nihil, aku sudah tidak kuat. Kakiku terasa seperti jeli yang tidak bisa menopang tubuhku.

Aku berjongkok dengan masih berpegangan pada pinggiran meja. “Kepalaku pusing~” aku butuh seseorang untuk membantuku.

“Taemin!”

Normal pov

Minho hanya tersenyum mendengar ocehan teman-temannya, sesekali ia menyesap wine yang tinggal sedikit di gelasnya. Ia menoleh kesamping guna melihat apa Taemin masih berada di tempat semula, ternyata Taemin masih disitu tapi ada yang aneh dengan pria manis itu.

Taemin meminum wine seperti milik Minho dengan wajah kesal. Minho memicingkan matanya, pandangannya tertuju pada tiga gelas kosong didepan Taemin. Oh tidak! Pria manis itu pasti mabuk. Minho berpamitan pada teman-temannya dan segera melangkah menuju Taemin berada. Ia melihat Taemin sudah berjongkok dan memegangi pinggiran meja.

“Taemin.” Minho berjongkok disamping Taemin, merampas gelas kosong bekas wine yang berada di genggaman Taemin dan menaruhnya di atas meja. Minho menangkup wajah Taemin dengan kedua tangannya hingga membuat wajah Taemin mengahadap kearahnya.

Sunbae..?”

.
.
.
.
.

To be continue...

TAEMIN'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang