7

1.8K 129 16
                                    

💙💛

Sudah seminggu lebih sejak kejadian malam itu dengan Minho sunbae, dia sudah tidak pernah menghubungiku lagi namun terkadang ketika di kampus dan tanpa sengaja mata kami bertemu dia akan berjalan kearahku namun secepat mungkin aku kabur. Kai bilang sepertinya ada sesuatu yang ingin Minho sunbae katakan padaku, aku penasaran apa itu tapi aku terlalu malu untuk bertemu dengannya.

Aku masih memikirkan perkataan Kai tentang Minho sunbae yang mencintaiku. Bagaimana mungkin seorang Minho sunbae bisa menyukaiku yang hanya lelaki biasa, semua masih terasa membingungkan bagiku. Tapi yang terpenting aku harus segera minta maaf padanya.

"Taemin." Aku tersentak kaget ketika seseorang menyentuh pundakku. "M-Minho sunbae?"
"Maaf mengagetkanmu. Bisa kita bicara sebentar?" Aku menunduk, mungkin ini saatnya aku meminta maaf padanya. Aku mengangguk dan mendongak, menatapnya. "Kau terlihat pucat, apa kau baik-baik saja?" Tanya Minho sunbae, dia mengangkat sebelah tangannya hendak menyentuh pipiku namun ku tepis pelan. Aku merasa kurang nyaman jika dia bersikap seperti itu namun di satu sisi aku berharap bisa merasakan sentuhannya yang selalu dia lakukan padaku.

"A-aku tidak apa-apa." Aku kembali menunduk karena merasa tidak enak pada Minho sunbae. Sebenarnya beberapa hari belakangan, orang-orang disekitar ku mengatakan jika aku terlihat pucat tapi jujur saja aku tidak merasakan sakit apa-apa, jadi aku pikir ini bukan hal yang serius.

"Aku minta maaf jika membuatmu tidak nyaman. Ini." Minho sunbae menyodorkan sebuah kacamata yang sepertinya tidak asing bagiku. tunggu, ini kacamata yang aku gunakan saat aku datang ke pesta Yuri sunbae tapi bagaimana bisa kacamataku berada ditangan Minho sunbae?

"Kau meninggalkannya diapartemenku." Jadi selama ini dia mencariku hanya untuk mengembalikan ini dan aku selalu menghindarinya. Aku merasa sangat jahat. Aku meraih kacamataku dari tangan Minho sunbae, "Terima kasih."

Untuk beberapa saat hanya keheningan yang mengelilingi kami sebelum suara berat Minho sunbae tertangkap oleh indra pendengaranku, "Hmm hanya itu saja. Aku pergi dulu." Dia hendak membalikkan tubuhnya namun tanpa sadar aku menarik pergelangan tangannya dan otomatis membuatnya berhenti.

Aku segera melepaskannya, "M-maaf, ada yang ingin aku katakan." Aku mendongak, berusaha menatap kedua manik matanya yang selalu membuatku merasa aneh. Ayo katakan Lee Taemin, kau bisa!

Minho sunbae kembali menghadap padaku dan tersenyum tipis seolah-olah memberiku ijin untuk mengatakan apa yang ingin aku katakan. "Aku minta maaf karena tidak percaya dengan kata-katamu beberapa hari yang lalu dan menuduhmu berbohong. Aku tidak bermaksud berkata kasar padamu, aku merasa kaget dan bingung." Aku menundukkan kepalaku. "Maaf jika aku menyakiti hatimu." Aku berkata lirih dan semoga Minho sunbae masih bisa mendengarnya.

Aku merasakan sesuatu yang hangat mengusap pucuk kepalaku pelan. "Tidak apa-apa. Kau tidak menyakitiku. Terima kasih karena sudah mengkhawatirkanku." Aku mendongak dan mendapatinya tersenyum padaku. "Apa kau sudah makan siang?" Aku menggeleng pelan.

"Bagaimana jika kita makan siang bersama?" Aku mengangguk antusias. Sial, kenapa aku merasa senang? Padahal kami sudah terbiasa makan siang bersama tapi sekarang aku merasa sangat senang, tidak seperti biasanya. Bahkan aku merasa senyumanku menjadi senyuman yang aneh.

"Baiklah, ayo kita ke kantin. Aku akan mentraktirmu." Dia hendak berbalik dan aku menahannya lagi.

"Tunggu, bisa kita makan diluar? Di cafe dekat kampus." Aku menatap Minho sunbae dengan wajah memohon dan dia mengangguk sambil tersenyum. Aku membalas senyumannya dan berjalan mengikutinya menuju tempat parkir.
"Kau ingin makan apa?" Minho sunbae bertanya padaku lalu menarik tanganku hingga aku berada disampingnya. "Jangan berjalan dibelakangku, aku bukan bosmu. Jadi kau mau makan apa?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAEMIN'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang